Dua Hari kemudian.
Hari ini Tuan Robert membawa Justin untuk bertemu dengan Tuan Stevan. Mereka berjalan melewati pintu salah satu Restauran terbaik di Ibu kota.
Lampu-lampu yang indah dan suasana yang menyenangkan menambah kesan mewah di Restauran itu.
"Bos ... " Sambut asisten Tuan Robert yang sedari menunggunya.
"Dimana Tuan Stevan?" Tanya Tuan Robert.
"Ada di ruangan pribadi kelas pertama."
Tuan Robert menoleh kearah Justin setelah mendengar jawaban asistennya.
"Kenalkan ini Mike! Dia adalah asisten yang sangat cocok denganmu. Oleh karena itu mulai sekarang dia akan menjadi asisten mu. Dia yang akan mendampingi mu untuk bertemu Tuan Stevan seperti yang kamu inginkan." Kata tuan Robert.
"Terimakasih ayah!" Ucap Justin.
"Kalau begitu aku akan pergi sekarang! Kamu harus hati-hati kepada Tuan Stevan karena dia sangat licik."
"Iya."
Setelah itu Tuan Robert pergi bersama dua pengawalnya.
"Tuan muda, ayo kita temui Tuan Stevan sekarang! Jangan membuat dia lama menunggu!"
"Oke."
Setelah itu mereka mberdua berjalan menuju ruang pribadi itu.
Namun, langkah Pangeran Justin terhenti ketika dia tidak sengaja bertemu dengan seorang lelaki yang merupakan musuh bebuyutan nya.
"Lama tidak bertemu pangeran ... " Kata lelaki itu yang tidak lain adalah Kenzo.
Kenzo mengepal tangannya karena ia sangat membenci lelaki di depannya itu.
"Apa kamu mau mencari mati?" Tanya Justin dengan suara pelan karena mereka sedang berada di lingkungan manusia.
"Mumpung kita bertemu, aku hanya ingin mengingatkan padamu untuk bersiap-siap. Karena hari kehancuran bagi bangsamu akan segera tiba!" Jawab Kenzo sambil tersenyum licik.
Tanpa mengatakan apapun, Justin meninggalkan Kenzo karena menurutnya percakapan mereka sangat tidak penting.
"Apakah tuan mengenal lelaki tadi?" Tanya Mike.
"Hanya kenalan lama!" Jawab Justin tanpa ekspresi.
"Oh ... "
Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju ruang pribadi, dimana Tuan Stevan sudah menunggunya.
Ruang Pribadi Kelas 1.
"Selamat malam!" Ucap Mike setelah mereka memasuki ruangan itu.
Ricard pun langsung menyambut mereka lalu mempersilahkan Justin duduk di seberang tuan Stevan.
"Jadi ini wajah anak Tuan Robert yang sebenarnya? Kenapa muncul sekarang? Apakah ada masalah?" Kata Tuan Stevan dengan ramah.
Justin masih diam sembari mengamati wajah Tuan Stevan.
'Aku tidak salah kalau lelaki di depanku ini adalah suami dari tuan putri Belle. Aku masih ingat wajahnya malam itu saat ia mengejar Tuan putri Belle. Itu artinya Valen adalah anak Putri Belle yang selama ini kami cari untuk di bunuh. Jika tidak ramalan itu akan menjadi nyata. Tapi, apa mungkin bisa? Valen hanya manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan apapun. Sepertinya dia mengikuti gen ayahnya yang hanya manusia biasa.'Batin Justin.
"Tuan muda Justin ... "
Suara Mike menyadarkan Justin dari lamunannya. "Iya?"
"Apakah anda kurang sehat? Sejak tadi tuan Stevan mengajak anda bucara!" Kata Mike.
Justin langsung menoleh kearah Tuan Stevan. "Maafkan saya Tuan Stevan! Saya kurang fokus karena tadi pagi ada sedikit masalah yang mengganggu pikiran saya!"
"Tidak apa-apa! Saya senang bisa bertemu dengan pengusaha muda seperti mu!" Kata Tuan Stevan sembari memberikan senyum kecil nya kepada Justin walaupun sebenarnya dia sangat kesal karena sudah di cuekin.
Mendengar perkataan Tuan Stevan, Justin tersenyum sambil memainkan gelas kecil di tangannya.
Justin masih mengingat pesan Tuan Robert kalau ia harus hati-hati dengan lelaki bernama Stevan itu. Karena ia merupakan Mafia yang sangat licik dan banyak lagi hal yang ia sembunyikan.
"Apakah kita sudah bisa membahas bisnis? Kata Tuan Robert kalau bisnisnya yang satu ini akan di pegang oleh anda!" Kata Tuan Stevan yang tidak mau basa basi lagi.
"Iya. Sekarang kita membahas bisnis saja!" Ucap Justin.
Setelah itu Tuan Stevan meminta Ricard untuk menyerahkan map berwarna biru.
"Apa ini?" Tanya Justin.
"Surat kontrak kerjasama. Aku ingin menjalin kerjasama dengan anda karena aku dengar perusahaan anda bekerjasama dengan salah satu perusahaan senjata yang terkenal di Amerika. Apakah itu benar?" Jawab Tuan Stevan sambil tersenyum.
Justin mengerutkan kening karena yang dia tahu kalau perusahaan Tuan Stevan bergerak dalam bidang Properti dan investasi. Tapi, kenapa dia tertarik dengan senjata?
"Itu betul. Tapi, kenapa anda ingin merambah bisnis senjata? Bukankah anda sudah sukses dalam bisnis yang selama ini Anda geluti?" Tanya Justin dengan tatapan licik.
"Sebagai pembisnis, saya memiliki banyak musuh. Oleh karena itu saya harus memperkerjakan banyak pengawal dan itu butuh banyak senjata yang bagus. Karena yang mereka akan hadapi kemungkinan besar bukan hanya manusia biasa. Sedangkan bisnis senjata ku lewat jalur gelap sudah di sita oleh polisi. Jadi, aku membutuhkan perusahaan mu untuk bisa mendapatkan senjata yang aku inginkan dengan mudah tanpa harus berurusan dengan hukum." Jawab Tuan Stevan dengan jujur.
Justin terkejut saat mendengar kalimat Tuan Stevan yang mengatakan kalau ia tidak hanya akan menghadapi manusia biasa saja.
"Jadi, maksud anda kalau di dunia ini ada manusia yang tidak biasa? Seperti Monster atau apa?" Tanya Justin dengan tatapan menyelidik.
Tuan Stevan menarik nafas dalam, setelah itu ia meminum satu gelas alkohol yang sudah di tuangkan oleh Ricard.
Justin menunggu jawaban Tuan Stevan dengan sangat sabar.
Sesaat Kemudian.
"Iya. Di dunia ini ada manusia yang tidak biasa. Seperti adanya Vampir dan manusia serigala yang hidup diantara kita. " Jawab Tuan Stevan sembari menatap tajam kearah Justin.
Justin terkejut.
'Apakah dia memiliki rencana untuk menghancurkan Klan Vampir?'Batin Justin.
"Apakah anda tidak percaya kalau mereka ada?" Tanya Tuan Stevan sembari menatap tajam kearah Justin.
Justin menarik nafas dalam, ia lalu kembali menatap tuan Stevan.
"Aku tidak tahu ... " Jawab Justin tanpa ekspresi. Ia tidak ingin membuat Tuan Stevan mengendus keberadaan nya.
Bagaimana mungkin dia tidak tahu, sedangkan dirinya sendiri adalah Vampir. Selain itu, ia adalah musuh abadi para manusia serigala.
"Aku pikir, kamu percaya atau tidak malah itu tidak penting. Karena yang penting sekarang adalah kerjasama kita. Tentunya, kerjasama ini akan menghasilkan keuntungan yang sangat besar." Ucap Tuan Stevan sambil tersenyum licik. Tuan Stevan sengaja memancing Justin karena dia ingin mengorek informasi tentang Rafael yang di mulai dari keluarganya.