Tidak terasa waktu cepat sekali berlalu. Dengan Kejadian yang telah menimpaku, tidak hanya menyisakan luka untukku, Tapi juga untuk batinku.
Bukannya aku tidak ingin berpisah dari Zidane, hanya saja aku menjalan kan amanah almarhum mamaku yang tak ingin menjalankan nasib serupa dengan dia. Yang harus menjadi janda.
Walau terkadang batin ku sering kali menangis dengan kenyataan yang harus aku jalani. Takdir hidup yang tidak aku inginkan.
"Ranaya! Ranaya! Dimana kamu?" Teriak Mami mertua dari arah ruang makan. Ya Mami mertua sering kali berulang-ulang kerumah kami. Sebulan pulang, sebulan lagi pergi. Karena tidak ada lagi anak yang harus dia kunjungi selain Zidane.
Kali ini Mami tidak sendiri, dia bersama Papi Zidane, karena kebetulan urusan Papi mertua seperti nya telah selesai dengan rekan kerjanya yang berada di luar negri.