Malam Pertama.
Setelah semua tamu pulang dan malam pun tiba. Stevan dengan semangat membawa tubuh Belle ke kamar pengantin mereka.
Tidak lama setelah itu, Stevan merebahkan tubuh Belle di ranjang.
"Aku sudah tidak bisa menahan hasrat ku lagi!" Kata Stevan sambil membuka jasnya.
Belle nampak gugup dan sedikit khawatir.
"Apakah kita tidak bisa istirahat saja malam ini?" Tanya Belle.
Stevan tersenyum licik, tanpa menjawab pertanyaan Belle, Stevan langsung mencium bibir tipis Belle dengan penuh gairah.
Merasakan ciuman lembut Stevan, Belle pun membalas ciuman itu dengan senang hati.
Setelah lelah berciuman, Stevan langsung melepaskan pakaian Belle dari atas hingga bawah.
"Pelan -pelan ... " Bisik Belle dengan khawatir.
"Aku akan membuatmu bahagia!" Kata Stevan sembari meraba bagian sensitif Belle.
Setelah itu Stevan mencium leher Belle dengan bergairah, ia tidak melewatkan seinci pun dari bagian tubuh Belle. Ia menjamah semuanya hingga Belle keranjingan dan jatuh dalam kenikmatan yang luar biasa.
"Ahhh ... " Belle meringis saat Stevan memulai aksinya yang cukup brutal.
"Sakit sekali ... " Kata Belle dengan Ekspresi yang menggoda.
"Kamu tahan ya, sedikit lagi! " Kata Stevan sambil menahan kedua tangan Belle agar tidak memberontak.
"Sakit ... " Belle meringis sekali lagi sampai Stevan selesai melakukan semuanya dengan baik.
"Sedikit lagi!" Bisik Stevan.
"Kenapa sakit sekali?" Tanya Belle sembari menahan rasa yang lebih sakit lagi.
"Kamu harus tenang dan nikmati semuanya... Oke. " Ucap Stevan sambil membelai wajah Belle.
Sayangnya Belle masih merengek kesakitan, oleh karena itu Stevan pun menutup mulut Belle dengan ciuman lembutnya.
Tidak lama kemudian, Belle tidak lagi mengeluarkan suara rengekan kesakitan melainkan desahan kenikmatan yang membuat Stevan semakin gila.
Walaupun begitu, Belle tidak berusaha menahan Stevan karena dia juga menikmati nya.
"Ahhh... "
Desahan Demi desahan kenikmatan saling bersautan di kamar pengantin yang luas dan indah itu.
Setelah menjadi suami istri dan menikmati setiap malam dengan bercinta, Belle benar-benar melupakan dendam nya karena terbuai oleh kenyamanan dan kebahagiaan yang Stevan berikan.
Mereka melewati hari-hari dengan bahagia karena Belle tidak pernah ikut campur dengan urusan Stevan. Selain itu, Putri Belle selalu melayani Stevan dengan baik sehingga Stevan semakin mencintai nya.
Setahun pernikahan mereka, Belle akhirnya melahirkan seorang anak perempuan yang cantik dan sehat dimalam bulan purna.
Stevan sangat bahagia dan menyambut kelahiran anak pertamanya dengan penuh suka cita.
Namun, tanpa di duga sesuatu yang buruk terjadi. Bulan yang tadinya bersinar terang menghilang ditelan awan gelap yang sangat tebal. Angin kencang datang dari arah barat. Semua lampu mati di kota itu.
"Ada apa ini?" Tanya Stevan dengan panik.
Mata Belle berubah kecoklatan sebagaimana mata serigala saat ia merasakan dirinya dalam bahaya.
Tepat saat itu, suara teriakan pelayan Stevan terdengar mengerikan. Stevan pun langsung menoleh kearah sumber suara.
Sedangkan Belle mencium bau Vampir yang sangat menyengat sudah dekat.
'Mereka sudah tahu keberadaan ku karena manik serigala yang aku miliki keluar bersamaan dengan lahirnya putriku yang memancing mereka datang. Ini akan membuat anak dan suamiku berada dalam bahaya. Sepertinya kelahiran anakku ini sangat istimewa sehingga keberadaan nya langsung tercium. Mereka pasti akan mencari ku dan aku tidak mungkin lagi bisa menghapus jejak ku kecuali aku mengalihkan perhatian mereka dengan mengorbankan diriku untuk melindungi anakku. Sekarang aku harus cepat bertindak.' Batin Belle sembari menatap kearah kelambu yang tertiup angin kencang itu.
"Sayang ... Tunggulah disini bersama anak kita! Aku akan memanggil pengawal untuk menyalakan lampu dan memeriksa apa yang terjadi di luar!" Kata Stevan dengan cemas.
"Tunggu!"
Stevan berhenti ketika mendengar suara Belle yang menghentikannya.
Sebenarnya, selain keistimewaan kelahiran anaknya, Belle juga menyadari kalau ia sudah melakukan kesalahan besar dengan menikahi manusia biasa. Padahal pernikahan antara manusia biasa dan manusia serigala sangat di larang.
"Ada apa?" Tanya Stevan dengan heran. Ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah istrinya karena lilin yang dia bawa tiba-tiba mati tertiup angin.
"Mendekatlah!"
Stevan pun langsung mendekat dengan pelan kearah samping rajang.
"Sayang ... Ada apa?" Tanya Stevan lagi setelah memegang tangan istrinya.
Belle terdengar menarik nafas dalam. Setelah itu ia membuka mulutnya.
"Selamatkan anak kita! Jaga dia dan jangan biarkan dia tahu siapa ibu nya! Dia adalah anak manusia yang harus hidup dilingkungan manusia. Berikanlah kalung ini padanya saat dia berisia dua puluh tahun!" Kata Belle setelah memindahkan manik serigala itu ke dalam bandul kalung yang sudah ia siapkan untuk anaknya.
"Apa kamu akan meninggalkan kami?" Tanya Stevan dengan suara yang gemetar.
Air mata Belle mengalir deras bersamaan dengan angin yang semakin kencang saat mendengar pertanyaan suaminya.