Hampir dua ratus paket kebab dan burger ludes terjual siang itu, ternyata paduan saos dan isian yang telah di variasi oleh Arman membuat pembeli penasaran, mereka rela antri demi makanan yang di sajikan oleh Arman. Untung saja Angga dan Danang membantunya, jika mereka tidak membantunya hari itu Arman akan kewalahan,. Bahkan akan menolak pembeli. Mereka dengan kerja sama yang baik mampu mengatasi ramainya pembeli. Arman meracik dan memanggang kebab dan burger sedangkan Danang mencatat pesanan dan memberikan pesanan jika sudah jadi. Angga memotong sayur dan isian untuk kebab, sesekali mereka Angga membantu Arman meracik isian di dalam kebab atau burger.
"Huft," Hela nafas panjang mereka bertiga. Saat mereka selesai melayani pembeli yang begitu ramai.
"Wah, nggak nyangka ya bisa seramai ini," ucap Danang dengan kagum melihat para pengunjung yang masih duduk di bangku yang telah di sediakan oleh pihak mall di tengah-tengah stand.
"Iya nih, untung kaliana bantuin tadi," sahut Arman.
Angga tidak menyauti ucapan kedua sahabatnya tersebut. Ia memperhatikan gadis penjual es yang berada di samping stand Arman. Gadis itu masih sibuk dengan pembeli yang mengantri. Ia nampak kewalahan karena ia berjaga sendiri.
"Man, kasihan dia. Nggak ada yang bantuin," ucap Angga.
"Iya," sahut Arman dengan cuek karena ia ingat dengan Omelan gadis itu pagi tadi.
Tiba-tiba Angga pergi dan menghampiri gadis itu di standnya. Arman dan Danang hanya bisa melongo melihat tingkah Angga.
"Kenapa dia?" tanya Arman pada Danang. Dan Danang pun hanya mengangkat kedua bahunya.
***
Angga datang seakan seperti pahlawan.
"Saya bantuin," ucap Angga saat melihat gadis itu memasukkan beberapa es batu.
"T-tidak usah," sahut gadis itu dengan terbata-bata. Bahkan ia sempat melirik kearah Arman dan Danang.
"Sudah nggak apa-apa." Angga merebut cup yang di pegang gadis itu.
Anggapun membantu menyiapkan es batu dan menyajikan pada pembeli. Hingga tak terasa mulai berkurang antrian di stand gadis itu.
"Terima kasih," ucap gadis itu
"Sama-sama," sahut Angga dengan canggung.
"Oh iya, aku angga. Kamu?" Angga menyodorkan tangannya untuk berkenalan.
"Aku Amel," ucap gadis bernama Amel itu dengan menyambar tangan Angga.
"Senang bisa kenalan dengan kamu, kalau begitu aku balik ke sana dulu," Angga berniat balik ke stand Arman.
Amel pun mengangguk dan tersipu malu.
"Sudah selesai?" tanya Danang pada Angga, namun dengan tatapan meledek.
"Sudah," sahut Angga.
"Emang Lo kenal dia?" tanya Danang.
"Enggak," jawab singakat Angga.
"Terus?" tanya Arman.
"Ya, kan kasihan dia sendirian."
"Sok-sokan lu, Jagan bilang kalau Lo suka sama dia," ledek Danang.
"Lo iri ya?" tanya Angga dengan nada songong.
"Enggak lah, cewek tu ribet males ngurusin cewek." Danang acuh dengan pertanyaan Angga.
"Mas Angga," tiba-tiba suara lembut terdengar dari luar stand.
"Eh i-iya," sahut Angga dengan gugup saat melihat Amel yang berdiri di depan stand.
"Ini buat mas Angga dan teman-teman." Amel menyodorkan tiga cup es untuk Angga dan kedua sahabatnya.
"Terima kasih ya, Mel." Angga menerima nampan tersebut. Danang yang bertemu dengan tatapan Amel hanya tersenyum dan menganggukkan kepala. sedangkan Arman hanya menunduk memainkan ponselnya seakan tidak tahu akan kehadiran Amel.
Amel pun pergi dan kembali ke standnya, sedangkan Angga membagikan es itu pada temab-temannya. Arman masih dengan posisi yang sama.
"Eh nama dia siapa?" tanya danang.
"Amel," jawab Angga seraya membuka sedotan dari bungkusnya.
"Oh, Lo gercep ya. Main kenal-kenalan."
"Nggak ada niatan apa-apa, cuma bantuin tadi."
Sore mulai berganti malam, mereka bertiga bergantian untuk membersihkan diri di toilet yang di sediakan pihak mall. Namun saat giliran Arman, ia bertemu dengan Amel.
Dan...
'brukk'
"Mas ini lagi, kenapa sih kalau jalan selalu nabrak-nabrak?" tanya Amel dengan kesal kepada Arman.
"Yang ada aku selalu sial kalau ketemu Lo." Arman dengan kesal berjalan meninggalkan amel yang masih berusaha berdiri.
Amel tidak menghiraukan Arman, ia segera memasuki toilet wanita dengan cepat, karena standnya tidak ada yang jaga.
Arman yang sudah kembali ke stand masih dengan raut kesal.
"Kenapa?" tanya angga,.
"Ketemu cewek sial terus aku," jawab Arman dengan kesal dan tanpa sadar ia meminum es pemberian Amel.
"Siapa?"
"Dahlah, lupain." Arman menyimpan baju kotornya di dalam kantong. Iapun mengecap-negcap lidahnya terasa manis, ia segera menoleh dan melihat minuman di atas meja itu.
"Sial, itukan minuman dari gadis pembawa sial itu!" batin arman.
"Lo kenapa?" tanya Angga yang melihat mimik muka Arman yang berbeda.
"Nggak apa-apa," jawab Arman dengan menyibukkan diri membersihkan alat-alat masaknya. Hanya satu atau dua orang saja yang membeli. Hal itu tidak membuat Arman merasa kewalahan.
***
Pukul 21:00 beberapa stand telah bersih begitu pula dengan Araman. Ia mulai merapikan tempat dagangannya. Ia tidak lupa menelepon penjual kebutuhan kebab dan Burgernya. Ia sudah kehabisan bahan. Sehingga ia meminta penjual bahan kebab itu untuk menunggunya datang.
Angga dan Danang membawa beberapa barang ke mobil. Sedangkan Arman menutup standnya dengan penutup yang telah di sediakan oleh pihak mall.
Saat berjalan menuju parkiran tiba-tiba Amel tersenggol dan menubruk seseorang yang berada di depannya.
"Aduh," pekik Arman. Ya, pria di hadapan Amel adalah Arman.
"Kenapa sih, kalau jalan nggak hati-hati?" tanya Arman dengan kesal.
"Maaf, tadi aku kesenggol dia," jawab Amel dengan merasa bersalah dan menunjuk seseorang yang hanya terlihat punggungnya.
Arman tidak bergeming, ia mulai berjalan dan tidak menghiraukan Amel. Namun Amel masih terpaku menatap tubuh Arman yang hanya terlihat bagian belakangnya.
"Amel," tiba-tiba suara yang memanggilnya mengaggetkan Amel
"Ya," sahut Amel.
"Kenapa bengong?" tanya sosok gadis yang yang terlihat sangat riang.
"Nggak kok," Amel mengelak dan melanjutkan jalannya. Namun gadis itu tetap merasa curiga.
Sesampainya di parkiran Amel dan temannya sebut saja Oliv. Bertemu dengan ketiga pemuda itu. Namun hanya Angga yang menegur Amel. Sedangkan Danang dan Arman memasuki mobil Angga.
"Amel," panggil Angga.
"Eh iya," sahut Amel.
"Em. Pulang naik apa?" tanya Angga dengan basa - basi.
"Sama teman, mas" jawab Amel dengan menunjuk teman di sebelahnya. Dan Oliv pun hanya mengangguk.
"Oh, hati-hati ya," ucap Angga.
Amel mengangguk malu, apa lagi Oliv mencubit pinggangnya seakan menggodanya.
****
Author note.
Haiii, buat kalian yang mau give away pulsa 25k-50k Jangan lupa ikuti perjalanan Arman di novel CINTA DAN KASTA.
Caranya:
Tambahkan novel ini ke rak kalian.
Komen setiap bab novel "CINTA DAN KASTA"
Vote menggunakan power stone
Dan share sebanyak-banyaknya.
Pemenang akan di umumkan di bab 15 nanti.