Chereads / SUAMIKU AYAH IBU TIRIKU / Chapter 27 - BAB 27 PERJALANAN

Chapter 27 - BAB 27 PERJALANAN

Dengan mobil yang di sediakan oleh Bondan mereka berangkat. Hikma dengan bajunya yang berwarna biru, terlihat sangat pantas di kenakan oleh Hikma saat itu. Wajahnya terlihat bersinar dan bercahaya lebih terang dibanding dengan biasanya. Seperti ada aura tersendiri yang hikma pancarkan dari hal tersebut.

Sedangkan adiknya memilih baju yang bermacam rupa, ada yang memakai warna ungu, biru, orange dan warna lain yang memang itu baju milik mereka.

Dan Bondan, tampak seperti anak muda yang masih berusia belia, dengan celana pendek yang nyetrik dan kaos putih yang tertutup dengan jaket levis dengan harga sangat mahal. Dipoles dengan topi yang membuat wajahnya tertutup sebagian. Kakinya dialasi sepatu dengan merk "VANS" original dengan harga yang sangat tinggi.

Bondan :" ayo semuanya masuk ke dalam dan kita akan segera jalan agar nanti pulangnya tidak kemaleman karena kak hikma belum sembuh secara total. Dan ingat satu hal selama disana kita harus bersama, karena kita semua sedang di dalam intaian orang yang dengan kapan saja mereka bisa menyerang kita semua. Kak Bondan harap kalian memahaminya"

Semua adik Hikma hanya mengangguk menjawab Bondan yang menasehatinya, karena mereka faham itu demi kebaikan diri mereka sendiri akhirnya mereka menurutiya. Bahkan kakak yang paling besar akan menjaga mereka dengan menggandengeng satu demi yang lain. Mereka juga tidak akan berpencar dan membuka sebuah celah untuk orang jahat membawa atau melukai mereka.

Bondan :" Bagus sekali, kalian memang anak-anak yang hebat dan sangat pandai"

Begitu ucap Bondan dengan mengusap kepala adik Hikma tersebut satu persatu dengan penuh kasih sayang. Sungguh itu merupakan sebuah hal yang sangat luar biasa.

Mereka semua akhirnya disuruh masuk. Bondan sedang membukakan pintu depan untuk Hikma, karena Bondan ingin disampingnya ada Hikma dan semua adiknya dipersilahkan duduk dibelakang kesukaan mereka. Mereka semua bebas untuk memilih semua tempat duduk.

Semuanya sudah siap, bahkan bibi juga turut serta utnuk membantu menjaga anak-anak nantinya takutnya Bondan dan juga Hikma lalai menjaga mereka, itu yang menjadi penyebab mengapa mereka mengajak bibi.

Hikma :" Jangan lupa untuk berdoa ya, semoga kita berangkat dan pulang dengan selamat lebih-lebih kita semua bisa bahagia"

" AAMIIIN"

Begitulah seruan dari belakang mobil yang bersumber dari suara adik Hikma, mereka sangat semnagat dengan acara ini sehingga mereka menuruti semua prosedurnya dengan sangat cermat dan teliti.

Mobil akhirnya melaju dengan kecepatan sedang. Bondan sengaja untuk mengajak mereka keliling terlebih dahulu untuk menikmati bagaimana indahnya kota Jogja. Bondan mengajak mereka berputar di kawasan malioboro sebelum akhirnya nanti akan menuju ke pasar malam.

Adik-adik Hikma sangat antusias dan terlihat sangat bahagia dengan hal tersebut. Mereka salinng menunjuk apapun yang mereka lihat dengan catatan sebelumnya belum mereka lihat dengan mata mereka.

Ketika terjadi macet panjang mereka juga ikut memanasi suasana dengan menyanyi dengan asal saja, tetapi dnegan hal tersebut Bondan mengaku lebih rileks karena tertawa mendengar suara mereka yang sangat menggemaskan.

Sedangkan Hikma masih bersandar di jok mobil dan hanya terdiam melihat segala keindahan kota Yogyakarta tersebut. Tidak jarang dirinya juga melamun karena hal yang tidak diketahui orang lain.

Bondan :" Apa yang terjadi? Apakah kamu kurang enak badan? Kita pulang saja kalau kamu kurang enaj badan. Aku tidak mau hanya karena main ini akan membuat tubuhmu drop kembali"

Hikma hanya menggeleng tanpa menjawab apapun yang Bondan tanyakan. Bondan semakin khawatir dengan Hikma ketika sata itu air mata Hikma tetiba saja keluar dengan snagat deras.

Bondan :" Hey apa yang terjadi? Mengapa kamu menangis"

Semua dik dan juga bibi yang berada dibelakang juga ikut panik dengan kondisi Hikma saat itu. Hikma hanya melihat jendela depan dan mennagis begitu saja.

Hikma :" Aku teringat saat kecil ayah dan ibuku mengajak main disini. Dan aku diberi kesempatan apapun untuk mengambil semua barang yang aku suka dari sini untuk aku beli. Dahulu adik belum ada yang lahir, terakhir main ke sini ibu sedang hamil dan ayah mengajak kita jalan-jalan karena permintaan ibu yang sedang ngidam. Dengan perasaan bahagia ayah menurutinya. Aku berlari kesana kemari hingga membuat ayah gemas lalu menggendongku dibelakang. Saat itu main hingga pukul 2 malam hingga akhirnya aku tidur di pelukan ayah"

Bondan merasakan sakit yang tidak terkira bahkan adiknya juga hanya tertunduk sambil meneteskan air mata mendengar cerita dari Hikma tersebut. Sungguh cerita yang snagat memilukan.

Andai saja waktu tidak kejam seperti ini maka tidak pernah ada yang namanya kecurangan dalam memutuskan takdir. Tetapi kembali lagi bahwa semuanya sudah ada yang mengatur dan tugas kita hanya menjalaninya dengan penuh kasih dan ikhlas untuk melewati.

Bondan :" Semuanya sudah terjadi dan berlalu, dan kini yang akan terjadi berada di depan matamu. Jangan kamu tengok lagi masa-masa yang hanya akan membuatmu ketakutan melangkah. Lihatlah adikmu menangis dan tertunduk mendengarkanmu. Mereka sekarang bahagiamu dan ingatlah kamu tidak sendirian"

Hikma :" Apa aku salah jika masih menyimpan semuanya sebagai sebuah dokumen yang bernama kennagan indah? Andai waktu dapat berputar aku ingin sekali kembali ke masa tersebut yang tidak perlu memikirkan kebutuhan untuk hidup"

Bondan :" Jika dokumen yang kamu simpan sebuah faktor yang akan membuatmu semangat nantinya, silahkan simpan ingat dengan rapi. Tetapi ketika yang kamu kenang adalah sebuah hal yang bahkan jauh dari kata melegakan hatimu, aku mohon cukup simgkirkan dan tumpuk dengan tumpukan harapan yang sangat membahagiakan"

Hikma akhirnya mengangguk dan tersenyum mendengar ucapan Bondan tersebut. Bukan bermaksud apapun karena sebenarnya Bondan hanya ingin membuat mereka bahagia bukan mengingat semua kenangan mereka yang telah berjalan sedemikian rupa.

Bondan :" Bagaimana kita jadi ke pasar malam atau pulang saja? Aku tidak suka karena ternyata kalian sudah tidak bersemangat lagi. Padahal kita mau jalan-jalan tetapi kalau sedih seperti ini bagaimana kita menikmatinya."

Hikma :" Tetaplah, aku kan sudah lama seklai tidak ke pasar malam, begitupun dengan adik-adik . Selama ini mereka belum merasakan bagaimana pasar malam karena setiap ada aku selalu bekerja malam"

Bondan : " Kalau kita jadi kesana ya kalian semua harus semangat, aku tidak mau jika kalian semua tidak semangat"

Mereka pun akhirnya bersorak dengan sangat keras. Nyanyian demi nyanyian juga sudah mulai dikumandangkan dengan suara khas mereka. Hikma juga menambah musik dengan cara menepuk kedua tanganya utnuk mengiringi mereka semua.

Bondan akhirnya lega melihat pemandangan tersebut. Hampir saja semuanya gagal karena sebuah faktor yang memang diliar rencana kita semua. semua berawal dengan ketidakpasian yang disengaja. sangat manis