Chapter 22 - Valen Kesal

"Halo?" Ucap Justin setelah menggeser icon berwarna hijau di ponselnya.

"Kenapa tuan muda tidak pulang? Aku sudah kembali dari Jerman semalam!" Kata Tuan Robert.

"Aku akan kembali nanti malam karena aku masih ada satu urusan lagi!"

"Baiklah, kita ketemu nanti malam saja!"

"Iya." Setelah itu, Justin keluar dari lorolorong itu. Ia lalu kembali mengetuk pintu kamar Valen.

Sesaat Kemudian.

Valen membuka pintu dengan ekspresi yang buruk untuk yang kedua kalinya.

"Kamu mau apa? Kenapa kamu mempermainkan aku? "

Justin menurunkan kaca matanya sedikit dan melirik Valen dari bawah sampai ke atas.

Seketika itu Valen merasa tidak nyaman dengan tatapan Justin sehingga ia langsung menendang kaki Justin.

"Ahhh ... "Justin pura-pura meringis karena kesakitan sebagaimana manusia biasa.

"Dasar lelaki mesum!" Ucap Valen sembari memukul Justin dengan tangannya. Seketika itu Justin langsung menangkap tangan Valen dan dengan cepat mengangkat Valen ke bahunya.

"Lelaki gila ... Lepaskan aku! Apa yang kamu lakukan? Aku akan memanggil pengawal ku jika kamu tidak mau melepaskan aku!" Teriak Valen sambil meronta-ronta.

"Tenanglah! Apa kamu tidak tau kalau kamu itu gendut dan berat?" Kata Justin dengan santai.

Ekspresi Valen menjadi gelap. "Apa kamu bilang? Aku gendut? Apa kamu mau menguji kesabaran aku? "

Justin tersenyum melihat ekspresi Valen, seketika itu ia baru menyadari kalau Valen adalah perempuan pertama dari kalangan manusia yang berhasil membuatnya tersenyum dan ia berpikir kalau Valen sangat imut kalau sedang mengamuk.

"Lelaki mesum ... Apa kamu bisa tersenyum?" Tanya Valen saat melihat senyum di wajah Justin.

"Kamu kira aku robot? "Justin menyeringai ke arah Valen.

"Hahaha ... Aku tidak perduli siapapun kamu, mau robot atau apapun, bagiku kamu manusia yang paling menyebalkan ... Dan kamu sangat mengerikan dengan wajah pucat mu itu!" Kata Valen.

Justin terdiam mendengar perkataan terkahir Valen. Ia tahu kalau dia memang mengerikan saat berubah menjadi Vampir.

"Sekarang turunkan aku, tidak enak di lihat banyak orang!" Kata Valen.

Namun Justin tidak menghiraukannya, dia terus saja berjalan dan menyesuaikan tubuhnya.

Dari kejauhan beberapa pengawal Valen melihat Justin membawa Nona mereka.

"Chloe ... Bukan kah itu Nona muda?"

Chloe mengintip dari balik koran yang sedang di bacanya. "Iya"

Pengawal yang lain tampak heran dengan ketengan Chloe. "Terus Kenapa kamu masih di sini, dan tidak memberi kami perintah? "

Chloe tetap santai membaca koran nya sembari berkata, "Duduklah dengan tenang jangan menggangguku yang sedang fokus membaca!"

Mereka benar-benar bingung tapi dia tidak bisa membatah perintah Chloe.

Yang benar adalah Justin sudah meminta izin pada Chloe untuk membawa Valen pergi, karena Justin terlihat menyakinkan, Chloe pun mengizinkan nya terlebih Justin sudah pernah menolong Chloe.

Setelah sampai parkiran, Justin menurunkan Valen, dengan licik Valen mencoba melarikan diri tapi bajunya di tarik oleh Justin sehingga ia hanya berlari-lari kecil di tempat.

"Mau kemana kamu gadis nakal? "Tanya Justin sambil melirik Valen yang merasa Frustasi.

Dengan sedih Valen berkata."Bisakah kamu menjadi lelaki yang baik dengan melepaskan aku?"

Justin menyeringai kearah Valen sembari berkata, " Sekarang naik ke atas motor!"

Valen terkejut karena selama ini Valen tidak pernah naik motor. "Apa? Naik motor? Oh ... Tidak ... Kamu sudah gila. Tidak mungkin gadis seperti ku naik motor, bisa-bisa rambutku yang indah rusak."

Justin benar-benar di buat pusing oleh Valen. Oleh karena itu, dengan kesal dia mengangkat tubuh Valen keatas motornya.

Valen mulai tidak tenang. "Aaa ... Tolong aku! Aku takut ... "

Justin merasa puas melihat ekspresi jelek Valen. Setelah itu ia segera naik ke atas motor lalu menarik kedua tangan Valen. " Pegangan yang kuat!"

Karena takut Valen mengangguk patuh, ia lalu memegang erat pinggang Justin sambil bertanya, "Kamu mau membawaku ke mana? "

"Ke neraka ... Jadi, bersiaplah!" Jawab Justin sambil tersenyum licik.

Mendengar jawaban Justin, Valen memukul helem nya, namun dia terkejut ketika Justibb menyalakan motornya dan membawanya ngebut.

"Aaaa ... Tolong pelan-pelan! Aku takut!"

Teriakan Valen tidak berguna karena Justin semakin menaikan kecepatannya.

Beberapa saat kemudian.

Mereka sampai di pantai yang dekat dengan hotel tempat mereka pertama kali bertemu.

Justin melirik kebelakang, "Kita sudah sampai!"

Valen membuka matanya pelan dan menatap sekeliling, dengan tangannya masih memeluk erat pinggang Justin.

Valen kehilangan tenaga dan rambutnya acak-acakan ditiup angin. Setelah itu dia turun dari motor lalu merebahkan tubuhnya di atas pasir.

Justin tidak bisa menyembunyikan ketawanya melihat ekspresi Valen yang terkapar di pasir, dia menunduk tepat di atas wajah Valen sambil bertanya, "Apa kamu senang aku bawa ke pantai ini lagi? Dan apa kamu ingat apa yang terjadi disini?"