Meskipun ragaku tidak terlalu sehat tidak masalah terpenting aku pulang dan tidak harus menginap di hotel lagi, terlebih jika hanya berdua dengan Mas Hari Abimanyu. Big no! Aku tidak mau. Di mana harga diriku sebagai wanita, meskipun aku tahu Mas Hari Abimanyu tak akan menyentuh tubuhku.
Aku dan Mas Hari Abimanyu berjalan beriringan seraya gandengan tangan. Kami menyusuri lorong menuju tempat parkir motor yang letaknya agak jauh.
"Kamu beneran udah enakan? Kalau masih pusing kita kembali ke hotel ya, mumpung belum jauh, nih!" Mas Hari sekali lagi bertanya sambil menyentuh keningku yang masih hangat.
"Aku sudah sembuh Mas, kamu jangan cemas," ujarku.
"Bagaimana mungkin gak cemas sama pacar sendiri," gerutu Mas Hari Abimanyu membuatku tertawa kecil.
"Iya-iya, sekali lagi terima kasih banyak atas segalanya," ungkapku.
"Jangan berterima kasih, anggap saja suami wajib melindungi dan menyayangi istrinya," sahut Mas Hari Abimanyu.