"Maaf pak, saya tidak menyangka akan bertemu dengan orang sebaik bapak. Saya pikir perusahaan kakek akan benar-benar bangkrut.
"Keadaan kakek yang koma, lalu kematian ibu saya, saya benar-benar sangat sedih. Maafkan saya karena malah terlihat memalukan seperti ini."
Tuan Frederick segera berpindah duduk di samping Sienna. Dia memeluk Sienna yang masih terisak-isak. "Tidak apa Sienna, saya ada di sini dan akan membantu kamu dan keluarga Bratt dalam menghadapi setiap masalah."
Aku menyandarkan kepalaku di dada Tuan Frederick dan merasa itu nyaman dan hangat seperti kehangatan seorang ayah yang memeluk putrinya.
Andaikan aku memiliki ayah seperti Tuan Frederick aku pasti akan jadi anak paling bahagia karena memiliki ayah yang sangat menyayangiku.
Tapi itu tidak mungkin, ayahku hanya seorang bajingan yang rela meninggalkan anak dan istrinya lalu pergi entah kemana. Sampai sekarang aku tidak pernah mendengar kabarnya. Tapi tidak masalah mau dia hidup atau mati itu bukan urusanku.
Aku juga heran kenapa aku malah menangis seperti ini di hadapan orang yang baru pertama kali aku temui. Mungkin karena saat itu aku melihat kehangatan dari matanya saat bicara soal keluarga.
Aku segera menarik kepalaku yang sebelumnya bersandar pada Tuan Frederick. Aku juga mengusap air mata dengan sapu tangan pemberiannya. "Maafkan saya pak, saya menangis seperti ini di pertemuan pertama. Saya jadi malu."
"Tidak apa-apa, kamu seusia anakku. Wajar saja jika kau menangis dalam keadaan seperti itu. Aku minta maaf karena saat itu tidak datang saat pemakaman ibumu karena aku di luar negeri." Tuan Frederick mengusap kepalaku.
Aku yang merindukan sosok ayah malah menangis semakin jadi dan cukup lama akhirnya aku berhenti menangis. "Sapu tangannya akan aku cuci."
"Tidak apa simpan saja." Aku menatap mata tua Tuan Frederick yang menatapku lembut. Aku tau itulah tatapan seorang ayah pada putrinya.
"Eh Sienna maaf jika aku sedikit lancang. Pernikahanmu dengan Dave apa kau yakin akan menjalaninya?" Aku hanya mengangguk pelan. Bagaimanapun aku sudah menerima dana seribu triliyun yang Dave berikan. Tidak ada jalan untuk membatalkan kontrak pernikahan itu hingga 5 tahun ke depan.
"Apa kau tau Dave itu seorang bajingan. Dia memiliki banyak musuh dan kau akan jadi sasaran oleh musuh-musuh Dave. Selain itu dia juga sering tidur dengan pria dan wanita. Apa kau serius akan menjalani pernikahan bersama orang seperti dia?"
Pernyataan dari Tuan Frederick aku sudah mengetahuinya tapi aku tidak bisa membatalkan kontrak itu. Aku berkata, "aku menyukainya pak dan aku yakin aku bisa mengubahnya jadi pria yang lebih baik."
Tuan Frederick yang sebelumnya memegang bahuku kemudian menurunkan kedua tangannya. Dia mendesah pasrah. Pastilah dalam pikirannya aku adalah seorang gadis yang naif.
Tapi mau bagaimana lagi hanya itu alasan yang bisa aku pikirkan dan yang paling masuk akal. "Baiklah, aku harap kau bahagia. Jika dia menyakitimu aku tidak akan segan-segan untuk memberinya pelajaran."
Setelah itu kami bicara lebih banyak tentang keluargaku pada Tuan Frederick. Dia benar-benar mendengarkanku. Aku juga menceritakan padanya bahwa aku sangat membenci ayahku yang menghilang.
Kami juga bicara soal keluarga Tuan Frederick tapi dia tidak menjelaskan lebih rinci. Dia hanya mengatakan bahwa dia memiliki seorang istri, 1 anak perempuan dan 1 anak laki-laki.
Mungkin karena belum mau memberitahunya aku juga tidak memaksa. Yah, kami akrab begitu cepat seperti keluarga yang sudah lama tidak bertemu.
Kakek beruntung sekali memiliki saudara seperti Tuan Frederick yang baik hati ini.
Kami bicara sudah lebih dari 1 jam dan Tuan Frederick memutuskan untuk pergi karena akan meeting. Yah, aku benar-benar mengganggu waktunya sehingga jadwal meetingnya mundur 1 jam. Lebih tepatnya keseluruhan jadwalnya mundur 1 jam.
Tuan Frederick berpamitan dan menghilang di balik lift bersama orang-orangnya. Sebelumnya kami juga bertukar nomor kontak agar dia lebih mudah menghubungiku.
Aku merasa sedikit menyesal dengan kontrak pernikahan yang aku tandatangani. Seandainya Tuan Frederick datang lebih cepat aku tidak perlu terjebak pernikahan dengan Ace.
Dert! Derrrt!
Ponselku berbunyi tanda seseorang menelepon. Aku melihat nama Ace di layar ponsel dan segera mengangkat telepon.
"Sayang!" Panggilnya padaku. "Berhenti dengan ucapanmu yang menjijikkan Dave. Langsung saja, ada apa kau meneleponku?" Aku cukup kesal karena ucapannya yang sembarangan.
"Tidak bisakah kita sedikit bercanda dan mulai mendekatkan diri? Bukankah sebentar lagi kita akan menikah?"
"Ahh, Dave lebih cepat! Enak enghhh" Aku bahkan mendengar suara desahan seorang pria dari ponselnya.
"Hei diamlah aku sedang menelpon calon istriku!" Ucapan Dave itu ampuh sehingga pria yang mendesah tadi tidak mengeluarkan suara sedikit pun.
"Ahhh! Kau benar-benar menjijikkan Dave. Laki-laki juga kau tiduri. Awas saja jika kau memikat adikku! Aku benar-benar akan memotong kemaluanmu!" Ucapku dengan nada emosi.
"Aku tidak tertarik dengan adikmu! Terima kasih atas penawarannya tapi aku tidak berminat. Tipeku adalah yang haus di ranjang bukan pemuda polos seperti adikmu!"
"Eh Dave aku ingin menanyakan sesuatu."
"Apa?" Tanya Dave. "Apa bisa kita membatalkan pernikahan ini?" Tanyaku.
"Apa kau sudah gila? Aku sudah memberitahu semua orang bahwa kita akan menikah dan pertunangan akan diadakan 3 bulan lagi.
"Undangam juga sudah di cetak! Aku juga sudah membuat janji temu dengan desainer ternama untuk menjahit baju pertunangan dan pernikahan." Ucap dave dengan sangat marah. Aku bisa mendengr suaranya sedikit gemetar.
"Aku akan mengembalikan 1000 Triliyun yang aku pinjam."
"Sudah terlambat Sienna! Kita sudah menandatangani surat kontrak perjanjian pernikahan! Denda untuk pembatalannya adalah 1 Triliyun dolar. Apa kau lupa? Apa kau bisa membayarnya?"
"Hah, tidak," desahku pasrah.
"Heh, kau dapat uang dari mana Sienna? Apa mungkin kau menemukan pria tua kaya raya yang bisa memberimu uang hingga seribu triliyun?" Ucap Dave dengan nada mengejek.
"Aku tidak semurah itu Dave. Aku tidak sepertimu yang bercinta kesana kemari dan hanya memuaskan nafsu binatangmu itu!" Balasku tidak mau kalah.
"Sial! Berhenti bicara omong kosong ini sebelum kesabaranku benar-benar habis. Aku sudah mengatur janji temu dengan desainer Minoria di Butik Elera besok jam 11 Siang. Jangan datang terlambat!"
Dave langsung menutup teleponnya setelah bicara tanpa menunggu tanggapanku. Butik Elera besok jam 11 siang. Oke aku akan mengingatnya.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" Gerald masuk dan menyampaikan bahwa aku akan meeting dengan beberapa klien 15 menit lagi.
"Ohh iya Gerald! Besok kosongkan jadwalku dari jam 11 hingga jam 1 siang dan catat janji temu dengan Minoria di butik Elera jam 11 siang, mengerti?"
"Baik, Non." Gerald segera mencatat jadwalku di tabletnya. Aku segera pergi bersamanya ke ruang meeting untuk bertemu klien.