Sepuluh tahun telah berlalu sejak kejadian tersebut. Aarav beserta lima orang dari desa tengah berada di sebuah gurun untuk melaksanakan sebuah misi.
"Bagaimana menurutmu dengan Erina?" tanya pria yang sedang memegang tombak. Wajahnya lumayan tampan dengan rambut hitam sepanjang bahu. "Apakah menurutmu, dia cocok denganku?"
Mendengar celetukan dari salah satu temannya, sedikit mencairkan suasana yang tegang. Aarav hanya tersenyum sembari meneruskan perjalanan.
"Gerald, orang yang sering membicarakan wanita. Biasanya mereka adalah orang pertama yang mati terbunuh," jawab pria yang memegang pedang.
Sebuah sentuhan mendarat pada bahu pria pemegang pedang, disertai dengan ucapan. "Safir, bilang saja kalau kau cemburu dengan Gerald? Bukankah kau juga menyukai Erina sejak dulu," ucapnya yang membuat wajah Safir merona.
