Chapter 8 - Bab 8

Hari ini matahari tampak malu - malu  untuk memancar kan sinarnya, lumayan agak mendung semendung hatiku yang kemarin

Kebanyakan orang di lamar sama pacar itu sangat menyenangkan, tetapi tidak untukku.

Aku menerima cinta Zidane karena ambisiku saja, karna bagiku orang kaya itu semua sama hanya merendahkan orang yang berada di bawahnya dan aku memutuskan aku akan berada di posisi yang sama dengan mereka.

Bukan karena aku jahat dengan Zidane, hanya saja aku belum membuka hatiku saja dan memantapkan perasaan walaupun terkadang perlakuanku sering kali membuat Zidane kecewa.

Andai saja aku dulu tak tertarik sama pesona nya Jems, dan takku taruhkan hatiku sepenuhnya untuknya, mungkin saja aku tak menjalankan fase patah hati seberat ini dan tak ada sejarah yang nama nya trauma.

Sebenarnya aku tak begitu patah hati dengan keputusanku untuk mengakhiri hubunganku bersama Jems, tapi karena orang tuanya yang mencaci akan keluargaku yang miskin, Itulah yang membuat luka terdalam di hatiku. Membuatku gelap mata dan memilih meninggalkan anak mereka Jems

Di satu sisi lain aku mencintai anaknya dan di satu sisi lain aku tak bisa mengungkiri kebencianku akan orang tuanya Jems. Makan nya dari itu aku bertekad dalam hati, orang yang menghinaku akan ku tunjukan keberhasilanku

"Udah ah dari pada terus - terusan mikirin mantan lebih baik aku nonton drama Korea di laptop edisi terbaru yang kemarin aku download" batinku menenangkan diri.

Aku mulai membuka laptopku dan memutar vidio drama Korea sambil rebahan, aku mulai menonton drama Korea. Sambil tersenyum - senyum sendiri melihat adegan - adegan romantis leeminho.

tak lupa menikmati cemilan - cemilan snack

yang ku suka. Aku tergolong orang yang suka ngemil walau begitu tubuhku tergolong sulit naik dan aku bersyukur karena dengan tubuhku ini sudah sangat ideal.

Kebetulan hari ini hari weekend jadi sangat lah  tepat untuk bermalas - malasan dan memanjakan badan berleha - leha apalagi dengan suasana mendung seperti ini sangat cocok untuk memanjakan diri dari pekerjaan yang menumpuk di kantor.

Tok....

Tok...

Tok....

" Nay" Cika mengetuk pintu apartemenku, sambil menyenandungkan namaku

Biasa kalo hari weekend Cika selalu main ke kamarku, dan sering sekali curhat perihal dirinya ataupun hubungan asmaranya dan aku harus siap mendengar curhatannya. Apalagi tau di dalam kamarku banyak sekali makanan ringan dan nimbrung untuk memakannya secara aku sahabat nya jadi siap tidak - siap harus siap demi sahabat, iya kan ?

" Iya Cika kenapa " aku lagi tanggung nonton ? " teriakku yang tak mau mengalihkan pandangku pada laptopku .

" Ya terus kenapa dari tadi aku ketuk - ketuk tidak di bukain pintu " jawab Cika

" Ih ...kamu kayak tidak tau kebiasaan aku aja kalo lagi weekend, masuk sendiri tidak di kunci, tanggung ne drama nya lagi seru " sahutku dari dalam kamar

" Asyik banget kamu, kaya orang gila tau senyum - senyum sendiri " ujar Cika sambil menyomot cemilanku yang ku pegang.

" Hem, enak aja lho ngomongin aku gila, kamu gak tau ini lagi ada adegan romantisnya ? "

" Kamu gak jalan apa sama Zidane? biasa nya pagi- pagi buta udah nongol aja tuh batang hidung nya di bawah " celoteh Cika

" Gak ah, bosan tau setiap pagi ketemu dia, emang tu Zidane bucin banget, gak bosan apa jadi supir aku terus tiap pagi, padahal udah aku bilang gak usah jemput kadang masih aja nongol tu orang. Mumpung wekekend mending aku lihat wajah leeminho " sambil cekikikan aku ke pada Cika

" Duuuuh ! Jadi gemes deh kamu Leeminho, coba aja yang ngelamar aku, kamu Leeminho pasti aku langsung angguk -  angguk bilang iya " aku pun cengar - cengir sambil nonton film drama Korea

" Aauww  sakit tau Cika "  tuturku sambil melepaskan tangan Jesika dari telingaku, dan berhasil terlepas juga

" Kamu ini gak kasian apa sama Zidane, dia itu benar - benar sayang sama kamu "  Cika mulai ceramah. " Secara aku sekretaris nya, dia sering kali ngomongin tentang kamu " ujar Cika

" Ngomong - ngomong soal Zidane gimana kelanjutan kamu sama Zidane " Cika bertanya ke padaku

" Aku masih menjalani hubungan bersama Zidane, selayaknya orang berpacaran, tapi kalo untuk ke jenjang yang lebih serius, aku blom siap. aku menutup hati yang masih tersimpan sosok seseorang secara aku masih sangat muda untuk menikah dan untuk saat ini aku masih masa penjajahan " ujarku

"Mungkin dengan berjalan nya waktu semua akan berubah " timpalku lagi

" Tapi ! Aku tidak tau berapa lama hati aku masih  belajar. sehari kah? sebulan atau mungkin bisa lebih aku juga gak tau " aku menjawab ulang

Lagi - lagi Cika melongok pendengar perkataanku .

Seandainya nya Zidane bukan kekasih Ranaya yang menjadi sahabatnya mungkin Cika akan menikung Zidane dari Ranaya. Karena dalam diam  ternyata Cika juga  menaruh hati pada Zidane. Siapa sih yang gak menyukai Zidane seorang pemilik perusahaan yang masih sangat muda. Wanita mana pun pasti berlomba ingin menjadi kekasihnya

Tetapi Cika mengetahui hal itu dan tak akan mungkin mencuri Zidane dari Ranaya. Cika sahabat yang paling baik, dia tidak akan merusak persahabatannya dan menusuk dari belakang

Cika tau benar sifat Zidane secara Zidane bos Cika. Zidane jika sudah mencintai seorang wanita

dia tidak akan berpaling. Dia akan tetap mencintai seseorang sampai ke akar - akar nya

Itulah yang membuat Cika kagum akan sifat Zidane.

Aku pun melanjutkan setiap episode -  episode drama yang aku tonton

Dan tak sengaja ada adegan film yang membuat ku menggigit bibir bawah ku

" Ih, aku mau "

adegan leeminho melumat bibir wanita seperti buah cery merah

" Gak bohong sebenar nya juga pengen, gak nolak maksudnya"

" Oh no " aku pun meneguk air ludah sambil menonton adegan tersebut

Tak terasa matahari mulai pulang dari sinar nya

menandakan hari sudah sore. Aku pun memutar bola mata ke arah jam dinding yang terletak d belakang pintu sudah menunjukan pukul 17.00 sore.

aku pun menyudahi film yang ku tonton dan menyuruh Cika untuk kembali ke kamar nya.

Tentunya Jesika pun pamit.

Keesokan harinya aku harus kembali bekerja

setelah kemarin menyudahi hari bermalas - malasanku.

Dan hari Senin pun akhirnya datang di mana hari aku harus terburu-buru menyelesaikan pekerjaan di kantor. Hari Senin hari di mana semua dokumen - dokumen menunggu untuk di revisi olehku dan mengantri untuk di tanda tangani.

Seperti biasa hari Senin hari sibuk untuk menyelesai kan pekerjaan .

Tanpa aku sadari aku melihat dari atas ke bawah  apartemen terlihat mobil sport kuning yang terparkir menunggu akan kehadiranku.

Seperti biasa rutinitas Zidane selalu menjemput aku untuk berangkat ke kantor bersama - sama.

Aku pun langsung berlari - lari menuju arah mobil Zidane dengan cepat, karena aku bangun kesiangan.