Kini mereka telah sampai di kamar tempat Esya di rawat. Sebelumnya lelaki itu ingin membawanya ke rumah, dan menyuruhnya istirahat. Namun Halua juga khawatir tentang masalah targedi kecelakaan kemarin.
"Kok ke sini?" tanyanya seraya menatap Halua yang memperlihatkan raut wajah lesu.
Sesaat Esya menangkup pipi lelaki itu.
"Kamu kecapekan. Tidur di sini aja."
Sepertinya Esya tidak tahu kalau dirinya telah mengatakan sesuatu yang tidak biasa.
Halua dan Reyhan saling adu pandang, keduanya sama-sama mengerutkan kening.
"Maksud kamu?" tanyanya Reyhan seraya duduk lebih dekat dengan Esya.
Kini ketiganya saling menatap penuh tanda tanya. Namun ketukan dari luar pintu membuat mereka tersadar akan situasinya.
"Permisi, pasien bernama Esya? Bisa tolong di buka pintunya?" ketuk seorang suster yang terlihat menunggu di depan pintu. Di sebelahnya ada seorang dokter cantik yang juga menunggu di depan.
"Kalian mau tetap di sini? Atau gimana?" tanya Esya dengan nada berbisik.
