Chereads / SUAMIKU AYAH IBU TIRIKU / Chapter 23 - CHAPTER 23 Kembali Untuk Merajut Cerita yang Pernah Usai

Chapter 23 - CHAPTER 23 Kembali Untuk Merajut Cerita yang Pernah Usai

Setelah perjalanan bebebarap jam yang ditempuh dengan jalur udara. Akhirnya Bondan sampai di bandara Yogyakarta yang letaknya tidak jauh dengan rumahnya. Bibi yang lemah pun saat melakukan perjalanan mengalmai mabuk udara sampai harus menelan obat yang disediakan pihak bandara.

Tubuh bibi memang sangat lemah karena hantaman yang kemaren diberikan ayah dan ibu Bondan hingga membuat tubuh bibi tersebut menjadi memar.

Bondan memesan taxi untuk mencapai rumahnya, sekitar setengah jam mereka menunggu hingga akhirnya taxi tersebut datang dan membawa mereka ke sebuah alamat yang menunjukan rumah Bondan. Saat itu waktu sudah menunjukan pukul 3 sore WIB, itu menandakan ayah dan ibunya telah pulang dari tempat kerjanya.

Belum selesai Bondan membayangkan, handphonya suah bergetar dengan nada dering khusus telepon. Bondan dengan sangat cepat meraih hpnya dan "mama" adalah nama yang terlintas didalam handphone tersebut. Pasti ibunya akan marah kepadanya karena telah berani melarikan diri dari rumah.

Bondan membiarkan hp nya tersebut terus berbunyi. Bondan tidak ingin menjawab telepon ibunya karena ujungnya hanya sebuah keributan yang tidak menemukan jalan keluar. Bondan sudah etrlalu lelah dengan drama murah yang ibunya selalu buat untuknya itu.

Bibi :" Siapa yang menelevon? Ibu ya? Atau ayah? Kenapa tidak den Bondan angkat saja daripada nanti ada masalah yang berkepanjangan"

Bondan :" Ibu yang menelevon dan aku tidak ingin mengangkat televon ini, karena nantinya hanya akna berujung ke kerusuhan yang tidak menemukan jalan keluar. Apakah bibi ingin kita kembali ke kota tersebut?"

Bibi :" Ya bibi tidak menginginkan kembali den, tetapi bibi takut ibu mengira yang telah mendiidk den Bondan seperti ini adalah bibi. Bibi sangat merasa bersalah den"

Bondan :" Hus, apa yang bibi katakan. Hidup bibi ini saja sudah rela untuk diberikan kepadaku, segala didikan dan ilmu yang selalu bibi terapkan ke diri Bondan, tidak pernah ibu memberikan hal tersebut kepada Bondan"

Taxi tersebut akhirnya melaju. Suasana yang sangat dingin walau sedang berada di Kota, berbeda dengan negara yang menjadi pilihsn orsng tusnys tinggsl. Padahal disini, ditempat pertemuan ayah dan ibu sesungguhnya jauh lebih enak adem serta asri. Mungkin karena negara etrsebut menjanjikan sebuah kemewahan dunia yang tidak memeikirkan sebuah kemewahan hati yang padahal hal tersebut jauh lebih penting dari hal apapun.

Setelah berjalan beberapa saat akhirnya Bondan dan bibi sampai di rumah mereka. Taxi pun berhenti.

Taxi :" Sesuai aplikasi ya pak, pembayaran tadi sudah diberikan di aplikasi. Terima kasih telah mempercayai saya untuk mengantarkan bapak. Semoga selalu diberi kesehatan dan kita dapat berjumpa kembali"

Begitulah ucap sopir taxi yang memang sudah terlatih utnuk berbicara hal demikian agar konsumen selalu merasakan kenyamanan yang tidak terkira dari pengalaman mereka setelah emnaiki taxi yang terkenal dengan kesopanan yang selalu di jadikan bahan utama mereka maju.

Bondan dan bibi akhirnya masuk ke dalam dengan barang yang mereka bawa dari luar negeri. Setelah sampai ke dalam, Bondan izin untuk masuk ke kamar karena ingin mandi. Badanya terasa sangat lengket karena keringat tadi yang dihasilkan dari perjalanan.

Bondan akhirnya mengguyur tubuhnya dengan air dingin khas indonesia yang mampu membuat badanya terasa seperti mandi di sebuah hotel dengan seribu kemewahan.

" Bi, aku akan ke rumah Hikma dan melihat bagaimana kondisinya. Aku sangat khawatir kepadanya. Bibi jaga diri ya, hati-hati dan selalu waspada karena kita tidak pernah tahu ancaman apa yang berada di depan mata kita"

Begitulah izin Bondan kepada bibi yang sedang berada di dapur untuk memasak beberapa makanan kesukaan Bondan.

Bibi:" Siap laksanakan den, kabari bibi nanti ya. Kalau bisa makan dirumah ajak adik Hikma seklaian. Ibu sudah menyiapkan masakan untuk mereka dan untukmu"

Bondan pun tersenyum dan segera mengendarai motornya untuk menuju ke rumah Hikma yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya.

" Tok,, tok,, tok,,,"

Ketuk Bondan yang tertuju ke pintu rumah Hikma yang terlihat sangat kotor, mungkin tidak ada yang merawatnya karena Hikma sedang sakit. Sedangkan usia adiknya belum terlalu nalar utnuk menjalankan semua pekerjaan rumah ini.

Sekali lagi Bondan mengetuk pintu itu dengan penuh keyakinan. Berharap ada orang yang mendengar dan memberikanya informasi mengenai keadaan Hikma saat ini.

" Iya sebentar. Hasan habis mandi, sebnetar hasan ganti baju dulu"

Begitulah jawab dari seseorang dibalik pintu tersebut. Dan ternyata itu adalah Hasan. Yang menelevon dan memberikanya kabar bahwa kak Hikma sedang tidak di kondisi yang baik-baik saja. Setelah beberapa lama akhirnya Hasan keluar dan langsung terkejut karena Bondan yang datang.

Hasan :" Loh, kak Bondan kapan pulang? Kakak sudah sehat ya? Hasan sangat rindu dengan kak Bondan (Hasan langsung memeluk Bondan dengan pelukan yang sangat erat. Sebuah pertanda bahwa Hasan memang sangat merindukan bondan)

Bondan :" Kakak pulang tadi, dan setelah sampai kaka langsung kesini ( Sambil memberikan beberapa kantong plastik oleh-oleh Bondan yang memang dibawa untuk adik Hikma dirumah). Ini adalah jajan kakak, maaf kakak tidak bisa memberikan lebih dari ini. Semoga Hasan dan kakakmu lain menyukaimu. Kak Bondan sudah pulih sehingga bisa kembali kesini sekarang. Oh iya dimana kak Hikma?"

Hasan :" Kak Hikma masih berada di rumah sakit. Tetapi kayaknya hari ini sudah diperbolehkan untuk pulang. Selama kak Hikma sakit ada lelaki yang membantu kak Hikma dan memberi kecukupan kepada kami. Lelaki itu terlihat sangat tua tetapi juga terlihat sangat mencintai kak Hikma, Hasan tidak menyukainya karena sifatnya yang keras"

Bondan :" Bolehkan Hasan mengantarkan kak Bondan menemui kak Hikma di rumah sakit?"

Hasan :" Tentu, dnegan senang hati. Sebentar. Aku membawa masuk ini dahulu baru kita berangkat"

Bondan yang mendengar perkataan tersebut terasa sangat nyilu karena kekasih yang ditunggunya sedang dirawat oleh lelaki lain selain dirinya. Setelah menunggu Hasan akhirnya mereka berjalan mengendarai motor Bondan menuju ke rumah sakit.

Sekitar satu jam berjalan di kota Yogyakarta tersebut hingga akhirnya mereka sampai dirumah sakit tempat Hikma dirawat karena demam tingginya hingga beberapa hari tidak juga turun.

Hasan langsung menarik tangan bondan untuk memasuki rumah sakit tersebut. Hingga sampailah mereka didepan kamar tempat Hikma dirawat.

" Ngeeekkkkk,,, permisi...."

Pintu berhasil Bondan dorong dengna tatapan dari Hikma yang etrlihat sangat tajam . Bondan akhirnya menarik tubuhnya untuk masuk ke dalam kamar tersebut. Dengan teriakan dan semnagat yang snagat keras Hikma memanggil nama Bondan.

Bondan yang merasa sangat khawatir akhirnya berlari dan menuju ke tubuh Hikma untuk ditarik kepelukanya.

Kadang rumah bukanlah tempat pulang terbaik, tetapi pelukan selalu menjadi tempat pulang terbaik.

Mars-00-00