Lia terbangun tengah malam, ia sangat sedih karena saat dalam ruangan ia tak menemukan siapapun di dalam ruangan tersebut. Ia sendiri disini, tak ada teman, tak ada saudara yang menemaninya.
Lia berusaha terbangun dari tidurnya. Ia benar-benar stres dan ia ingin pulang menemui kakaknya.
"Kak, aku rindu padamu," gumam Lia seraya melihat kakinya yang terbalut oleh perban.
Ia ingin kembali berjalan, berlari dan tertawa ceria bersama banyak orang. Lia bahkan bertanya, kenapa hidupnya sepahit ini? Kenapa ia harus merasakan kesulitan ini? Ia ingin bahagia, layaknya para anak kecil di luaran sana.
Ia ingin bebas berlari, menari, tertawa bersama di bawah sinar mentari yang akan menggosongkan kulitnya. Tak apa ia hitam, asalkan ia bahagia. Ia ingin sekali merasakan kebebasan dunianya seperti dulu.
"Aku ingin bahagia... Hiks.. Hiks!" isak Lia dalam tangisnya.