Chereads / Hanya Untuk Cinta / Chapter 10 - Bab 10. Waktunya Tiba

Chapter 10 - Bab 10. Waktunya Tiba

Tepat saat matahari mulai tinggi, pertemuan yang sudah ditunggu-tunggu selama 7 hari ini akhirnya tiba. Perasaan yang bercampir aduk terlihat jelas dari wajah-wajah tampan mereka. Merekalah keempat pemuda yang ingin meminang Putri Cerllynda, dan hari ini adalah hari Putri Cerllynda akan memilih siapa yang akan menjadi suaminya dari keempat pria tersebut.

Pintu perlahan terbuka, memperlihatkan Raja Carlin bersama Putri Cerllynda di sampingnya. Di belakang mereka berdua berjalan para pelayan wanita dan pria yang mengiringi langkah kaki mereka semua. Semua orang yang tengah duduk dengan tenang itu berdiri dan memberi hormat kepada sang raja beserta putrinya dengan sangat sopan.

Raja Carlin duduk di kursinya yang kemudian diikuti oleh Putri Cerllynda di kursi samping sang raja. Suasana sunyi, harap-harap cemas tak sabar untuk mendengar jawaban dari Putri Cerllynda.

"Baiklah Putriku, katakan siapa di antara mereka yang kau pilih!" ucap Raja Carlin menunggu putrinya menentukan orang yang akan menjadi calon suaminya. Putri Cerllynda melihat satu persatu, dia berusaha senormal mungkin dan tidak terlihat gugup di depan mereka semua. Putri Cerllynda mengangguk pelan menimpali perkataan ayahnya.

"Baiklah Ayahanda, aku akan menggatakannya," ucap Putri Cerllynda berusaha memantapkan hatinya untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan.

Dia sudah terlalu lama berpikir cara mengatakannya kepada ayahnya, namun hari ini telah tiba. Putri Cerllyndaa sudah tidak memiliki alasan untuk dapat mengulur waktu pemilihan ini. Tangannya terasa basah oleh keringat, tapi bagaimanapun dia harus mengatakan ini meski kemungkinan terbesar adalah sang ayah tidak akan pernah menyetujuinya.

"Aku akan katakan, jika aku tidak memilih siapa pun dari kalian berempat," ucap Putri Cerllynda dengan tenang, lebih tepatnya berusaha tenang meski dari suaranya sedikit bergetar karena takut pada ayahnya.

Keempat pemuda itu terbelalak, melebarkan matanya tidak percaya dengan apa yang baru saja sang putri katakan. Apakah mungkin dia telah mencintai seseorang? Batin mereka semua, karena hanya gadis yang mencintai orang lain yang tidak ada di hadapannyalah yang dapat menolak lamaran ini.

"Apa aku salah mendengar Putriku? Ucapkan sekali lagi agar ayahmu benar-benar yakin jika kau mengatakan itu!" ucap Raja Carlin berusaha tenang dan tidak terlalu terkejut dengan apa yang dikatakan putri tunggalnya itu.

"Maafkan aku Ayahanda, aku tidak dapat memilih siapa pun dari mereka berempat Ayah. Aku tahu, kau pasti akan terkejut dan tidak akan suka dengan pilihanku ini. Tapi, aku mohon Ayah. Aku telah mencintai pemuda lain," ucap Putri Cerllynda sambil mengangkat wajahnya memandangi wajah sang ayah.

Sudah Putri Cerllynda perkirakan, saat ini wajah ayahnya merah padam menahan amarah. Dia benar-benar tidak menyukai pilihan putrinya.

"Apa pemuda miskin yang akhir-akhir inj kau temui itu yang membuatmu jatuh cinta Tuan Putri?" tanya Pangeran Cardwell dengan tiba-tiba. Sedari tadi dia hanya diam menunggu sang putri memilihnya untuk menjadi calon suaminya.

"Benarkah yang dikatakan Pangeran Cardwell, Putriku?" tanya Raja Carlin dengan wajahnya yang menahan amarah. Dia tidak akan membuat harga dirinya hancur karena dia yang memarahi sang putri di depan tamu istimewanya.

Putri Cerllynda hanya diam dengan wajah tertunduk, dia terlalu takut untuk melihat wajah ayahnya yang kini tengah menahan amarah. Dia yakin, setelah keluar dari ruangan ini, pasti dia akan mendapatkan amukan dari sang ayah.

"Pangeran Cardwell, kau mengetahui pemuda itu? Katakan siapa dia padaku!" ucap Raja Carlin dengan tegas. Pemuda yang bernama Cardwell itu menyeringai dengan samar, sehingga tidak terlihat jika tengah menyeringai.

"Namanya adalah Gressylia, Baginda Raja. Dia bekerja sebagai pejual kayu bakar, juga termasuk keluarga Dario adalah pelanggan tetapnya. Dia tinggal di desa D, rumahnya terletak di dekat hutan pembatas negri Anda Baginda Raja."

Pangeran Cardwell kini mengatakan semuanya, semua tentang latar belakng Gressylia. Dalam hati, Putri Cerllynda ingin mengatakan sesuatu kepada ayahnya, namun entah kenapa lisannya terasa kelu hanya untuk sekedar berbicara.

"Katakan bagaimana putriku menemuinya!" ucap Raja Carlin lagi dengan tegas.

Pangeran Cardwell mengangguk paham, dia mulai menceritakan bagaimana Putri Cerllynda menemui Geressylia, bahkan hingga percakapan antara Gressylia dan Putri Cerllymda ia ceritakan dengan sedikit di jelekkan untuk di dengar Raja Carlin.

"Putriku Cerllynda, apa kau bersungguh-sungguh memilih pemuda miskin sepertinya?" tanya Raja Carlin yang rupanya ingin memantapkan hatinya dengan pilihan putri tunggalnya.

"Benar Ayahanda, aku mencintai Gressylia. Dia pemuda yang berani, dia juga telah menyelamatkan nyawaku dari para bandit beberapa bulan lalu. Dia sangat baik dan pekerja keras Ayahanda. Aku mohon, restui aku untuk menikah dengannya," ucap Putri Cerllynda memberanikan dirinya untuk menyatakan semua ini yang sudah lama menyimpannya sendirian.

"Tidak!" tegas Raja Carlin membuat Putri Cerllynda terbelalak dan terkejut dengan penolakan yang terdwngar sangat keras itu.

Dia sudah mempersiapkan ini semua, tapi tetap saja dia merasa sesih sekaligus sesak di dadanya lantaran tolakan sang ayah. Dia hanya tidak ingin memilih orang-orang yang tidak dia cintai itu.

"Aku adalah Ayahmu menolak keinginanmu itu Cerllynda! Seharusnya salah satu dari mereka yang harus kau pilih, karena bukan hanya untuk menjadi suamimu, tapi akan menjadi penerus ayahmu ini Cerllynda, camkan ini!"

Putri Cerllynda mengangkat wajahnya yang sedari tadi tertunduk, menatap wayahnya dengan mata yang berkaca-kaca, dia tidak dapat lebih lama menahan air mata itu untuk lolos dari kantung matanya.

"Kenapa Ayah harus memilih seorang pangeran? Anak bangsawan? Orang-orang yang memiliki harta dan masuk dalam kasta yang tinggi? Kenapa Ayah tidak mengijinkan aku mencintai orang miskin yang baik hati? Apa semua itu hanya karena kasta? Kasta ini membuatku benar-benar muak!" ucap Putri Cerllynda yang kemudian berlari keluar dari ruangan tersebut, berlari ke kamarnya yang terletak di lantai atas.

Raja Carlin menarik napasnya dengan perlahan. Dia benar-benar ingin memarahi putrinya yang sudah tidak sopan itu. Anak yang selama ini dia banggakan, namun hari ini menghancurkan harapannya untuk menikahkannya dengan seorang pangeran atau anak bangsawan.

"Maafkan prilaku tidak sopan putriku, untuk hari ini aku persilahkan untuk pulang. Aku akan segera mengabarkan kabar baik ini kepada Anda semuanya," ucap Raja Carlin masih berusaha tenang dan mempersilahkan mereka semha untuk meninggalkan kerajaan.

Setelah melihat semuanya pergi, Raja Carlin melangkahkan kakinya ke kamar sang putri yang kini tengah menangis di atas kasurnya dengan posisi terlungkup dan bantal yang menutupi kepalanya. Dia masih berusaha tenang dan tidak marah kepada Putri Cerllynda, berharap putrinya itu dapat dia bujuk dengan pelan.

"Putriku Cerllynda. Ayah melakukan ini karena pemuda itu akan mencoreng kehormatan kita. Seharusnya kau mengetahui akan hal ini, tapi mengapa kau tetap memilih pemuda itu? Putriku, aku sangat menyayangimu, aku ingin melihatmu bahagia dengan menikahi peia yang aku pilih."

Putri Cerllynda langsung bangun dan duduk di depan sang ayah. Matanya memerah dan wajahnya basah oleh air mata. Hati seorang ayah akan merasa sakit ketika meliat anak kesayangannya itu menangis, tapi kali ini entah kenapa dia tidak merasa kasihan dengan putrinya yang menangis.

"Kasta, kasta, dan kasta! Kena kasta memisahkan segalanya? Kenapa Ayah? Kenapa kau selalu menganggap remeh orang-orang dari kasta rendah itu? Kenapa Ayah? Kita semua sama-sama manusia Ayah, manusia yang memiliki perasaan. Lantas kenapa Ayah seperti ini? Aku hanya memilih pria yang akan mejaga baik aku juga kau Ayah. Semuanya akan dia jaga Ayah. Kenapa hanya kasta yang ada di pikiran Ayah? Bukankah Ayah sendiri tahu jika cinta itu tidak akan dapat dipaksakan bukan? Lalu kenapa Ayah memaksaku mencintai orang lain!"