Semakin dilihat, para pria itu menjadi semakin tampan. Benarkah mereka manusia?
"Kar, deketin, yuk!" ajak Emy. Karina lagi-lagi mengerutkan dahinya.
"Kalo ketauan gimana?"
"Tinggal kabur," jawabnya enteng.
"Emang mau kabur ke mana? Secara mereka banyak dan kita cuma berdua. Kalo ketangkep, habislah kita di ena ena!" Karina menggerakkan tangannya di depan leher, seakan-akan itu adalah pisau yang menggorok leher.
"Gapapa, sih," ujar Emy yang membuat Karina melototkan matanya dan reflek memukul lengan Emy kuat hingga berbunyi 'plak'.
"Sumpah, Kar, kadang tenaga lo melebihi Kaila tau!"
"Tau—"
Belum sempat Karina menyelesaikan kalimatnya, Emy sudah terlebih dahulu menenggelamkan kepala Karina ke dalam air. Karina ingin memprotes karena dirinya belum siap-siap mengambil banyak oksigen. Namun, ternyata Emy pun juga ikut menenggelamkan dirinya. Emy membuat isyarat dengan gerakan telunjuknya agar Karina tidak bersuara.