Dia datang aku langsung menutup pintu kembali. Kenapa harus dia? Menyebalkan sekali. Anehnya dia sempat mencuri hatiku di masa lalu. Namun sekarang tertutup pintu hatiku untuknya. Maaf bukan sombong tapi aku sudah punya seorang kekasih.
"Siapa? Masa tamu tidak dibukakan pintu, jangan bersikap tidak sopan," ujar Ayahku menegurku.
"Assalamualaikum, Om. Saya boleh bertamu," ujarnya lembut.
"Tentu saja, boleh. Maaf sebelumnya Anda siapa?" tanya Ayahku. Aku mengintip dari balik pintu ruang tengah, sedangkan Ayah mengobrol di ruang tamu paling depan.
"Om, tidak ingat saya? Ini aku Arsya sahabat Aryna waktu sekolah dulu," kalas tamu yang tidak diundang tersebut.
"Ya, ampun Arsya. Kamu sudah dewasa dan terlihat gagah, bagaimana bisa tahu alamat kami?"
"Dari Mbak Syakila Om, kami sempat bertemu di warung kopi," jelasnya.
"Oh, begitu. Aryna ada sahabat kamu, nih! Buatkan kopi atau teh, gih!" pekik Ayahku.
"Tidak perlu Om, jika berkenan boleh aku minta air mineral saja," ujarnya.