Sesampainya di perkebunan teh, Lion bergegas menghampiri kerumunan warga. Masuk secara paksa, membelah lingkaran tak sempurna itu.
"Astagfirullah, Liona!" ucap Lion.
Tanpa basa-basi Lion mendekati Koja dan duduk di sampingnya. Tangannya naik mengecek kondisi pelipis kanan Liona yang dibalut perban.
"Aku gak papa kok. Cuma luka lecet biasa," sahut Liona.
Lion tidak menghiraukan perkataan Liona. Ia tetap mengecek kondisi Liona secara menyeluruh. Tidak ada satupun anggota tubuh Liona yang terlewatkan.
Rio dan Bagas yang baru datang lantas berdiri tepat di depan Liona dan Lion. Deru napas keduanya terdengar dengan jelas. Keringat bercucuran membuat aroma masam tercium hidung Liona.
"Ihh bau! Kalian pasti belum mandi ya!" Dasar Liona. Disaat seperti ini saja masih bisa bercanda.
Bagas mendengus kesal mendengar keluhan Liona, "Gara-gara lo kabur, kita jadi gak bisa mandi pagi! Malah olahraga lari!" geram Bagas.
"Lo gak papa kan? Ada yang sakit?"