Chapter 9 - Bab 9

Aku menerima Messenger dari Jems yang tertuliskan sebuah undangan.

Isi Messenger .

Ranaya seminggu lagi aku akan menikah dengan pilihan orang tua ku maafkan aku telah mengingkari janji yang pernah aku ucapkan dulu

ku harap kamu bisa datang.

Tak terasa air mata ku menetes membaca messenger dari Jems.

Malam ini tak seperti biasanya aku pulang jam 8 malam, Karna ada pekerjaan di kantor yang harus aku selesaikan, karna aku mau mengambil cuti seminggu. Jadi, pekerjaan kantor harus aku selesaikan terlebih dahulu.

Aku pun  duduk di depan teras apartemenku, dan di temani Zidane kekasih ku yang selalu ada untuk ku. Aku pun menghampiri Zidane yang tengah sibuk memainkan hp sambil memencet - mencet layar hpnya.

" Kak " panggil ku saat aku sudah mendudukan diri di samping Zidane. Memulai percakapan yang serius, karena aku biasa memanggilnya honey, sayang atau babby namun kalau aku sudah memanggik "Kak" Zidane pasti tau ini adalah percakapan yang serius. Kami berdua duduk di teras apartemen yang lumayan agak tinggi tepat nya di lantai 5. Dingin nya angin membuat suasana lebih sejuk.

" Kak " panggil ku sekali lagi karena tak mendengar jawaban dari Zidane.

" Hmmm " gumamku agak sedikit kesal karna melihat Zidane yang sedang sibuk memencet-mencet layar hpnya.

" Au ah kesal, dari tadi di panggil - panggil gak ada sahutan, aku masuk aja " ancamku kepada Zidane dan beranjak bangkit.

" Eits " Zidane menarik tanganku yang hendak pergi "Gitu aja ngambek, Maaf sayang aku tadi lagi membalas pesan dari rekan bisnisku" Zidane mencoba menenangkanku

" Terus aku di cuekin ? " Jawabku ketus

Zidane pun terkekeh geli melihat tingkahku yang sedang kesal.

" Ada apa sih sayang " Zidane menarik tanganku sampai aku duduk kembali di sampingnya .

Zidane pun menutup hpnya dan menyimpan kembali ke dalam saku celananya.

Zidane pun melirik ke arahku " Ada masalah apa sayang ? " tanya Zidane dengan nada lembut aku hanya menggeleng pelan kepala dan memandang fokus ke depan membuat Zidane merasa ada sesuatu yang membuat kegelisahanku.

" Hari Minggu besok aku akan pulang ke Indonesia, menemui mama dan menghadirkan acara pernikahan temanku di Indonesia, hanya beberapa hari saja " jawabku

" Apa Kamu mau nemenin aku ke Indonesia? " Tanyaku ke pada Zidane

Zidane mengangguk " Boleh sih, tapi pernikahan siapa yang akan kamu hadirkan? " Zidane menanyakan perihal ajakanku.

Aku pun berusaha berbohong aku tau jika Zidane mengetahui nya ia pasti akan sangat cemburu dan memperumit segalanya

" Itu pernikahan teman SMA ku dulu, dia  mengundang ku untuk datang  ke acara pernikahannya. Aku gak  enak kalo aku gak datang, secara dia teman dekat ku sewaktu SMA"

Jika Zidane mengetahui sebenar nya pasti dia tidak akan menyuruhku dan sangat marah besar, karna aku mengetahui sifat Zidane yang sangat cemburu

Untuk menghadirkan pesta pernikahan Jems yang akan di laksanakan pada hari Minggu.

Aku gak tau apa maksud dan tujuan Jems mengundang ku. Sebenar nya aku tidak ingin datang ke acara pernikahan Jema, rasa nya sakit jika kita melihat orang yang kita sayang menikah dengan perempuan lain, tapi aku berusaha tegar

lagi pula aku sudah berapa tahun gak pernah bertemu mungkin kedatangan ku ke acara pernikahan Jems, untuk yang terakhir kali nya.

Zidane mengetahui aku masih mencintai cinta masa laluku, tapi Zidane tidak mengetahui wajah cinta pertama ku.

" Hmm besok pagi - pagi sekali aja kita berangkat 

jadi siang kita udah sampai di Indonesia

acara  pernikahan nya besok, karna akad nya pagi jadi kita bisa datang siang aja " Ujarku

" Oke dech " seru Zidane sambil mengacungkan jempol nya ke arahku, dan aku hanya balas tersenyum sambil memeluk tubuh Zidane. Tercium wangi parfum dari tubuh Zidane membuatku semakin menggenggam erat pelukanku

Dan tiba-tiba Zidane membalas pelukan yang semakin erat dan mencium keningku dan aku menoleh menatap wajah Zidane

" Kamu tahu nggak kenapa bintang selalu hadir di malam hari ? " Tanya Zidane yang membuatku beralih menatap bintang di langit.

" Gak tau " kataku sambil menaikkan bahu "Mungkin udah ciptaan alam semesta" Jawabku asal

Zidane pun tersenyum mendengar jawabanku.

" Bukan, bintang hadir di malam hari karena dia menjadi penerang dalam kegelapan. Gelap nya malam akan terasa terang karena hadir nya bintang atau pun bulan. Sama seperti kehidupan, terkadang kita yang tak mengerti makna nya. "

Aku pun menoleh ke arah Zidane " Maksudnya " Tanyaku heran.

"Suka dan dukanya dalam kehidupan yang kita rasa sebagai derita dan cobaan yang membuat kita menangis, sedih, kecewa frustasi itu ibarat kegelapan malam. Kita mengeluh kan mengapa itu sungguh gelap, mengapa hidup begitu kejam, tanpa kita melihat ada bintang - bintang yang indah di sekeliling kita. Dan satu hal segelap-gelapnya malam dan seindah-indahnya bintang semua akan sirna saat pagi menjelang tergantikan dengan cahaya matahari yang lebih terang. Malam akan berganti pagi, tangis akan menjadi tawa, sedih akan menjadi bahagia sebagai mana roda kehidupan. Hidup tak akan lengkap tanpa derita"

Ujar Zidane panjang lebar mataku menatap wajahnya dengan seksama. Zidane memang tergolong dewasa dia bisa menyejukkan suasana.

Aku pun tersenyum dengan kata - kata nya. Zidane mulai beranjak pamit dan perlahan meninggalkan ku, Hingga  suara mobil nya tak terdengar lagi.

Malam itu juga aku mengambil tas koper bewarna pinkku, dan menyiapkan barang - barang yang akan di bawa ke Indonesia. Satu persatu aku mengambil baju yang akan aku kenakan besok dan aku memilih baju yang cantik dan anggun untuk aku kenakan di acara pesta itu.

" Hem aku tak percaya Jems akan menikah dengan perempuan pilihan orang tuanya " lirihku

janji yang dulu pernah terucap semua hanya indah di bibir saja.

Akhirnya waktu itu datang juga. Waktu yang akan membuatku kehilangan arti kebahagian 

Waktu melihat kamu tersenyum dan bahagia bersama perempuan lain. Seandainya waktu bisa bersahabat denganku, aku ingin memutar waktu yang membuatku mengetahui apa itu arti kebahagiaan.

Aku pun memandangi langit - langit kamarku dan mengingat masa - masa yang seharusnya tak perlu di kenang. Kemudian mengamankan posisi tidurku dan memeluk bantal pink kesayanganku

mencoba memejamkan mata.

Hingga pukul 2 malam mataku enggan terpejam

entah apa yang aku pikir kan, aku pun tak tahu.

Rasa bercampur di hati menjadi satu. Rasa yang  aku alami  gelisah, sedih, bahagia. Semua jadi satu

Setelah penghayatan yang cukup panjang akhir nya aku pun mulai mengantuk dan ku matikan lampu kamarku dan segera menutup mata karena besok pagi - pagi sekali aku harus terbangun karena tidak mau ketinggalan pesawat yang sudah aku pesan