21+
Semua acara telah selesai, semua para tamu undangan tampak pulang, dan sanak keluarga Zidane juga sudah pulang ke rumah mereka masing - masing.
Dan aku menggantikan pakaian santai. dengan pakaian gaun pengantin yang sebelum nya terlihat sudah cabik mencabik karena terkena cengraman tangan Zidane.
Rumah tampak mewah dan megah, banyak berapa orang pelayan di dalam nya. Ini tempat tinggal Zidane dan aku sekarang di rumah ini. Aku memilih tetap tinggal bersama, meninggal kan apartemen ku yang lama setelah menyandang status istri orang.
Hari pertama menikah dengan Zidane bukan perlakuan layak nya seorang istri yang ku dapat kan malah menampakkan sifat yang begitu posesif akan diriku.
Kenapa di saat aku telah sah menjadi istri nya dia perlihat kan dirinya begitu kasar.
" satu tahun tak sedikit pun sifat kasar yang kuterima. Pintar nya zidane menyembunyikan sifat nya selama itu kepada ku dengan kata - kata kedewasaan nya membuat ku mempercayai nya dan mau menerima lamaran nya" gumam ku dalam hati, sambil merapikan tempat tidur yang akan menjadi malam pertama ku bersama Zidane.
Zidane yang baru keluar dari kamar mandi tampak menggunakan handuk setengah badan menutupi junior nya.
Dan dia berjalan dengan santai seolah-olah tak terjadi apa- apa setelah apa yang kemarin telah ia lakukan kepada ku.
Dia menghampiri ku, dan tiba - tiba memeluk ku dengan erat nya. Sambil mengelus helai rambut ku dengan lembut.
Aku yang sedang sibuk merapikan tempat tidur tersontak terkejut dengan apa yang Zidane lakukan.
Begitu leeembuuut, ini zidane yang pertama kali aku mengenal nya itu yang membuat aku bisa jatuh cinta kepada nya. Helai demi helaian tangan Zidane terus mengusap rambut ku.
Aku pun membalik kan badan ke arah Zidane dan membalas pelukan dari nya. Zidane melepas kan tangan nya ke pelukan ku dan, Zidane pun langsung mengangkat tubuhku dan beranjak menaiki kasur yang telah ku tata rapi.
Aku tahu betul apa maksud dari tujuan Zidane.
Bola mata nya berbeda tak tampak sedikit pun bola mata kemarahan lagi.
Dan Zidane membaring kan tubuh ku di atas kasur, dan menyuruh ku untuk menelentang kan nya.
" Dek, apa kah kamu sudah siap? Kita telah sah menjadi suami istri, apa kamu mau memberi kan kewajiban mu sebagai seorang istri" Zidane berbisik sangat lembut di telinga ku.
Aku pun melupakan perlakuan Zidane kemarin yang menyiksa ku.
Aku yang menggigit bibir bawah ku mengangguk dengan pelan menyetujui permintaan nya.
Sebenar nya aku masih malu melakukan nya, karna sebelum nya aku belum pernah melakukan hal ini kepada pria manapun. Bagai mana cara pertama nya aja aku masih sangat polos.
Tetapi aku sadar dengan kewajiban ku sebagai istri yang harus memberi nafkah lahir kepada suami.
Zidane memeluk tubuh ku yang sedang terlentang di atas kasur dan kembali tangan nya menggenggam kedua tangan ku.
Tampak wajah Zidane sekarang berhadapan tepat di depan wajah ku.
Zidane menatap bola mata ku sangat lembut, aku pun membalas tatapan Zidane dengan tersenyum tipis.
" Kamu sangat cantik jika tersenyum" Zidane memuji ku, sebagai tanda merayu.
Perlahan-lahan wajah Zidane semakin mendekat dengan bibir ku.
Cup....Zidane mencium bibir ku.
Hal ini yang biasa aku laku kan bersama Zidane, jadi aku paham betul apa yang harus aku lakukan.
Aku membuka mulut ku, biar Zidane leluasa memain kan gerak gerik bibir nya.
Zidane melumat lumat lagi bibir ku,
Cup. Cup. Bibir ku di kecup kembali oleh Zidane.
Aku pun membalas aksi adu mulut yang membuat zidane semakin bergairah melihat aku dengan lihai nya sebagai wanita memain kan lidah yang beradu dengan mulut Zidane.
Ah...
Ah...
Zidane lalu beralih mengecup jenjang leher ku dengan perlahan - lahan.
Membuat aku tak sengaja mengeluarkan desahan yang membuat ku geli dengan kecupan Zidane.
Zidane kembali mengecup setiap tekuk leher ku dan kembali berbisik "sayang kk akan lakukan nya" aku pun kembali menggigit kembali bibir bawah ku dan mengangguk sebagai tanda isyarat dia boleh melakukan aksi nya
Perlahan - lahan Zidane meraih kancing baju ku dia berusaha membuka seluruh baju ku yang masih ku kenakan.
Dan membuka kaitan bra biru muda yang menutupi dua buah gunung ku.
Dan dengan cepat nya dia kembali menurun kan c*l*n* dan dalaman yang masih menghalangi gerak aksi nya.
Zidane dengan mudah nya melempar kan ke sembarang arah handuk yang menutupi junior yang dia miliki.
Kini tubuh ku dan tubuh Zidane tak sehelai pun menggunakan apapun.
Aku yang masih malu - malu kembali menutupi badan ku menggunakan kedua tangan ku.
" Kenapa kamu harus malu? Kamu melakukan nya sekarang sama yang telah sah menjadi suami mu sayang" ucap Zidane lembut.
Aku pun kembali membuka tangan ku yang menutupi badan putih mulus ku.
Dan pasrah dengan apa yang akan zidane lakukan malam ini.
Zidan melakukan aksi nya yang sedikit tertunda dan memainkan dua gunung yang masih membulat padat menggunakan kedua tangan nya.
Dan Zidane mengecup gunung itu satu persatu menggunakan mulut nya.
Semakin membuat rasa yang ada di dada ku tak karuan.
aku kembali menggeliat merasakan kenikmatan.
" Mmmmmmmhhh ahhhhh. Suara desahan akhir nya keluar lagi dari bibir ku yang sedari tadi aku tahan.
Mendengar aku mendesah nikmat Zidane semakin memuncak mengerayangi tubuh ku dan melepas kan pegangan dari kedua gunung itu.
Aku pun menutup mata ku dan mengigit kembali bibir bawah ku, kedua tangan ku mencengkram seprai dengan kuat.
Zidane melihat ku dengan expresi takut kembali berbisik di telinga ku.
"Ini tidak akan sakit sayang" ucap Zidane kembali membuka lebar kaki ku dan menekuk nya.
Lalu Zidan mengarah kan kepala nya kebawah arah vagina ku. Zidane bisa melihat vagina ku yang masih sangat tertutup rapat.
Dengan lahap nya Zidane menjilati setiap inci vagina ku yang mulai basah.
" Mmmmh zidane" Aku pun mengerang kenikmatan, karna Zidan sangat mahir ahli dalam memuaskan ku.
Aku pun meremas rambut zidane yang masih terus menjilat kewanitaan ku, dan menghisap bagian kecil tengah yang berada di bagian vagina ku.
Punggung ku pun menukik ke belakang mengerang melepas kan kenikmatan.
Zidane memegang junior nya yang dari tadi sudah berdiri tegak dengan sempurna.
Zidane sudah tidak sabar sudah ingin mencicipi tubuh ku yang membuat Zidane sungguh sangat gemes.
Kemudian dengan perlahan Zidane mengarah kan junior nyo masuk ke dalam lubang vagina ku.
" Awww ahhh " lirih ku sedikit merasakan kesakitan karena Junior Zidane menumbur lubang vagina ku.