Selesai aku memakai obat yang diberikan oleh Kak Afkar dia melirik dan memberikan tisu kepadaku, mungkin dia melihat keringat yang menetes di seluruh wajahku yang cantik ini terutama bagian kening sudah lepek dan basah.
"Ini ambillah!" kata Kak Aftar memerintah lagi, mungkin waktu kecil dia cita-citanya sebagai atasan makanya selalu memerintah orang lain seperti anak buahnya, tapi niat hati Kak Afkar Maulana sebetulnya baik.
"Untuk aku, makasih Kak Afkar," jawabku senyum berusaha ramah tentunya.
"Sama-sama." Itu jawabnya singkat.
Aku ingin mengusapkan tisu tersebut tapi ternyata ada tulisan tiga kata yang membuat hati aku terkejut, sehingga tidak jadi mengusap keningku yang berkeringat.
"Benarkah dia menulis tiga kata ini? Laki-laki super cuek, pendiam dan misterius seperti dia menulis kata aku suka kamu, sepertinya mustahil." Aku bertanya pada diri sendiri sebab masih sangat heran.
Dibawah tiga kata tersebut ada nomor WhatsApp Kak Afkar, mungkin ini yang dinamakan ujian dalam cinta. Aku sudah mempunyai pacar yaitu Mas Hari Abimanyu tapi kenapa harus datang cinta baru dari pria lain? Mungkin lebih baik segera aku tolak cinta Kak Afkar agar dia tidak merasa sakit hati terlalu dalam.
Karena ada pengawas, aku langsung saja masukan tisunya ke dalam saku baju dan fokus melanjutkan pekerjaanku dengan tenang. Semoga saja Nirwana tidak tahu jika Kak Afkar sedang suka denganku, bisa segara selesai kisah cinta yang baru mulai dibangun nanti.
Kerja cepat itu membuat kita lupa waktu bahkan tidak sempat melihat waktu jika pengawas galak selalu berteriak dan mengawasi, mungkin dia akan menjauh dari anak buahnya jika pergi ke toilet atau merokok, minum, dan mungkin kentut wkwk masa iya mau kentut sembarangan, pasti gengsi nanti image pengawas galak dan berwibawa hilang sudah.
Aku belum hafal nama-nama orang dari ujung ke ujung kadang juga tidak sempat mengobrol sebelum masuk kerja atau pulang kerja. Semua orang terlihat sibuk sendiri, seperti halnya aku yang sibuk ingin bertemu pujaan hati siapa lagi kalau bukan Mas Hari Abimanyu.
Intinya jika bel berbunyi waktunya istirahat hati aku merasa sangat bahagia sampai ingin terbang ke atas awan terus lompat-lompat saking girangnya.
Apa perasaan Mas Hari Abimanyu sama denganku ya? Entahlah aku tidak tahu, mungkin dia lebih parah dari aku.
"Kamu kenapa senyum sendiri? Kurang obat? Jangan ganjen sama Kak Afkar kamu ini jadi perempuan jangan gatel!" bisik Nirwana di telinga aku.
"Buset sembarangan kalau bicara, siapa yang gatel? Kalau gatal garuk!" sahutku dengan nada suara tinggi tapi volume suara dikecilkan agar Kak Afkar tidak begitu dengar dengan apa yang aku dan Nirwana katakan.
Bel istirahat bunyi, aku langsung sangat bergembira menyambut jam makan siang sebab akan bertemu dengan arjunaku Mas Hari Abimanyu pastinya.
Sebelum bertemu pacar aku menghampiri Mbak Syakila terlebih dahulu kemudian kita menuju kantin bersama.
Bahkan Ibu kantin sudah hafal dengan kita bertiga, ketika sedang duduk santai tiba-tiba Kak Afkar datang mengejutkan sekali tatapan matanya begitu dalam memandangku, sampai-sampai bulu kuduk aku merinding. Dia terlihat seperti ingin menerkam seluruh tubuh sebagai mangsanya.
"Ada apa Kak Afkar?" tanyaku pelan.
"Bel bunyi kamu kenapa langsung lari?" Aneh, dia justru balik bertanya tidak jelas seperti itu.
"Aku lapar jadi ingin cepat sampai di kantin," jawabku berusaha menutupi rasa cinta aku yang besar ke Mas Hari Abimanyu.
"Memangnya ada apa Afkar?" tanya Mas Hari Abimanyu.
Ternyata mereka kenal, tapi tidak heran sebab masih satu perusahaan.
"Itu bukan urusan kamu, Aryna Zakia Rahma sebaiknya cepat balas apa yang aku tulis di tisu tadi!" Setelah mengatakan kata-kata itu dia pergi dengan tenang.
"Memangnya Afkar menulis apa?" tanya Mbak Syakila penasaran.
"Iya, dia menulis apa sih?" timpal Mas Hari Abimanyu yang juga ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya.
"Kalian lebih baik makan dulu, lagi pula tidak penting dengan apa yang ditulis sama Kak Afkar," jelasku tidak ingin berkata jujur soalnya takut Mas Hari Abimanyu marah atau cemburu.
"Aku penasaran dia tidak sedang menggoda kamu kan?" tanya Mas Hari Abimanyu tetap bertanya dan ingin tahu apa yang ditulis oleh Kak Afkar Maulana meski meskipun aku sejujurnya tidak ingin bercerita kepada dirinya saat ini.
"Sudah Abi, lebih baik makan siang dulu nanti Aryna juga akan bercerita jika sudah waktunya," timpal Mbak Syakila membelaku.
Ya Allah cobaan apa lagi ini? Pad Cakra mendekati aku sekarang Kak Afkar Maulana menyatakan suka padaku? Aku harus menolak dirinya nanti malam lewat chat saja itu lebih baik.
Aku aduk-aduk kuah soto rasanya tidak berselera untuk makan hatiku dilanda kegalauan ya Allah. Semoga Allah mudahkan segala urusanku dalam pekerjaan dan juga percintaan Aamiin.
"Kamu kenapa seperti tidak nafsu makan begitu? Sini Mas Abi suapin," kata Mas Hari Abimanyu menawarkan dirinya.
"Tidak perlu Mas, terima kasih banyak atas perhatiannya aku masih bisa makan sendiri kok," sahutku masih mampu tersenyum simpul.
Kata orang jika disukai banyak laki-laki seharusnya berbangga diri soalnya merasa cantik. Namun mengapa aku justru merasa sakit kepala? Aku tidak berharap disukai banyak pria, cukup satu Mas Hari Abimanyu saja sudah alhamdulilah.
"Makannya harus habis jangan sampai mubazir," ucap Mas Hari Abimanyu memberiku nasihat untuk mengingatkan diriku.
"Iya, Mas Hari Abimanyu yang ganteng dan cerewet," sahutku nyengir kuda.
"Cie memang ya, kalau punya pacar serasa dunia hanya milik berdua yang lain hanya ngontrak," ledek Mbak Syakila seraya tertawa renyah menggoda aku dan Mas Hari Abimanyu. Mungkin wajahku seperti tomat yang merah sekarang ini.
"Ah, Mbak Syakila bisa saja," timpalku lirih.
"Iya dong, namanya juga pacar baru tapi insya Allah dia akan menjadi calon istri dan ibu bagi anak-anak aku di masa depan," ungkap Mas Abimanyu tersenyum lebar dia begitu yakin jika aku adalah jodoh.
"Yakin kamu Mas? Jodoh di tangan Allah loh, jangan terlalu berlebihan mencintai aku sebab tidak baik, bagaimana jika nyawaku diambil duluan?" tanyaku.
Aku tidak menduga kedua mata laki-laki di hadapanku berkaca-kaca ia menutup bibirku seraya berkata, "Jangan pernah bicara begitu lagi, sayang. Aku tidak sanggup kehilangan kamu. Jika bisa kita akan sehidup semati."
Aku tertawa kecil, tidak percaya pada cinta yang sehidup semati.
"Mas Hari Abimanyu serius? Mas hidup dan mati kan yang menentukan Allah, kita bisa apa?" tanyaku.
"Kita bisa berdoa, semoga aku dan kamu ada di dunia selalu bersama dan ketika meninggal pun juga bersama, hingga berkumpul lagi di surga." Penjelasan Mas Hari Abimanyu membuat hatiku bergetar dan bibir reflek berucap kata, "Aamiin."
Ya Allah mungkinkah ini ketulusan cinta dari seseorang laki-laki kepadaku? Jika kita jodoh tolong dekatkan dan jangan pernah pisahkan kami dalam keadaan hidup maupun mati kita berdua ingin senantiasa selalu bersama untuk selamanya di dunia sampai ke akhirat.