Chloe dan Hanna terdiam karena mereka tahu betapa Valen sangat merindukan ibunya.
Sementara itu Chloe masih ingat kalau Tuan Stevan memerintahkan nya untuk tidak membiarkan Valen membahas ibunya atau mencari tahu tentang ibunya.
"Kenapa kamu hanya diam? Apa kamu juga dilarang bahas tentang ibuku?" Tanya Valen dengan ketus.
"Nona, kita akan sampai di kampus anda! Dan seperti nya ada hal menarik di kampus anda." Kata Chloe mengalihkan pembicaraan.
Valen merasa kesal pada Chloe yang tidak mau menjawab pertanyaan nya, sehingga ia tidak perduli dengan apa yang Chloe katakan.
"Wow ... Hal menarik apa itu? Aku menjadi sangat penasaran. Tapi, sepertinya ini karena Idola para wanita di kampus kita. Siapa lagi kalau bukan Artha." Kata Hanna dengan antusias sembari memegang lengan Valen.
Valen tidak tertarik saat mendengar nama Artha. Karena hanya dia perempuan yang tidak mengidolakan lelaki itu. Oleh karena itu ia memilih diam dari pada menanggapi perkataan Hanna.
"Valen ... Jangan bersedih lagi! Aku akan membantumu untuk mencari tahu siapa Ibumu. " Kata Hanna sambil tersenyum.
"Terimakasih!" Kata Valen sembari membalas senyum Hanna.
Sementara itu di depan gedung kampus, suasana masih rame dan heboh ketika melihat mobil Artha tiba.
"Kenapa kakak parkir di tempat yang panas. Kita bisa terbakar saat keluar ... Dan kenapa kakak harus ikut ke kampusku? Sangat kebetulan ... " Tanya Artha dengan ketus.
"Ini masih pagi, matahari belum begitu terik. Dan apa salahnya aku mengantar adikku sendiri?" Jawab Justin yang merasa terganggu dengan keluhan Artha.
"Baiklah, kamu Kakak tidak salah. Tapi, tetap saja aku tidak suka panas. Andai saja aku punya kekuatan seperti yang kakak, mungkin aku bisa bebas kemanapun aku pergi! Ayah sangat tidak adil!" Kata Artha lagi dengan cembrut.
Desahan nafas berat terdengar dari arah bangku pengemudi. Seketika itu Artha menunduk lalu diam.
"Jangan sebut ayah lagi! Kamu aku izinkan mengikuti ku dan membiarkanmu hidup di tengah manusia karena perilakumu baik. Jadi, jangan banyak mengeluh dan fokus saja dengan apa yang kamu lakukan sekarang." Kata Justin dengan tatapan yang dingin.
"Baiklah ... " Ucap Artha dengan lemas.
Setelah itu Justin menemani Artha keluar dari mobil.
Mobil mewah Artha menyebabkan ke gaduhan di kampus itu sehingga membuat banyak orang mengeremuni nya.
"Wow ... Bau harum darah segar!" Ucap Artha setelah turun dari mobil.
"Jika kamu tidak bisa menahan diri, maka aku akan memulangkan kamu! " Ancam Justin ketika melihat mata Artha berubah menjadi merah.
Mendengar perkataan Justin, Artha segera menyadarkan dirinya.
"Iya. Aku akan menahan diri! Aku tidak ingin di pulangkan karena aku sudah betah menjadi mahasiswa idola di kampus ini!" Kata Artha dengan sendu.
Justin hanya menarik nafas dalam sembari melirik ke beberapa arah untuk menemukan sosok Valen.
Setelah itu, mereka berjalan bersama menuju pintu utama. Seketika itu pesona mereka membuat hati para gadis meleleh.
Wajah Artha dan Justin begitu tampan dan mempesona, apalagi mereka datang dengan mobil mewah.
"Wow ... Artha semakin hari semakin tampan dan menawan dengan mobil mewahnya. Tapi, siapa lelaki tampan yang ada di sampingnya?" Kata Elena yang tidak lain adalah sahabat Lucia.
"Aku tidak tahu. Tapi, dia benar-benar sangat tampan ... " Kata Lucia tanpa mengalihkan pandangannya.
Lucia dan Elena merupakan mahasiswi di kampus itu tapi beda jurusan dengan Valen. Mereka adalah Vampir yang juga menyukai kehidupan manusia dan memiliki tugas untuk menemukan pemilik darah suci yang berasal dari dunia manusia.
"Artha memang sangat tampan tapi sayang dia adalah pacar nya Valen yang merupakan mahasiswi jurusan bisnis itu kan? Dia perempuan yang manja dan sombong!"
"Pelankan suaramu, nanti ada yang dengar dan melapor pada Valen. Apa kamu tidak ingat, kalau Valen pernah ngeluarin dua orang dari kampus ini gara-gara menghinanya. Rumor yang beredar kalau Valen adalah anak dari seorang Mafia!"
"Iya ... Aku lupa. " ucap mahasiswi itu dengan perasaan menyesal dan takut.
Mendengar bisik-bisik dua mahasiswi di sampingnya, Lucia menjadi penasaran. " Apa kamu tahu gadis bernama Valen?"
"Tidak ... " Jawab Elena.
"Kalau begitu ayo kita cari tahu! Tapi, aku harus mengenal lelaki yang bersama Artha itu lebih dulu! " Kata Lucia yang tidak suka penasaran itu.
"Bagaimana caranya?" Tanya Elena dengan heran.
"Nanti kamu juga tahu!" " Jawab Lucia dengan percaya diri. Elena pun mengangguk dan memiliki bersabar karena dia tahu kalau Lucia tidak bisa di paksa.
Sementara itu, Hanna yang sudah berada diantara kerumunan merasa marah mendengar dua orang yang sudah membicarakan tentang Valen. Rasanya dia ingin menyobek mulut mereka, tapi Valen menahannya.
"Kenapa kamu menahan ku?" Tanya Hanna dengan kesal.
"Jangan membuat masalah ... " Jawab Valen dengan malas karena dia tidak ingin membuat masalah disaat mood nya sedang tidak baik.
Hanna pun menarik nafas dalam karena dia tidak mau membantah Valen. Setelah itu mereka kembali memusatkan pandangan mereka kearah dua lelaki itu yang terlihat berjalan kearah mereka.
Justin yang berambut spike berwarna hitam itu berhasil menggoda banyak perempuan di kampus itu. Aura dingin yang khas dengan sedikit pucat tidak membuat pesona nya memudar.
Valen terkejut saat melihat dengan jelas kalau orang yang sedang berjalan dengan Artha adalah Justin.
'Bukankah dia Justin? Tapi, apa benar dia adalah Vampir seperti yang aku lihat di mimpi? Untuk apa dia berada di kampusku?' Batin Valen dengan heran.
"Dia tampan sekali ... Siapa dia?" Bisik Hanna pada Valen.
Valen hanya diam karena ia masih tidak percaya bisa bertemu Justin lagi setelah kejadian terkahir di Hotel.
"Valen ... " Sapa Artha dengan tatapan yang lembut.
Valen tersadar lalu menarik nafas dalam saat mendengar suara Artha yang menyapanya. Setelah itu ia memalingkan wajahnya saat melihat Justin terus menatapnya.
"Kenapa dia menatapmu terus? Apa kalian saling kenal?" Bisik Hanna lagi.
"Tidak!" Jawab Valen dengan ketus.
Justin terdiam tanpa memalingkan pandangannya dari Valen.