Malam gemintang datang menyambut keempat remaja itu. Liona yang masih asik duduk di ayunan, Lion yang tengah bersantai dikursi lipatnya ditemani secangkir teh manis hangat, Bagas yang asik memanggang marshmellow dan Rio yang asik dengan gawai pintarnya.
Tidak ada siapapun yang berani membuat suasana jauh lebih akrab. Keempatnya asik dengan kegiatan masing-masing.
Liona sebenarnya gatal ingin menyatukan ketiga pria itu, tapi ia urungkan. Niatnya ke sini hanya untuk meredam deru hatinya.
"Ada yang mau?" cicit Bagas. Tangannya mengangkat tinggi-tinggi kayu yang berisikan tusukan marshmellow bakar.
"Mau dong!" ujar Liona.
Bagas lantas bangkit, memberikan satu tusuk marshmellow lalu meminta Liona menggeser posisi duduknya.
Liona dengan senang hati memberikan ruang untuk Bagas duduk. Keduanya asik menikmati marshmellow tanpa mempedulikan dua manusia lain yang hanya bisa menatap keduanya.
"Kaki lo mendingan?" tanya Bagas.
Liona balas mengangguk, lalu menggoyang-goyangkan kaki.