Walaupun Hikma belum mampu melakukan hal aktivitas seperti biasanya. Tetapi Bondan selalu bersamanya, emmeluknya dan membantu apapun. Menyiapkan segala keperluan Hikma mulai dari makan sampai dengan pakaian.
Segala hal yang berkaitan dengan Hikma sudah mampu dipenuhi oleh Bondan walau dirinya kadang sampai lupa bagaimana mengurus diri sendiri. Tetapi baginya, Hikma menjadi sebuah keutamaan untuknya kini. Kesehatan Hikma yang menjadi prioritasnya, segala bentuk senyuman juga berusaha diukir.
Bondan :" Ini makanan untukmu, dan aku sendiri yang memasaknya, aku yang menyiapkanya khusus utnukmu. Kamu bisa mencicipinya, walau aku memasaknya juga sambil ditemani bibi karena bagaimanapun kamu mengenalku bahwa aku tidak bisa masak" (Bondan terkekeh dengan sangat keras mendengarkan hal tersebut. Ternyata hal yang sangat remeh itu mampu membuat wajah manisnya bertambah 360 derajat)
Hikma hanya tersenyum dan mengambil piring yang tadi diberikan dari Bondan, Hikma tersenyum lebar, bahkan tadinya posisi dirinya tertidur, mendengar ucapan Bondan bahwa dirinya yang masak, langsung saja bangun karena penasaran dengan rasa apa yang berhasil Bondan ciptakan.
Hikma :" Dasar lelaki aneh, aku tidak pernah meminta untuk dimasakan, tetapi dengan ringanya dia membuatkan untuku. Walau rasanya sungguh tidak karuan, tetapi dengan tekadnya sudah mampu membuatku mampu mencicipi masakan ini dengan sangat pas dan disebut sebagai makanan penuh cinta"
Begitulah ucapan Hikma yang nyengir ketika makanan tersebut masuk pertama kali ke dalam mulutnya. Batinya bergejolak, dan mulutnya ingin sekali memuntahkan sesuatu, sungguh itu makanan ter aneh yang pernah Hikma makan. Rasa asin sekali sangat membuatnya lemas karena ternyata berhasil merusak segala energinya.
Bondan :" Bagaimana masakanku? Enak ya? Atau bagaimana rasanya, tolong ceritakan kepadaku"
Begitulah tanya Bondan mengenai makanan yang dirinya masak tadi, Hikma tidak menjawab apapun. Dirinya hanya menyuruh Bondan untuk mencicipi masakanya tersebut. Dengan demikian Bondan akan mengerti bagaimana rasanya.
Bondan :"( Hanya nyengir tanpa sebuah kata apapun karena rasa yang dihasilka ternyata sangat aneh)
Hikma yang melihat Bondan sedang nyengir dengan mata terpejamnya membuatnya tertawa lepas begitu saja.
" Hahahahahaha........"
Bondan menahan malu bukan main karena hal tersebut. Bondan tidak tahu bahwa makanan ini ternyata sangat asin dan tidak pantas utnuk dimakan. Karena semangat Bondan yang membuat Hikma merasakan sebuah kelezatan makanan ini, jika bukan karena tekad Bondan maka Hikma akan sangat mudah emmbuang makanan ini karena rasanya yang sangat tidak enak.
Bondan :" Aku akan mengambilnya, dan tolong bersabarlah karena aku akan menyuruh bibi utnuk memasakan masakan baru untukmu. Agar bibi yang menyiapkan makanan utnukmu dengan rasa yang jauh lebih nikmat pastinya. Maaf jika makananku hanya membuatmu kehilangan selera makan"
Hikma :" Apa yang kamu bicarakan, aku ini sangat suka dengan makanan yang memiliki rasa asin dengan penuh. Dan ini makanan sudah sangat cocok di lidahku, jika mulutmu merasakan sebuah rasa yang asin. Aku bisa mengartikanya dengan rasa yang sangat pas dan sempurna"
Bondan :" Ah kamu bohong, ini hanya akal-akalan kamu saja agar aku tidak kecewa dengan makanan yang aku masak. Katakan saja yang sejujurnya. Mana piringnya aku akan membuang dan menggantinya dengan masakan yang bibi buatkan."
Hikma tidak lagi memperdulikan perkataan Bondan, Hikma dengan sangat lahap menyantap masakan yang dibuatkan Bondan. Walau sejujurnya Hikma sangat tidak tahan dengan rasa yang membuatnya seperti ingin muntah. Tetapi demi melegakan hati Bondan yang dengan susah payah membuatkanya untuk Hikma. Maka Hikma juga dengan sangat senang hati rela menghabiskanya tanpa protes apapun.
Hikma tetap memakan masakan tersebut dengan nyengir dan juga banyak minum. Dibawah masakan itu pedas sangat terasa, membuat kepala Hikma dengan sangat perlahan mendidih tidak terkira karena pedas yang dihasilkan.
Hikma :" Ambilkan minum lagi untuku...."
Begitulah suruh Hikma kepada Bondan yang masih menunggunya makan dengan sangat nikmat, terlihat hikma sangat menikmatinya walau sebenarnya Bondan faham bahwa apa yang Hikma lakukan karena tidak ingin dirinya kecewa dengan rasa masakan yang dihasilkan olehnya.
Tidah terasa masakan tersebut habis dimakan oleh Hikma, hanya tersisa beberapa cabai yang tidak berani Hikma makan karena takut nantinya kesehatanya kembali terganggu. Bondan yang masih setia menunggu pun tersenyum melihat aksi Hikma yang sangat luar biasa.
Bondan tersenyum lebar melihat sepiring masakanya habis dimakan Hikma, dan berulang kali juga Bondan mendapatkan pujian dari Hikma karena masakanya pas dilidahnya. Sungguh itu sebaik baiknya memanusiakan manusia dengan cara melegakan hati yang sebenarnya sangat sulit diterima.
Bondan :" Jika malam ini kamu sehat dan badanmu tidak merasakan sakit appaun, aku akan mengajakmu dan juga semua adikmu untuk keluar jalan-jalan. Malam ini ada pasar malam dengan banyak sekali permainan, niatku akan membawa kalian semua kesana. Toh tempatnya juga tidak jauh dari rumah"
Hikma :" Aku akan sehat, dan kita harus pergi ke tempat tersebut. Sungguh pemandangan kasur dan bantal seperti ini sangat membosankan . Rasanya tidak tahan karena hal ini juga sudah berlangsung dalam waktu yang cukup lama"
Itu adalah tujuan Bondan dengan mengajak Hikma untuk keluar karena Bondan sangat tahu bagaimana perasaan Hikma saat ini, pasti diirnya sangat bosan dengan pemandangan kasur yang sangat biasa ini. Bondan faham dan juga diirnya juga pernah berada di hal yang sama. Itu yang membuat Bondan berkeinginan untuk mengajak Hikma keluar.
Dan sangat tidak baik jika Hikma saja yang diajak, sedangkan di rumah itu ada adiknya yang sebenarnya mereka juga sangat butuh dengan liburan. Itu yang menjadi sebab utama dirinya mengajak semuanya keluar. Walau hanya ditempat murah seperti pasar malam.
Malam akhirnya tiba, dan Hikma tetap sehat tanpa ada gejala yang dirasakanya. Bondan akhirnya memutuskan untuk membawa mereka semua keluar untuk mencari angin segar agar tidak terlalu bosan berada dirumah.
Bondan akhirnya mengambil mobilnya, mengecek segala keamananya dan juga kesiapan mobil tersebut. Bondan tidak ingin lalai dalam hal ini. Dan ternyata semuanya aman. Bondan juga sudah memenasi mesinya juga mencobanya muter komplek.
Ini adalah mobil ayahnya yang kini diberikan kepadanya, tetapi karena Bondan tidak terlalu suka dengan mobil hingga akhirnya mobil tersebut hanya di dalam bagasi saja tanpa keluar.
Mobil yang berdebu juga sudah di ubah menjadi sebuah barang yang sangat cantik di lihat. Mobil yang tadinya hanya terlihat debu dengan sangat tebal kini berubah warna menjadi biru metalic dengan sangat indah. Hikma yang melihat persiapan Bondan tersebut sangat semangat untuk mengikiti Bondan jalan-jalan. Tidak kalah dari itu adik-adik Hikma juga semangat dan mempersiapkan semuanya serta memastikanya agar tidak ada yang tertinggal sedikitpun.
Mars / 00 // 00
mgl - 01 - 02 - 22