"Aryna tunggu!" suara seseorang memanggil. Aku menoleh ternyata Mas Hari Abimanyu yang memanggil namaku pasti dia salah paham dan mengira hal negatif terhadapku, gawat.
"Mas Hari Abimanyu, ada apa?" tanyaku.
Debaran jantungku semakin kencang rasanya ingin bersembunyi dan menghilang dari muka bumi.
"Kamu olah raga kenapa tidak mengajak aku?" tanya dia.
"Aku kira, Mas Hari Abimanyu masih tidur," sahutku.
"Katanya pacar tapi kasian nggak diajak olah raga bersama," timpal Arsya memancing keributan membuat aku kesal.
"Memangnya kamu diajak?" tanya Mas Hari Abimanyu mereka saling adu pandang.
"Arsya juga nggak aku ajak kok, Mas kita kita lari, yuk!" Aku menggandeng tangan Hari Abimanyu untuk lari duluan.
Mas Hari Abimanyu terlihat meledek Arsya dengan menjulurkan lidah, mungkin itu artinya ejekan.
"Kenapa melet begitu, jelek tahu!" gerutuku.
"Jadi kamu belain Arsya, jangan-jangan kamu selingkuh di belakangku," hardik Mas Hari Abimanyu melepaskan tanganku.