Chereads / Good or Bad Ending / Chapter 20 - Melatih Bodyguard

Chapter 20 - Melatih Bodyguard

"Terima kasih ya calon suamiku. Kau sangat perhatian padaku." Aku melepaskan pelukan Dave dan mengambil gaun pertunangan dari tangan Madam Ria.

"Terima kasih, Madam Ria. Semua gaunmu adalah yang terbaik. Segera kirim karyawanmu ke mansionku untuk pengukuran. Dan tentu saja kirim tagihannya ke Dave." Aku mengalihkan tatapanku pada Dave dan tersenyum memikat.

Aku melihat mimik wajah Dave berubah sedikit, lalu dia memicingkan mata dan tersenyum penuh makna. Ada tatapan licik juga di sana. Entah apa lagi yang akan dia rencanakan kali ini.

Aku masih melihat tatapan sendu Joddy. Felix juga melihatku tapi hanya tatapan tanpa makna sebelum dia berpaling lagi melihat jas-jas mewah.

Aku keluar dari butik mewah tersebut dengan Bodyguardku yang membawa gaun-gaun tambahan serta beberapa perhiasan mahal hadiah dari Dave.

Dave memegang pinggulku dan mengikutiku hingga pintu keluar Butik Elera. "Terima kasih, sayangku. Berkatmu aku harus membawa barang sebanyak ini." (kalian harus tahu bahwa aku sedang mengeluh).

"Tidak apa-apa lagi pula semua barang itu di bawa oleh pengawalmu," ucap Dave tersenyum lembut. (Ini artinya Kau tidak membawa apa-apa di tanganmu. Orang lain yang membawa itu untukmu).

Sebelum berbalik pergi aku memberitahu rahasia yang di bicarakan karyawati di Butik Elera tadi. "Ah, Dave tadi aku mendengar sesuatu di toilet. Beberapa orang bicara kalau kalung berlian yang aku kenakan itu di perebutkan oleh Nyonya Kedua dan Ketiga.

"Aku belum pernah mendengar tentang gosip itu sebelumnya. Sepertinya kau harus lebih hati-hati lagi."

Wajah Dave berubah serius. Dia segera masuk ke Butik Elera dan membisikkan sesuatu pada Felix. Aku hanya tersenyum pada mereka dan masuk ke mobil bersama bawahan dan juga pengawalku.

Aku meregangkan tubuhku yang terasa pegal karena harus mencoba gaun berkali-kali. "Hah, aku tidak terlalu sibuk sekarang. Bukankah bagus untuk berlatih dengan beberapa Bodyguard dan melihat perkembangan beladiri mereka?"

Pertanyaanku membuat beberapa Bodyguard terperanjat kecuali Harry yang merupakan pengawal baru. "Heh, kenapa wajah kalian memucat begitu? Nona Sienna ingin berlatih dengan kalian tau." Harry berusaha memberitahu beberapa pengawal.

"Nona Sienna, tidak perlu khawatir aku akan mengajarimu pertarungan jalanan yang biasa aku gunakan untuk melumpuhkan beberapa preman." Beberapa Bodyguard tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Si Anak Baru. Sedangkan aku hanya tersenyum simpul melihat Harry.

Gerald menatapku dan bertanya, "Nona, bisakah aku berlatih juga? Aku ingin sekuat para Bodyguard di sini," ucap Gerald dengan polosnya. Aku menganggukkan kepala dan dia terlihat senang.

Setibanya di Mansion aku segera berganti pakaian. Celana legging panjang hitam dan Kaos tanpa lengan berwarna putih.

Tidak lupa aku mengumpulkan hampir semua Bodyguard. Ada seratus tiga puluh orang yang hadir dan membentuk barisan panjang. Aku meminta mereka untuk membuat lingkaran yang cukup besar.

Kami berlatih di lapangan rumput belakang Mansion yang cukup luas untuk berlatih. Aku memanggil Harry,  anak baru yang ingin melatihku.

"Harry! Kemarilah dan hadapi aku!" Harry segera berdiri dan memasang kuda-kuda yang terlihat tidak sempurna. Beberapa Bodyguard menertawakannya tapi aku tidak. Aku menanggapi serius bocah ini. Aku tidak pernah meremehkan lawanku meskipun dia tidak setangguh aku.

"Maju dan serang aku!" Perintahku pada Harry, tapi dia terlihat ragu-ragu hingga aku harus menegurnya kembali. "Harry! Jangan ragu dan serang aku dengan kekuatan penuh."

Harry melihat mataku yang penuh kesungguhan. Maybe dia percaya dan mulai menyerangku. Sayang sekali tinjunya meleset karena aku bergerak sedikit ke kiri menghindari serangannya.

Aku meraih lengannya dan memutar sendi tanpa mematahkannya. Aku mendorong tubuh Harry kuat hingga dia berguling ke tanah.

"Kuda-kudamu berantakan, seranganmu amburadul. Kau yakin menyerang preman dengan gerakan seperti itu? Apa itu cuma preman pasar? Preman kelas teri?" Tanyaku dengan tatapan menghina.

Harry bangkit perlahan dan berdiri sempurna. "Nona sangat hebat, aku akan menyerang lagi!" Harry maju dan menyerangku lagi. Dia mengulangi gerakan yang sama dan berusaha menghindari seranganku.

Dia mengarahkan tinjunya ke wajahku. Aku berputar dan menghindar lalu berdiri di belakangnya. Aku segera menggunakan kaki kananku dan menendangnya cukup kuat. Hal itu membuat dia tersungkur ke tanah.

Untungnya tempat kami berpijak adalah tanah, bukan aspal atau semen. Kalau tidak wajah Harry pasti akan terluka. "Kau bisa berdiri?" Tanyaku pada Harry yang susah payah untuk bangkit.

Aku memerintahkan beberapa Bodyguard untuk membantu dan mengangkatnya. "Nona! Sepertinya Harry Cedera di punggungnya," lapor salah seorang Bodyguard yang membopong Harry.

"Tunggu apa lagi? Cepat bawa Harry ke UKS agar segera di tangani." Teriakku pada mereka agar segera membawa Harry ke UKS dan ditangani oleh dokter di sana.

"Kalian berempat maju!" Aku menunjuk beberapa Bodyguard dan menyuruh mereka untuk menyerangku bersamaan. "Aku akan mengajari kalian bagaimana caranya bertarung dengan beberapa lawan."

Mereka berempat menyerangku dari semua arah dan serempak menyerangku. Aku langsung menarik seorang Bodyguard yang terlihat lebih lemah. Menariknya dan memutar tubuhnya sehingga bertabrakan dengan ketiga orang yang menyerangku tadi.

2 Bodyguard sadar dan menyerangku lagi. Aku menunduk sehingga mereka saling terkena pukulan masing-masing. Aku mundur dan merasakan seseorang akan menyerangku dari belakang.

Aku beralih ke sisi kanan dan langsung menendang perut nya dengan lutut kananku. Satu Bodyguard jatuh karena lututku mengenai ulu hatinya.

Satu Bodyguard lainny menyerangku dari samping. Aku menangkis tinjunya lalu menampar telinganya hingga dia tersungkur ke tanah.

Dua Bodyguard lainnya menyerangku dari depan dan belakang. Aku maju ke depan menunduk sedikit dan memberi pukulan ke tulang rusuknya.

Aku berputar sedikit dan mengangkat kakiku dan menendangnya tanpa bisa dia tangkis karena kecepatanku atau reaksinya yang terlalu lambat.

Hening. Mereka semua terluka dan susah untuk bangkit. Aku memerintahkan beberapa Bodyguard lain untuk membawa mereka ke UKS.

"Pertarungan jalanan seperti yang Harry contohkan tadi itu hanya berlaku untuk preman pasar atau preman kelas teri."

"Bagaimana jika mereka adalah bawahan mafia yang benar-benar terampil dalam pertarungan?"

"Yang pertama kalian harus lakukan adalah perhatikan area sekitar kalian. Apakah itu jalan yang sempit, area yang kering dan berpasir, atau justru area yang lembab dan banyak genangan air?"

"Perhatikan juga apa di sekitar kalian ada kayu/besi/barang tajam yang bisa digunakan untuk melawan. Dalam pertarungan jalanan tidak perlu menjaga harga diri. Yang penting kalian bisa menang.

"Perhatikan postur tubuh mereka, kelemahan mereka dan serang titik vitalnya. Kalian tau kan titik vital serangan itu di mana?"

Seseorang mengangkat tangan dan menyebutkan, "Area kepala terutama telinga, mata, leher, ulu hati, dan kemaluan."

"Tepat sekali! Jika ada kesempatan kalian jatuhkan mereka dalam sekali serangan untuk mempersingkat waktu. Dan pesanku untuk kalian jika jumlah preman itu 10 kali lipat dari kalian sebaiknya kalian lari sejauh mungkin karena nyawa lebih berharga daripada pertarungan. Kalian mengerti?"

"Kami mengerti," ucap mereka serempak. "Gerald! Sekarang majulah aku akan mengajarimu!" Gerald berdiri dan memasang kuda-kuda yang cukup sempurna.

"Nona! Nona! Gawat Nona." Seorang pelayan berlarian dan terengah-engah. "Ada apa?" Tanyaku penasaran.

"Gawat Nona! Di luar ada Tuan Mark dan semua anggota keluarganya. Mereka membawa Koper yang banyak seolah akan menetap lama di sini."

Aku memberikan isyarat pada Gerald untuk berhenti dan menghampiri pelayan itu. Aku sedikit kaget dan meneriakinya. "Apa katamu?"