"Hey … siapa kamu?" tanya Esya yang semakin mendekati sosok itu.
Gadis kecil yang mengenakan gaun merah lusuh itu sesaat menghentikan Isak tangisnya, melihat hal itu, Esya semakin yakin bahwa ada sesuatu dengan anak itu.
"Dek?" tanyanya dengan langkah semakin mendekat. Perlahan-lahan gadis kecil itu bangkit dengan pandangan menunduk. Rambutnya yang tergerai liar membuat Esya kesulitan melihat wajahnya.
Kini jarak mereka hanya terpaut lima centimeter.
Esya dapat merasakan embusan napas gadis itu ketika dia semakin mendekatkan wajahnya, dan jarinya mulai menyentuh helaian rambut kusut gadis itu.
Meskipun ragu, Esya tetap memberanikan dirinya untuk menyentuh rambut itu. Sesaat suasana lorong yang sunyi itu semakin membuatnya merinding, apalagi saat lampu yang mulai konslet, redup seperti akan padam.
Mendadak Esya mengalihkan pandangannya.
"Eh! Ya ampun … masalah apa lagi ini?" gumamnya seraya mengedarkan pandangannya.
