Chereads / Good or Bad Ending / Chapter 18 - Gaun Pertunangan

Chapter 18 - Gaun Pertunangan

Tik! Tok! Tik! Tok! Jam dinding berbunyi. Aku mengalihkan pandanganku dan melihat ini sudah pukul 10 pagi.

Aku menempelkan kepalaku di meja dan memalingkan kepalaku ke arah kanan. "Sial aku lelah sekali padahal ini masih pagi."

"Nona! 15 menit lagi mobil siap dan kita bisa pergi ke Butik Elera segera," ucap Gerald. Aku menaikkan kepalaku dan duduk dengan tegak.

"Baiklah!" Jawabku singkat. Setelah 15 menit kami turun ke basement, menaiki mobil dan pergi. Bodyguard tentu saja selalu menyertaiku dan Gerald.

Perjalanan memakan waktu sekitar 45 menit dan tepat pada jam 11 kami tiba di Butik Elera. Bangunannya sangat besar dan mewah dengan dominasi warna emas dan putih. Gaun-gaun mewah terpajang di dalam kaca memperlihatkan betapa anggunnya jika wanita bisa memakainya.

"Selamat datang! Ada yang bisa saya bantu?" Ujar seorang karyawati yang ramah. "Aku memiliki janji dengan pemilik butik."

Karyawati itu tersenyum sumringah dan menjadi lebih sopan. "Ahh jadi Nona Sienna! Silahkan Nona, Madam Ria sudah menunggu kedatangan Nona."

Aku memasuki butik mewah itu dalam. Ada seorang wanita paruh baya yang sangat cantik dengan rambut pendeknya. Cara bersikapnya pun sangat elegan. Dia segera berdiri dan menyambutku dengan senyuman.

"Selamat datang Miss Sienna! Mari lihat gaun-gaun yang cocok untuk pertunangan anda!" Madam Ria menunjukkan jalan untuk melihat gaun-gaun mewah tersebut.

"Oh ya, di mana Dave? Apa dia belum datang?" Tanyaku pada Madam Ria. "Mm, ku rasa sebentar lagi Tuan Dave akan datang."

Aku tidak bertanya lebih banyak lagi dan mengikuti langkah Madam Minoria atau biasa di singkat dengan Mam/Madam Ria.

Bodyguardku serta Gerald juga ikut mengantarku. Tiba di sebuah ruangan dengan Desain yang lebih mewah. Ada Sofa juga di sana untuk beberapa orang menunggu dan duduk.

"Pengawal Nona bisa duduk di sini! Mari kita masuk dan mencoba beberapa gaun!" Ajak Madam Ria. Aku mengatakan pada Gerald dan para Bodyguardku untuk menunggu di tempat yang di sediakan.

Pelayan juga membawa beberapa cemilan dan minuman. Memang pantas butik ini sangat terkenal. Pelayan dan karyawatinya sangat ramah.

Aku melihat sekeliling yang di penuhi gaun-gaun yang cantik. Aku menyentuh mereka. Gaun yang sangat halus dan setiap jahitannya sangat rapi. Payet dan hiasan lainnya tersusun dengan baik.

"Madam, semua gaun ini sangat indah. Aku jadi bingung untuk memilihnya."

Madam Ria tersenyum lembut dan berkata, "Semua gaun di sini adalah buatan tangan. Payetnya di jahit satu persatu. Kualitas kainnya juga merupakan kualitas sutra terbaik. Penjahit kami juga merupakan penjahit yang sudah memiliki sertifikat internasional.

"Jadi bisa saya pastikan gaun-gaun di sini semuanya adalah gaun terbaik.  Jika Miss Sienna bingung biarkan saya memilihkan beberapa gaun yang bisa anda cocokkan."

Aku hanya mengangguk pasrah dan melihat Madam memerintahkan karyawatinya untuk mengambil beberapa gaun.

Aku memasuki ruang ganti bersama Madam Ria dan beberapa karyawatinya untuk memasangkan gaun itu di tubuhku.

Gaun pertama adalah gaun Ball Gown berwarna putih tanpa lengan yang di hiasi dengan permata dan swarovski. Aku menunjukkan gaun ini pada orang-orang yang duduk di kursi tamu.

Mereka menatapku terperangah. Aku memutar tubuhku menghadap kaca. "Madam, sepertinya ini tidak cocok untuk acara pertunangan. Ini lebih cocok untuk pernikahan."

Madam segera membawaku ke kamar ganti dan mengganti gaun lagi.

Kali ini aku memakai mini dress warna peach lengan panjang yang di lapisi renda brokat. Dress ini sangat pas di tubuhku.

Aku memamerkan lagi pakaian yang aku kenakan. Lagi lagi mereka mengerluarkan ekspresi yang sama seperti sebelumnya.

"Madam, dress ini tidak cocok dengan calon istriku. Potongan bagian bawahnya terlalu pendek. Pria -pria di pesta hanya akan menatap kaki tunanganku yang indah."

Aku mengalihkan pandanganku pada pria yang menyilangkan tangannya sedang bersandar di dinding. Dave Mckill. Dia sudah tiba.

Aku hanya memutar kedua bola mataku dan dengan wajah kesal aku masuk lagi ke bilik untuk berganti dress.

Kali ini dress yang ku kenakan memiliki potongan mermaid di bagian bawah tanpa lengan dengan lace yang menutupi dada. Ungu muda menjadi warna dari dress ini.

Gaun ini panjang hingga bagian bawahnya menyeret ke lantai. Gaun yang membentuk tubuh ini begitu pas di tubuhku. Aku segera melepaskan ikatan pada rambut dan menggerainya begitu saja.

Aku segera keluar dari bilik dan semua kembali menatapku terperangah. Mungkin kali ini lebih parah dari sebelumnya.

Bahkan aku melihat wajah Dave Mckill yang terpesona walau itu hanya sekilas. Dia menghampiriku dan memutari tubuhku dengan seksama.

"Gaun ini sangat baik, madam. Bentuk tubuh calon tunanganku terlihat indah, bagian dadanya juga tidak terlalu terekspose." Aku segera menutupi bagian dadaku yang memang lebih besar dari pada wanita umumnya.

"Tentu saja Tuan Dave, saya memilihkan gaun yang paling indah untuk Nona Sienna."

"Ah ya kirimkan gaun gaun yang sudah aku pilih dan kirim ke kediamanku. Aku juga ingin kau membuat pakaian untuk Felix dan teman baruku."

Felix dan seorang pemuda pergi dengan beberapa karyawati untuk mengukur tubuh mereka. Aku sedikit gagal fokus dengan keberadaan pemuda asing di sebelah Felix.

Dia sangat muda sama seperti Jonathan tapi karakteristik wajah mereka sangat berbeda. Wajah Jonathan layaknya campuran indo-eropa sedangkan Pria di samping Felix memiliki wajah asia.

"Kau penasaran? Dia adalah pacarku yang baru," bisik Dave di telingaku. "Aku tidak menduga selain seorang biseksual kau juga seorang pedofilia. Dia masih belasan tahun kan? Bagaimana jika kau di tangkap karena menyetubuhi anak di bawah umur?"

Aku menatap wajahnya sangat dekat. Tidak ada perasaan apapun yang aku rasakan. Tiba-tiba dia mengeluarkan sebuah kotak perhiasan beludru dan mengeluarkan kalung bertahta berlian.

Dia memasangkan kalung itu di leherku yang memang tidak menggunakan perhiasan. Semua orang di ruangan itu terperanjat. Bodyguardku berdiri bahkan dari mereka ada yang menjatuhkan bolu yang sudah hampir masuk ke mulutnya.

Tunggu Dulu!!! Apa yang terjadi? Kenapa mereka begitu kaget. Bahkan Madam Ria memandangku dengan sangat kaget. Dia sampai membulatkan bola matanya dan itu hampir meloncat keluar dari soket matanya. Hahaha.

Dave membisikkan sesuatu ke telingaku. "Ini adalah kalung peninggalan ibuku. Kalung ini turun temurun dari keluarga dan jika ibuku masih hidup, dia yang akan memasangkan sendiri untuk calon menantunya."

Ada nada sedih dari suara Dave saat membicarakan ibunya. Aku yakin dia sangat mencintai ibunya. Tapi kenapa dia memakaikan kalung ini padaku? Bukankah aku hanya Istri yang terikat kontrak saja?

Seolah mengerti pertanyaan dalam hatiku Dave berbisik lagi, "Bisakah kau beracting seolah kau mendapat sesuatu yang luar biasa? Aku akan menyimpan kalung ini untuk sementara dan memakaikannya lagi di acara pertunangan kita."