Chereads / Dendam Termanis, Calon Pengantin Alpha. / Chapter 7 - Lelaki Menyebalkan

Chapter 7 - Lelaki Menyebalkan

Justin menarik nafas dalam. Setelah itu ia berdiri sembari memberikan tatapan sinis kepada Valen. Setelah itu ia pergi begitu saja tanpa menanggapi perkataan Valen.

Seketika itu Valen mengamuk dan marah karena ia paling benci diabaikan.

"Hi ... Tunggu ... "Teriak Valen sembari mengejar Justin. Setelah dekat ia langsung menarik bajunya.

Justin pun kaget lalu berbalik dengan ekspresi yang kacau. "Apa yang kamu lakukan? Lepaskan bajuku!"

Valen tersenyum licik karena ia tiba-tiba memiliki ide yang bagus.

"Aku akan membuatmu menyesal karena telah mengabaikan aku!" Setelah mengatakan itu, Valen menarik-narik kemeja Justin sampai kancing bajunya terbuka semua. Seketika itu tubuhnya yang seksi terpampang lagi di depan mata Valen.

Untuk beberapa alasan, Justin mulai merasa takut dengan Valen. Seketika itu ia berpikir lebih baik menghadapi seribu Vampir dan manusia serigala dari pada gadis gila seperti Valen.

"Lepaskan bajuku gadis gila! Jika tidak maka kamu akan menyesal!" Kata Justin dengan tatapan yang mengerikan.

Valen tidak menghiraukan perkataan Justin. Seketika itu aksi tarik menarikpun terjadi diantara mereka berdua sampai Valen hilang keseimbangan karena Justin terlalu kuat.

Akhirnya Valen tengkurep diatas pasir dengan posisi wajahnya mencium pasir.

Justin merasa khawatir melihat Valen yang tidak bergerak. Ia pun berjongkok dan menggerakan badan Valen dengan ujung jarinya. "Gadis gila, apakah kamu masih bernafas?"

Tiba-tiba saja Valen mengangkat kepalanya. Seketika itu Justin langsung kaget.

"Astaga ... Kamu benar-benar gadis yang lebih mengerikan dari Vampir dan manusia serigala . Kamu membuatku kaget!" Kata Justin sembari menjauh dari Valen dengan Ekspresi yang aneh.

Valen menatap tajam kearah Justin.

"Apakah kamu benar-benar mansuaia? Kenapa kamu tega membuatku jatuh?" Teriak Valen dengan sangat marah karena dia tidak terima dipermalukan oleh Justin.

Justin merasa bosan dengan sikap kekanakan Valen. Ia merasa waktunya yang berharga terbuang banyak hanya dengan meladeni Valen.

Oleh karena itu ia bergegas pergi tanpa membantu Valen berdiri. Ia meninggalkan Valen yang masih menatapnya kesal begitu saja.

Sejujurnya Justin tidak tertarik berurusan dengan manusia karena tujuannya kembali hanya untuk sebuah misi.

Dan Justin sering ke pantai untuk menikmati cahaya matahari secara langsung untuk menguji kekuatan nya.

"Dasar laki-laki tidak berperasaan! Aku sumpahin kamu mendapatkan hal baik! .... "Valen berteriak ke arah Justin dengan suara yang cukup keras.

Justin pun menggaruk lubang telinganya karena dia merasa teriakan Valen sudah memecah gendang telinganya.

'Haruskah aku bertemu manusia bersisik seperti dia lagi?' Batin Justin sambil memasang kaca matanya kembali lalu melanjutkan perjalanannya.

"Nona tidak apa-apa kan? "Chloe berlari menemui Valen yang sedang marah. Walaupun dia dilarang ikut tapi dia tetap mengawasi Valen dari jauh.

Valen cemberut. "Apakah aku jelek? "

Tanpa ragu Chloe menjawab, "Nona adalah gadis tercantik yang pernah saya lihat"

"Lalu, kenapa lelaki itu mengabaikanku?" Tanya Valen sambil menunjuk kearah Justin yang sudah sangat jauh.

Chloe nampak bingung. "Lelaki yang mana? "

Valen semakin kesal karena untuk kedua kalinya Chloe tidak bisa melihat Justin."Aku mau kembali ke Hotel karena kamu tidak asyik untuk diajak bicara!"

Chloe menggaruk kepalanya karena dia benar-benar tidak mengerti dengan sikap Valen yang mudah berubah. Ia pikir Valen masih trouma dan sedih karena kematian Thomas tapi sepertinya dia salah.

"Apakah Ayahku menelpon?" Tanya Valen sebelum masuk ke kamarnya.

"Iya. Anda diminta menelpon kembali." Jawab Chloe.

Valen menarik nafas dalam. "Aku akan menelpon nya! Kamu boleh istirahat!"

"Baik nona!"

Setelah itu Valen masuk ke kamarnya. Ia segera menelpon Ayahnya kembali.

"Bagaimana kabarmu?" Terdengar suara lelaki paruh baya dari seberang telpon setelah panggilan tersambung.

"Aku baik-baik saja!"

"Kapan kamu pulang? Bukankah waktu liburanmu sudah habis?" Tanya Tuan Stevan.

"Tinggal satu hari lagi!" Kata Valen menegaskan.

"Baiklah, tapi kamu harus pulang dan jangan kemana-mana lagi!"

"Iya. Ayah jaga kesehatan!"

"Iya. Kamu juga! Ayah tutup sekarang!"

Setelah bicara dengan Ayahnya, Valen terdiam sembari melihat kearah balkon. Seketika ia teringat kejadian semalam.

'Semalam aku mendengar suara longlongan serigala yang menyedihkan dan mengerikan saat aku berada dibawah sinar bulan purnama. Tubuhku juga berubah menjadi aneh. Tapi, saat sinar bulan purna tertutup, tubuhku tiba-tiba melemah. Sebenarnya ada apa denganku? Apa hubunganku dengan bulan purnama?'

Valen semakin penasaran karena begitu banyak kejadian yang aneh terjadi padanya. Namun, Ayahnya hanya mengatakan kalau itu hal biasa. Tekad Valen pun semakin kuat untuk mencaritahu semuanya. Terutama untuk menemukan ibunya.

Golden Night.

Dua hari kemudian. Tepatnya di malam yang dingin setelah hujan mengguyur kota A. Justin datang ke bar Golden Night untuk suatu urusan.

Di bar itu tersedia makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh Vampir. Karena pemilik nya adalah seorang Vampir. Namun, manusia juga bisa datang ke Bar itu tapi mereka berada di bagian Bar sebelah kanan dan cukup jauh dari ruangan yang diperuntukkan kepada para Vampir.