"Kemampuanku adalah untuk melihat suatu kejadian di masa depan. Hanya saja, kejadian yang dapat kulihat tidak sepenuhnya kuketahui. Karena itulah, aku tidak bisa mengatakan kapan dan bagaimana kejadian tersebut bermula. Aku hanya bisa mengatakan, jika pada saat itu hanya kau yang ada di dekatnya."
Aarav kembali mengingat pesan yang diberikan pria pemegang busur. Jika memang seperti itu, inilah waktu yang dulu sempat dibicarakan olehnya. Keadaan di mana dtua harus melindungi saudara pria tersebut, dan mencoba untuk menghentikan kehancuran.
Sebelum meninggalkan tubuh pria pemegang busur yang saat ini terkulai lemah, Aarav memalingkan wajah dan menatapnya beberapa detik. Hatinya tak kuasa menahan rasa sedih serta kecewa. Rasa penyesalan juga menghantui pikirannya saat ini.