"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tiba-tiba kau berkata seperti ini," tanya Revan keheranan. Padahal sebelumnya Aarav terlihat baik-baik saja, kenapa sikapnya sangat bertentangan dengan apa yang biasanya dilakukan.
"Tidak ada waktu untuk menjelaskan!" seru Aarav bangkit dari duduk, kemudian berjalan ke tempat tubuh Rivan tergeletak. "Bagaimana caraku membawa mereka semua sekaligus?" Aarav menggigit ujung bibir.
Pada saat bingung memikirkan sebuah rencana, suara yang entah dari mana datangnya masuk menuju kepala Aarav. Suara tersebut begitu lirih, hingga membutuhkan waktu untuk mendengarkannya dengan jelas, dan memahami maksudnya.
"Apa aku harus melakukannya?" Keringat dingin mengucur dari kening Aarav, jantungnya berdebar begitu kencang. Detik berikutnya, Aarav berteriak frustrasi. "Lakukan atau tidak sama sekali!"