Calvin menyodorkan uang seratus ribuan dan memberikanya kepada niko," Aku tunggu di luar" katanya datar, niko mengambil uang dari tangan calvin sembari mengangguk kepalanya pelan, calvin memutar badannya keluar tanpa mau menatap niko lagi, niko memandang sejenak punggung calvin yang terlihat dari luar setelah itu niko segera membayar semua total belanjaanya.
Selesai membayar niko langsung keluar dari dalam indomaret. Dia berjalan menuju calvin yang tengah berdiri di dekat ambang pintu.
"Calvin" Suara niko membuat lamunan calvin teralihkan. Calvin menoleh ke arah niko yang sudah berdiri di sampingnya. Calvin memandang sejenak wajah niko yang tersenyum ke arahnya, dia hanya membalas senyumnya sangat tipis kemudian menarik lengan niko membawanya pergi dari indomaret.
Niko yang tangannya di tarik sama calvin langsung menurut dan membuntut di belakang calvin. Niko memakai oversize hoddie berwarna putih, tak lupa memasang bandana kelinci kesukaanya yang semakin membuatnya terlihat cute dan celana chino berwarna hitam. Calvin menggandeng tangan niko sampai di pinggir jalan. Langkah kakinya sama-sama berhenti sembari menunggu beberapa kendaraan yang lalu lalang, calvin menarik bahu niko masuk dalam rangkulanya dia menutup wajahnya niko menggunakan tangannya, dan tangan satunya menuntun niko melewati sebrang jalan hingga sampai di depan apartemen.
Calvin mengantarkan niko terlebih dulu sampai di sebrang. Baru setelah itu, dia pulang ke rumah. Karena jarak dari indomaret ke apartemen yang mereka tempatin tidak terlalu jauh dan hanya bersebrangan saja.
Calvin mengantarkan niko sampai di depan apartemen.
"Aku langsung pulang" Katanya, niko mengangguk mengerti. Soalnya calvin sudah bilang sama niko, kalau hari ini calvin bakalan pulang ke rumah. Jadi, mau nggak mau malam ini niko harus tidur sendiri di apartemen. Namun, sebuah tangan mungil menahan lengan calvin membuat calvin menoleh kembali menatap niko.
"Kenapa?" Tanya calvin, calvin beralih melirik tangan niko yang sedang menahan lengannya. Niko tertegun dan belum menjawab, dia memandang lekat wajah calvin serta bola mata legam milik calvin. Seperti ada sesuatu yang di pertimbangkan sebelum menjawab kata-katanya.
Calvin tersenyum tipis, dia menangkup wajah niko membuat wajahnya menjadi sangat dekat dengan niko. Niko yang ingin menjauh dari calvin terhenti, saat calvin semakin merengkuhnya, niko menelan salivanya dalam, bagaimana ini? Mereka masih berada di luar apartemen dan calvin nggak mungkin melakukan hal macam-macam terhadap niko. Tetapi, waktu hatinya menolak ternyata tubuhnya mengiyakan semua pergerakan calvin, dalam hitungan tiga detik selama saling menatap, calvin mulai memajukan wajahnya kemudian mendekatkan bibir tebalnya menempel dengan bibir mungil niko yang berwarna pink, sentuhan pertama membuat niko terhenyak dan kembali mengerjap matanya menatap calvin.
Calvin tersenyum manis,"Calvin kaga marah ya sama gua?" batin niko.
"Kamu gak—" Calvin kembali mengecup bibir niko tanpa melakukan aba-aba. Bahkan sebelum niko mengucapakan kata terakhirnya, calvin sudah meraup bibirnya sekilas. Matanya melebar, niko terkejut dan langsung mendorong bahu calvin hingga membuatnya sedikit terhuyung ke belakang. Walaupun, calvin masih bisa menahanya dia tetap mengalah.
"Jangan di sini!" Gerutu niko kesal sembari membenarkan bandananya yang terlihat lucu dan menggemaskan.
"Kamu mancing" Jawaban calvin membuat niko menjadi cango, sejak kapan? Dasar si calvin semua isi otaknya mesum, pikir niko.
Calvin mensejajarkan tubuhnya dengan niko dan kembali menatap wajah niko. Calvin memainkan bandana berbentuk kelinci yang di pakai niko," Jangan di mainin"Protes niko.
"Lucu" Katanya, sudut bibir calvin tersenyum. Sementara niko menahan wajahnya yang tersipu sedari tadi.
Calvin kembali menatap niko membuat mereka menjadi saling terdiam, tatapan calvin hanya tertuju pada bibir manis milik niko. Niko yang menyadari hal tersebut langsung memalingkan wajahnya tetapi segera di tahan oleh calvin.
"Liat aku"Kata calvin, niko mengangguk sembari tersenyum.
Calvin kembali menjelajah matanya kemana-mana di setiap penampilan niko saat ini. Bibirnya menyeringai licik, matanya juga ikut melirik oversize hoodie yang di pakai sama niko dan membuat niko terlihat sangat cantik, dan juga sexy. Walaupun, niko adalah seorang cowo tapi tak bisa membohongi keinginan calvin yang meminta lebih pada niko.
"Siapa yang nyuruh kamu pakai ini?" Tanya calvin yang menatapnya dengan galak.
"Hum..." Niko mencembikan bibirnya, dia tak berani menatap mata calvin. Niko takut kalau calvin akan marah dan melakukanya lagi,—
"Kalau aku nanya itu di jawab, jangan cuma diem aja!" Niko mengigit bibir bawahnya sembari celingak-celinguk menatap sekililingnya. Dengan sengaja niko tanpa mau menatap mata calvin dan membuatnya menunggu jawabannya
"Kamu dengerin aku gak? Aku tu di sini, gak usah liatin yang lain" Calvin merengkuh wajah niko supaya menatapnya.Niko kembali menatap wajah calvin.
"Cepetan jawab" Ujarnya,calvin mulai membenarkan posisinya berdiri dan beralih melirik arloji di tangan kanannya. Calvin tersenyum jahat," Sebelum 5 menit dari sekarang aku bakalan hukum kamu, dan gak akan kasih kamu tidur malam ini"Ucapnya, jantung niko berdetak dua kali lebih cepat. Jangan sampai calvin melakukanya lagi, niko nggak mau pokoknya.
"GAK MAU!"Tolak niko dan kembali terkesiap saat calvin menaikan satu alisnya.
"G-gak, maksud aku—"
"Jadi, kamu menginginkanya liby?"
"Gak, calvin!" Calvin terkekeh, calvin kembali mereka ulang kejadian dan mengingat sisa-sisa bayangan semalam sewaktu dirinya menghukum niko dan menjadi suka saat melihat mimik wajah niko yang meminta ampun dan terus-terusan menjerit karena ulahnya yang agresif.
"Hm"Sahut calvin.
"Terus, kenapa kamu pake baju yang kaya gini? Sengaja?" Tanya calvin, niko menggeleng cepat. Bukan, bukan begitu. Haduh! sebenarnya apa sih yang ada di dalam otak calvin itu?!
"Suka aja" Celetuk niko, calvin yang mendengarnya menjadi tak suka. Calvin nggak mau, kalau sampai ada yang melihat niko berpenampilan manis seperti tadi, hatinya menjadi kesal dan memanas saat ada cowok yang tertarik dengan niko selain dirinya.
Calvin beroria," Biar si reza suka ya?" Kata calvin membuat kening niko berkerut. Kenapa langsung ke reza? Emang apa hubunganya.
"Kok, kak reza?"
"Oh, jadi kamu manggilnya kakak. Sweet banget" Calvin tersenyum kecut dan langsung menjauhkan dirinya dari niko.
"Eh, calvin mau kemana?" Tanya niko yang menahan lengan calvin saat calvin ingin beranjak pergi.
"Pulang" Jawabnya dingin.
"Udah mau pulang? Gak temenin aku dulu?" Kata niko, calvin menggeleng dan mempercepat langkah kakinya mau ke sebrang jalan.
"Calvin, bentar"Calvin memberhentikan langkah kakinya, tetapi sengaja tak mau berbalik menatap niko.
"Maaf, kalau tadi buat kamu marah"
"..."
"Kalau nanti udah sampe rumah, jangan lupa chat aku"Ucap niko, calvin hanya berdeham.
"Udah?"
"Eh, anu iya. Tapi,—"
"Mending kamu masuk sana!" Mendengar suara calvin yang dingin sampai menusuk hati niko. Niko mengangguk kecil lalu membiarkan calvin pergi.