Tubuh Vamor menghilang dari pandangan mata, kemudian muncul di depan Aarav dengan tangan terangkat. Bersiap memukul apa saja yang ada di sana menggunakan kepalan tangannya. Tidak peduli tentang kawan dan lawan, Vamor tetap saja memukul apa saja yang dia lihat.
Vamor mengayunkan tangan yang sejak tadi terangkat, mengarahkannya pada kepala Aarav yang sedang berdiri di hadapannya. Seakan tidak peduli dengan bahaya apa yang akan terjadi, Aarav hanya berdiam diri tanpa bergerak sama sekali. Pandangan matanya hanya dipenuhi dengan kekosongan, tanpa ada niatan membunuh seperti sebelumnya.
Perbedaan yang cukup signifikan hanya dalam waktu singkat. Entah hilang ke mana perasaan membunuh yang sebelumnya dimiliki Aarav, sekarang justru perasaan tersebut menghilang tanpa jejak yang jelas.
"Matilah kau!" teriak Vamor tersenyum tipis sembari mengayunkan tangan. Pada saat kepalan tangannya menghantam kepala Aarav, sebuah ledakan besar tercipta.