Setelah berbincang - bincang dan melepas rasa rindu dengan teman - teman di reuni. Saatnya jam pulang aku terpaksa harus menunggu Zidane karena Zidane selalu ingin menjemputku.
Kebetulan Dewi saat itu tidak membawa kendaraan, dan aku menyuruh dewi untuk menggunakan mobil ku.
" Ranaya, mau pulang bareng ? " Ajak Gabriel. Gabriel salah satu teman SMA ku dulu yang juga hadir pada acara reunian.
" Gak deh, aku ada yang jemput " ucap ku menolak tawaran Gabriel.
" Cieeee di jemput pacar apa calon suami nih " goda Dewi
" Apa - an sih " elakku
" Aku temani kamu nunggu di sini
aja deh " ucap Dewi
" Ngapain nunggu sampai pacar nya Dateng ? " Tebak Gabriel
" Iya, sebagai sahabat yang baik kita gak boleh biarin teman sendirian, nanti kalo Ranaya kenapa-napa gimana ? " Ucap Dewi yang membuat orang yang kebetulan di sekitar nya ternganga.
" Kamu apa-apan sih Dew, aku bukan anak kecil lagi, aku bisa jaga diri ku baik - baik kok " ucap ku
" Ya sekalian lihat pacar kamu yang ganteng itu, gak papa kan ? " Ucap Dewi sambil menyengir.
" Terserah kamu aja deh Dew " ucap ku
" Kamu kurang kerjaan banget sih Dew, nungguin pacar orang, jangan - jangan lo naksir kali sama pacar nya Ranaya " tuduh Gabriel
" Idiw apa-apan Riel loh nuduh sembarangan, kalo sama aku tuh positif thingking aja, aku gak seburuk yang lo pikir kan " ucap Dewi gertak sebal.
Tak lama kemudian datang lah Bagus. Bagus yang dari zaman SMA dulu sudah naksir berat sama aku. Aku mengetahui nya karna dari SMA sering kali mengungkap kan perasaan nya, dan sudah berulang kali aku menolak nya.
Tiba - tiba bagus memarkir kan motor nya tepat di depan ku.
" Ranaya, mau pulang bareng aku " ajak Bayu.
" Gak usah deh, aku lagi menunggu seseorang, aku di jemput " tolak ku sambil tersenyum manis kepada bagus .
" Ohhh gitu ya " terlihat jelas wajah kecewa nya Bagus.
" Ranaya aku mau ngomong serius sama kamu ! " ucap bagus sambil menatap sepasang bola mata ku.
" Ngomong aja " jawab ku
" Ranaya kamu mau gak jadi pacar ku? " Bagus berlutut dan memberikan setangkai mawar merah. Membuat aku terkejut begitu juga dengan teman - teman ku.
Dewi dan Gabriel menatap aku seakan-akan bertanya. Aku menatap Bayu seperti ada ketulusan tapi aku tak bisa menerimanya karena sudah memiliki pacar saat ini.
Aku sangat terkejut dengan aksi Bagus yang menyatakan cinta nya pada ku.
" Ranaya aku sudah lama mengagumi mu, bahkan sangat mencintai mu, sewaktu kita masih sama - sama duduk di bangku SMA dulu, bahkan sampai sekarang pun perasaan itu masih sama, aku harap kamu mau menerima cinta ku " ucap Bagus sambil menatap wajah cantik ku .
Tanpa mereka sadari ada sepasang bola mata menatap adegan itu, darah nya mendidih, tangan nya terkepal kuat, bahkan emosi nya sudah naik ke ubun-ubun, nafas nya naik turun. Zidane segera turun dari mobil mewah yang di kendarai nya.
Zidane mendekat, dan menghampiri ku, sejak kapan Zidane sudah berada di sini? apakah Zidane melihat semuanya? itu yang terlintas ada dalam pikiran ku.
" Kak..." ucap ku ketakutan
Zidane menarik kerah baju Bagus membuat Bagus langsung berdiri. Zidane merebut paksa setangkai bunga yang ada di tangan nya bagus, dan membuang nya ke jalan.
Boggh ...
Zidane berhasil mendarat kan pukulan ke pipi Bagus membuat sudut bibir nya mengeluarkan darah segar.
" BRENGSEK " umpat Zidane sangat kesal
Bogh ...
Bogh .....
Kak cegah ku yang tak di hiraukan Zidane membuat mata Dewi dan Gabriel melihat adegan itu.
" Jaga sikap lo kalau tidak jangan harap lo bisa hidup dengan tenang di dunia ini " ancam Zidane penuh emosi yang menggebu - gebu .
" Emang lo siapa? Datang-datang langsung nonjok gue, dan Ranaya itu siapa lo hah ? Apa hak lo ngelarang gue " tantang Bagus tanpa rasa takut sedikit pun.
" Lo tidak perlu tahu gue siapa nya Ranaya?! Ranata itu milik gue, dan lo ingat mulai sekarang jauhi Ranaya dan jangan ganggu Ranaya lagi. Jangan harap lo bisa berada di sini lagi ! "
Ucap Zidane dengan tatapan penuh emosinya.
" Ayoooo " ajak Zidane mencengkram erat tangan ku dan membawa ku masuk ke dalam mobil mewah nya secara paksa.
" Kak ..sakit " ringis ku yang tak di hirau kan Zidane karena sudah sangat emosi.
Zidane pun memacu mobil dan menginjak gas dengan kencang nya. Tak ada percakapan antara aku dan Zidane selama dalam perjalanan
Aku masih takut memandang wajah Zidane yang membuat nyaliku menciut.
*****************
" Siapa sih dia berani sekali menonjok dan mengancam ku " kesal bagus
" Dia itu pacar nya Ranaya dan lo jangan macam - macam lagi sama tu orang " tunjuk Dewi dan langsung segera meninggalkan Bagus dan Gabriel.
" Baru juga pacar ? Belum juga jadi suami " gerutu Bagus kesal .
" Bagus sebaik nya kamu menjauh deh dari Ranaya, pria tadi adalah orang yang sangat terpandang di kota ini " jelas Gabriel.
Ya Ranaya telah menceritakan tentang Zidane kepada teman - teman nya dan betapa terkejut nya bahwa yang menjadi pacar Ranaya adalah Zidane Anderson. Seseorang yang sangat terkenal di kota ini.
" Siapa dia ? " Tanya bagus sekali lagi
" Dia adalah Zidane Anderson orang yang sangat terpandang dan terkaya di kota ini. Kemungkinan besar ancaman nya bakalan jadi kenyataan bila kamu tetap ngeyel. Apa lagi dia punya sifat yang begitu sangat posesif kepada wanita yang dia cintai " ucap Gabriel memperingati kalimat terakhir.
" Oh jadi dia yang namanya Zidane Anderson " ucap Bagus .
Siapa sih yang tidak mengenal nama Zidane yang sangat terkenal di dunia bisnis
Dan membuat wanita tergila - gila karena nya.
***********
Zidane pun memarkir kan mobil di halaman rumah ku dan kami masih berada di dalam mobil.
Perasaan ku sudah bercampur aduk aku takut dengan amukan Zidane. Jantung ku pun berdegup kencang nafas ku naik turun tak karuan.
Aku akan menerima amukan Zidane sesaat lagi.
" Kak ...aku " ucap ku terbata - bata.
" Siapa dia? " ucap Zidane dengan suara meninggi.
" Di...dia " ucap ku gemetar
" Cepat katakan bentak Zidane, membuat mata ku mulai berkaca - kaca.
Aku sangat takut kepada Zidane saat ini Zidane menatap ku dengan tajam seakan ingin membunuh. Membuat ku ingin pingsan sekarang juga.
" Kak d..dia teman ku " jelas ku dengan suara terbata - bata
" Teman ? Apa aku tidak salah dengar , dia teman mu apa kamu lihat dengan sikap dan perlakuan nya terhadap mu, sikap nya jauh berbeda dari seorang teman " ucap Zidane dengan nada meninggi.