Setelah wajahnya kering, Lilyana berdiri. Wanita itu menambah beberapa sendok penuh sambal untuk ia masukkan ke dalam mi kuahnya. Ia aduk semuanya hingga tercampur.
"Lilyana, kamu mau apa? Jangan berbuat yang tidak-tidak. Itu sakit jika mengenai mata," lirih Jovan.
Namun Lilyana tidak memedulikannya sama sekali, wanita itu berjalan dengan santai, menghampiri Moa yang duduk membelakangi dirinya.
Lilyana menuangkan mi kuah pedas itu tepat di kepala Moa, hingga wanita itu berteriak perih dan kepanasan di wajahnya.
"Ah, panas!" teriak Moa.
"Liliyana, kamu keterlaluan," ucap salah satu komplotan Moa.
"Aku harus bilang berapa kali pada kalian, telinga kalian aku rasa masih baik kan pendengarannya? Jangan pernah menggangguku atau aku akan membalasnya berkali-kali lipat!"
Lilyana langsung kembali ke mejanya setelah Moa berlari dengan dituntun teman-temannya sembari berteriak panas dan perih.