Peraturan perbudakan sudah dihapuskan, melalui pidato sang raja, ia meyakinkan para rakyatnya untuk menyetarakan kasta antara manusia dan elf, dan mengusulkan jika terus bermusuhan dengan para elf bangsa iblis akan terus merebut wilayah yang ada.
Tapi dengan itu, banyak pedagang budak yang tidak setuju dengan keputusan sang raja, mau tidak mau setelah peraturan dihapus semua pedagang budak dan pemilik yang sudah membeli budak tersebut harus melepaskannya dengan sukarela.
-
Oke kembali ke sudut pandang Itsuki.
Hari ini Itsuki mengambil libur dari akademi, ia berencana untuk mengumpulkan semua elf yang berkeliaran di kota ke satu tempat dengan bantuan beberapa prajurit dan pasukan pembasmi iblis untuk dikirim ke asrama sementara didekat kerajaan.
-
Elgrid "Itsuki, tolong periksa pondok pedagang budak di sana, barangkali ada penjual nakal yang menyembunyikan ras elf"
"Baiklah"
Kurasa Elgrid benar, pasti ada saja pedagang nakal yang berbuat seperti itu agar tidak rugi.
Pedagang "M-mohon maaf tuan kami sudah tutup disini silakan datang lagi besok.."
"Diamlah aku kesini hanya untuk pemeriksaan"
Setelah ku telusuri, ternyata ada satu budak dengan ras elf disembunyikan disini, ia terlihat penuh dengan luka fisik yang sudah infeksi ditambah lagi ia masih anak-anak, tanpa pikir panjang aku langsung menebas besi kurungan dan rantai pengikat di pergelangan tangannya.
Ia terlihat sangat ketakutan saat melihatku dan mencoba menghindar dariku.
"Kalau begitu.."
Memberikannya health potion secara langsung mungkin kurang bagus, jadi aku memutuskan untuk menggunakan sihir penyembuh tingkat menengah agar luka-luka yang ada di tubuhnya tidak terasa sakit, dan untuk infeksi di lukanya mungkin akan ku obati saat di asrama nanti, berhubung aku tidak punya alat peracik untuk membuat obat.
"Apa masih terasa sakit?"
??? "Sakitnya.. hilang.."
"Baguslah ayo ikut kakak, kita keluar dari sini"
Saat ia mencoba untuk berjalan, langkahnya terhenti karena lemas.
"Baiklah akan ku gendong"
??? "Haa.. Kak..."
Singkat cerita, aku sudah membawanya ke depan asrama, para elf dikumpulkan dibawah tenda untuk pemeriksaan, untuk mengetahui jika ada yang sakit bisa langsung ditangani.
Mereka akan diperlakukan lebih baik di asrama, dan agar mereka punya image baik terhadap manusia, Viola dan aku dipilih untuk menjadi pengurus mereka selama 3 hari penuh. Kenapa harus kami? Viola adalah putri dari anggota kerajaan, dengan adanya Viola diharapkan para elf akan memandang baik pada pihak kerajaan.
Sedangkan aku, aku disini sebagai si pencabut aturan tersebut diharuskan ada untuk sementara waktu, selain itu ada beberapa tugas yang diberikan oleh raja padaku untuk berada disini, mulai dari story telling tentang apa yang terjadi pada dunia ini dan apa yang terjadi pada ras elf di masa sekarang, sebelum mereka semua dipulangkan ke kerajaan elf.
Elgrid "Kerja bagus semuanya, kalian boleh kembali ke tugas masing-masing, selebihnya biar kami yang tangani bagian medis dan keperluan lainnya"
-
Oke, kita pindah ke tempat Ria dan Viola, mereka berdua sedang berlatih sihir di lapangan akademi saat jam istirahat.
Viola "Kak Ria, ajarin aku dong sihir pelindung kayak tadi"
Ria "Baik sekarang arahku tanganmu ke atas, pusatkan energi sihir ke dua tangan dan kakimu"
Viola "Shield.."
Golden Shield Energy, adalah sihir pelindung energi yang sangat kuat dan langka, sihir pelindung ini tak hanya bisa menahan serangan magis tapi juga serangan fisik dan tak dapat dihancurkan dengan mudah.
Ria "Tak mungkin.."
Viola "Whaa aku bisa! lihat kak!"
Ria terkejut setelah melihat jenis sihir pelindung yang Viola miliki, tak hanya itu beberapa murid yang sedang lewat di belakang mereka juga ikut kaget melihatnya.
Viola "He.. apa? kenapa?"
Viola bingung karena semua orang termasuk Ria melihatnya dan terdiam.
Ria "Tuan putri.. shield mu"
Viola "A-apa? apa yang aneh dengan shield ini?"
Ria "Bukan.. Bukan apa-apa, ayo kita lihat seberapa kuat pelindung milikmu"
Pertama, Ria melakukan tes serangan, apa shield itu hanya tahan terhadap serangan fisik atau magis.
Ria "Hebat! putri, sihir pelindung mu bisa menahan dua jenis serangan sekaligus!"
Viola "Hoo.. Bagus bukan? aku tidak menyangka ada kekuatan hebat seperti ini dalam diriku"
Nyatanya, hanya 9% manusia atau elf yang memiliki sihir pelindung seperti itu, dan sihir itu bisa diturunkan melalui keturunan si pemilik, namun kecil kemungkinan jika sihir tersebut berhasil diturunkan.
-
Kembali ke tempat Itsuki.
Elgrid "Itsuki, kesini sebentar"
Elgrid memanggil ku di pinggir lapangan tempat para elf dikumpulkan.
"Yaa ada apa?"
Elgrid "Sebenarnya ada yang ingin ku bicarakan padamu, beberapa waktu lalu aku mengobrol dengan yang mulia raja dan Airi soal rencana mu yang gila itu"
"..Tunggu, apa?"
Elgrid "Tenang, aku disini mendukung rencana mu itu, jujur aku sudah lelah melihat para prajurit kerajaan yang ku pimpin gugur di medan perang"
Aku sempat kaget karena Elgrid tau rencana itu, tapi setelah mendengar bahwa itu dari raja, aku jadi lebih tenang dan kurasa dapat bantuan lebih baik dibandingkan melakukanya sendiri.
Elgrid "Begini, kami dari pasukan pembasmi iblis bisa membantu mencabut peraturan perbudakan di kerajaan timur, soalnya raja di sana sudah mengenal kami karena kami sering dikirim ke sana, tapi soal kerajaan barat kami tidak yakin"
"Itu sudah lebih dari cukup, Kapten izinkan aku masuk ke pasukan pembasmi iblis.."
Elgrid "Hahaha.. sudah ku duga kau tak akan menolak tawaran yang mulia raja, aku mengakui kekuatanmu sangat diperlukan jadi... baiklah kau sudah resmi bagian dari kami!"
"Tapi sebelum itu kapten, aku ingin mengajak seseorang untuk bergabung dengan pasukan ini"
Elgrid "Hmm... Siapa?"
"Dia murid baru di akademi sih, namanya Athea Arc Luria, aku yakin dia akan sangat membantu jika sudah bergabung"
Elgrid "Coba katakan, hal apa yang unik dari dirinya, cara bertarung? sihir?"
Setelah itu, aku menceritakan tentang sihir unik yang Luria miliki agar lebih cepat masuk ke pasukan pembasmi iblis.
Elgrid "Cukup meyakinkan, yah sihir manipulasi cahaya itu sangat langka, beritahu dia untuk langsung menghadap ku di ruangan kami besok"
"Terimakasih... Oh iya kapten, bisa beritahu aku siapa saja anggota lainnya di pasukan ini?"
Elgrid "Ahh, ada dua orang lagi yang belum kau temui di pasukan kami, saat ini mereka sedang berada di medan perang bersama para prajurit"
-Kirath Wyle
Ia adalah satu-satunya pengguna sihir penyembuh dalam pasukan pembasmi iblis sekaligus pengguna sihir penyembuh terbaik di kerajaan, selain itu ia juga menjadi penyerang barisan belakang yang hebat berkat akurasi serangan magis nya yang sangat tepat dan juga sifat bijaksana nya menjadi pemicu ia bisa masuk ke pasukan pembasmi iblis.
-Thelas Aedon
Biasa dipanggil Luis, Ia adalah anggota pasukan pembasmi iblis dengan ketahanan dan armor terkuat di kerajaan, oleh karena itu ia sering menjadi pembuka pandangan untuk teman-teman nya yang memiliki defense lebih rendah darinya
Elgrid "Yah itulah mereka, dua bulan lagi mereka akan kembali dari perang, sampai saat itu tiba kalian bisa bertemu dan berkenalan"
Hari sudah semakin sore, kami pun mengakhiri percakapan dan mengantarkan beberapa elf yang sedang sakit ke kamar mereka masing-masing, ada yang harus dibantu berjalan atau bahkan digendong sampai ke kamar.
??? "Kak.. kamarku ada di mana...?"
Anak yang tadi ku selamatkan menghampiri ku saat aku mau kembali ke lantai bawah.
"Hmm.. boleh ku lihat kartu nomor itu nona kecil?"
Aku jongkok lalu menanyakan kartu nomor yang diberikan petugas asrama dan melihat nomor di kartunya untuk mengetahui kamar mana yang harus ia tempati.
"Ini dia, kamarmu masuklah"
Saat ia melihat kamarnya, ia malah memeluk kakiku dan tidak mau masuk ke dalam karena takut.
??? "Takut.. takut..."
Aku tak tahu banyak tentang anak perempuan, sebaiknya aku meminta bantuan ke Viola.
Dan kebetulan ia juga sedang membantuku mengantar para elf yang kesulitan bergerak ke kamarnya setelah ia pulang dari akademi.
"Tuan putri, bisa kesini sebentar?"
Saat selesai mengantar elf terakhir aku memanggil Viola ke arahku.
Viola "Ada apa? apa masih ada yang perlu dilakukan?"
"Ahh.. sebenarnya, aku butuh bantuan.."
Viola "Apaan dah itu"
"Bukan gitu lah, dia gak mau masuk ke kamar"
Viola malah berpikiran kotor setelah melihat elf yang masih anak-anak ini memeluk kakiku.
Viola "Hm.. Dek... ayo sini sama kakak"
Perlahan Viola mengalihkan pelukan anak itu ke dirinya, dan setelah anak itu memeluk badan Viola, Viola langsung memangku nya dan membawanya masuk berjalan menuju ranjang.
Sementara itu, aku memakai sihir untuk membuat bola cahaya dan diletakkan di lentera yang tersedia di kamar.
"Ini lebih baik.."
Seketika anak kecil itu tak merasa ketakutan lagi dan melonggarkan pelukannya dari Viola.
Viola "Cup cup.. udah gapapa.."
??? "Mama.. jan..gan gak mau.."
Viola "E-eehh mama!?"
Yah.. sepertinya ia terkena serangan mental, aku tak tahu apa yang terjadi pada orangtuanya tapi, aku faham rasanya hidup tanpa orang tua sejak kecil.
"Tuan putri, sebaiknya kau tetap disini untuk sementara waktu, aku akan beritahu ayahmu agar tidak khawatir"
Viola "O-oke.. lagipula ia tak mau melepaskan ku di posisi begini"
Singkat cerita, aku dalam perjalanan kembali ke asrama setelah memberitahu raja soal putrinya, saat di perjalanan aku sempat berpikir untuk membeli beberapa makanan untuk dibagikan ke setiap penghuni kamar di asrama.
48 Box berisi makanan siap santap untuk 48 elf yang menghuni asrama sudah ku masukkan ke dalam buku inventory ku yang baru, yah kurasa aku perlu lebih banyak ruang lagi untuk menyimpan peralatan dan senjata ku.
Penjual "Terimakasih banyak anak muda, kembalilah lagi kami akan beri kau diskon di pembelian berikutnya!"
"Terimakasih juga paman! Aku tidak menyangka pesanan ku akan selesai secepat ini"
Hebat, sihir mempermudah semuanya, bahkan dalam berdagang.
Beberapa saat kemudian, aku bertemu dengan Ria yang sedang berjalan entah menuju ke mana
Ria "Itsuki?"
"Yoo Ria, mau kemana?"
Ria "Ke penginapan, aku baru beli makanan"
"Kebetulan sekali ayo ikut denganku, aku butuh bantuan di asrama, abis itu kita bisa makan bareng"
Ria "Ma-makan bareng..?"
Di perjalanan, aku menceritakan beberapa kemajuan yang mempengaruhi tujuan akhir ku, dan ya aku juga memberitahu Ria untuk pergi ke ruangan pasukan pembasmi iblis besok siang.
Sesampainya di asrama, aku langsung mengeluarkan box makanan satu persatu sambil menyusuri koridor asrama bersama Ria dan membagikan box nya ke setiap kamar.
"Aku kembali, maaf lama"
Viola "Ssstt, jangan berisik"
Ria "Imutnya.. Hei siapa namanya?"
Viola "Yui Ravienne, tadi kami sempet ngobrol abis itu Yui ngantuk minta ditemenin tidur"
"*Menghela nafas* Syukurlah, ku harap ia senang sama perlakuan kita"
Viola "Tunggu, tadi kemana dulu? ke istana doang kok lama?"
"Ekhem.. maaf, tadi aku beli makanan terus ketemu Ria"
Ria "Itsuki beli banyak loh, box makanan nya cukup buat seisi asrama!"
Viola "Ria??.. Baiklah, ... ..."
Apa yang ku lakukan!? seharusnya aku memikirkan itu dari awal datang ke sini Viola bodoh -Batin Viola-
Ria dan aku sedikit tidak enak ketika Viola menyebut nama belakang Athea dengan simpel "Ria"
"Mending kita makan malem sekarang, ayo.."
Aku menyimpan satu box makanan untuk Yui di buku inventory, setelah itu kami bertiga makan bersama di meja makan minimalis yang tersedia di kamar.
"Hei, kenapa kau menyisakan timun itu?"
Ria "Aku-aku gak suka timun.."
Viola "Kak A.. tidak, Kak Ria jangan pilih-pilih makanan loh nanti makanannya nangis"
Ria "Trik macem apa dah itu, aku udah gede"
"Sudah-sudah, timun nya biar ku ambil"
Saat ku ingin mengambil timun milik Ria, ia malah menggeser piring nya agar timun itu tidak diambil olehku.
"Haa?"
Ria mengambil satu potong timun dengan garpu nya dan berniat untuk menyuapiku.
Ria "B-buka mulutmu.."
Viola bisa hanya tersenyum melihat kelakuan Ria yang sulit ditebak.
"Aaa.."
Tidak buruk, aku menikmatinya.
Viola "Anu, ada yang mau ku bicarakan dari sejak lama"
Ria "Hmm? soal apa?"
Viola "Ayahku bilang kalian lah orang yang membawa bahan yang sangat sulit didapat untuk menghilangkan kutukan dariku, apa itu benar?"
Kurasa sudah saatnya.
"Yaa itu benar, tanpa bantuan Ria mungkin aku tak akan sampai ke sini"
Ria "Hee!? itu gak bener, Bahan terakhir obat itu Itsuki yang punya, aku hanya membantu sedikit.."
Saat kami berdebat, Viola tersenyum untuk keduakalinya.
Viola "Syukurlah jika itu kalian.. syukurlah bukan orang lain.. Aku berhutang budi pada kalian, Terimakasih banyak!"
Aku dan Ria terdiam sejenak.
"Tuan putri.."
Viola "A-a-aa Mulai sekarang panggil aku Viola, mengerti kalian berdua?"
"Vio.. laa, baiklah.."
Viola "Se-selain itu.. aku punya janji pada diriku sendiri saat masih belum bisa melihat.."
Ria "Janji apa?"
Janji yang sangat gila untuk seorang yang penting seperti tuan putri, isi janji nya adalah, Jika seorang perempuan jadi pahlawan yang sudah menghilangkan kutukan ku, maka aku akan menganggapnya sebagai saudariku dan mengundang keluarganya tinggal di istana. sebaliknya jika pahlawan itu laki-laki, aku akan menjadi pengantin nya dan mengundang keluarganya tinggal di istana.
Viola "Jadi.. kak Ria.. Itsuki.."
.
.
.
... Bersambung