Ibu Devi menangis terisak-isak sambil menggenggam tangan sang anak erat-erat. Sebagai seorang ibu, hatinya sangat hancur melihat putri yang sudah susah payah dia besarkan selama ini terbaring kristis dengan kondisi babak belur.
"Kenapa, Sayang? Kenapa kamu malah berakhir seperti ini?" lirih ibu Devi terisak-isak sambil membelai rambut putrinya.
Bagaimana hati seorang nenek tidak akan hancur ketika putrinya yang sedang mengandung cucu pertamanya malah harus koma seperti ini.
Terlintas wajah keponakan dia di benaknya. Wanita paruh baya itu mengepal tangan kuat-kuat dengan amarah yang berkecamuk. Sudah dari dahulu dia sangat benci pada keluarga saudaranya, terutama Amelia.
Dari dahulu keluarga mereka sudah tidak harmonis. Mereka saling membenci dan saling menjatuhkan. Apalagi dia, Devi, dan sang suami tidak terima jika keluarga Amelia mendapatkan sesuatu yang indah dibandingkan keluarga mereka.