Setelah menumpahkan rasa sesak di dadanya, Liona dan Bagas pulang tepat pukul 12 siang.
Lion dan Rio sedari tadi juga telah menunggu kedatangan dua remaja itu.
"Kalian dari mana aja sih? Terus seblaknya mana?" tanya Lion lebih dulu.
Liona memilih masuk ke dalam rumah, mengabaikan pertanyaan Lion juga rasa khawatirnya.
Dia memilih untuk tidur siang. Dia perlu waktu untuk memberikan keputusan terbaik dalam hidupnya.
Keputusan yang menyangkut hatinya lagi.
Lion termenung, baru kali ini Liona mengabaikannya. Apa ada masalah baru? Kedua mata Liona tampak sembab, raut wajah juga tidak menandakan bahwa ia berbahagia.
"Gimana? Berhasil?" tanya Rio yang jauh lebih baik dalam mengendalikan emosinya.
Rio tahu betul, Liona sedang tidak ingin banyak bicara apalagi mendapatkan pertanyaan.
"Gak tahu. Belum pasti, kita liat nanti aja. Gue harap sih berhasil," jawab Bagas.
Jujur dia masih ragu. Liona hanya membalas nasihatnya dengan tangisan, apa mungkin itu jawaban yang bisa di buktikan?
