Hubungan Jovan dan Lilyana semakin menjadi, mereka lupa akan status terlarang yang mereka sandang. Cinta mereka sama seperti sedang berdiri di atas ribuan Duri, ke mana pun kaki melangkah pasti akan tertusuk pada akhirnya.
"Jo, ini untukku?" Lilyana membuka sebuah kotak berisikan sebuah kalung dengan bandul nada yang berkilauan.
"Iya, kamu seperti nada di hidupku. Mengisi kekosongan dan kesepian, walau terkadang terdengar sedikit sumbang tapi masih berguna daripada hidup ditemani kesunyian." Jovan memakaikan kalung itu ke leher Lilyana. Pria itu memeluknya dari belakang.
"Jo, istrimu apa tidak pernah curiga? Atau hubungan kalian masih terlihat baik-baik saja?" tanya Lilyana.
"Kami bertemu satu minggu yang lalu, dia sedang berada di luar negeri untuk melakukan pemotretan."
"Kamu pernah mengeceknya, dia benar ke luar negeri atau tidak?" Lilyana menghadap tubuh Jovan, ia ingin tahu bagaimana reaksi pria itu.