Saat di perjalanan pulang, Liona memilih duduk di samping supir.
Ia ingin mengistirahatkan otaknya juga mempersiapkan hatinya dengan berbagai cacian ataupun tuntutan dari kedua orang tuanya.
Tarikan napas panjang terdengar samar di telinga Lion yang kebetulan duduk di kursi belakang dekat kursi Liona.
Matanya menjelajah seisi mobil, mencari pantulan bayangan wajah Liona saat ini.
Arus lalu lintas macet total, hal itu membuat Bagas dan Rio mengaduh tertahan keduanya memilih tidur, membiarkan pak supir menjalankan tugasnya seorang diri.
Liona dan Lion juga saling bungkam, Liona dengan hatinya berkecamuk nyeri dan Lion yang sibuk memperhatikan setiap gerak-gerik Liona.
"Kamu baik?" ujar Liona saat kini bayangan Liona tampak jelas di kaca spion mobil.
Jendela kaca pintu mobil yang ada di sampingnya senagaja ia buka, tampaklah wajah Liona yang lesu dan murung.
"Aku gak tahu, capek aja. Mungkin gara-gara tadi kita jalan-jalan dulu," jawab Liona bohong.
