Keesokan harinya, saat aku sedang mencuci piring, terdengar suara Mami mertuaku mendekat ke arahku.
"Enak benar ya, kamu ingin pulang kampung?!" Sindir Mami ketika Zidane sudah berangkat bekerja. Ya, sepertinya Zidane sudah memberitahu Maminya kalau aku mau pulang kampung selama seminggu.
"Kamu itu sudah tidak bekerja lagi. Malah hambur-hamburin uang suami gak jelas begitu! Gak usah pulang kampung segala lah! Mama kamu juga sudah meninggal. Mau ngapain kesana?" Sambung Mami dengan ketus.
"Tapi, mi? Ranaya sudah lama tidak kemakam Mama, kak Zidane juga tidak keberatan dan sudah memberiku izin".
"Mi, bukannya kemarin Mami juga meminta uang kepada kak Zidane untuk membayar arisan, dan mentraktir teman-teman dengan nominal yang sangat besar, ya?" Ucapku memberanikan diri untuk menjawab perkataan Mami.
"Wajar sajalah!, aku ini Maminya, yang telah membesarkan dan melahirkannya. Jadi, sepatutnya memang uang Zidane itu uang Mami" ucap mami yang membuatku geram.
