Delvin bergegas untuk pergi dari tempat tersebut dan berlalu dari hadapan Lavanya. Namun, tidak dengan tatapan semua orang yang masih saja memperhatikan mereka berdua.
Mereka saling berbisik satu sama lain, dan mengatakan apa yang terjadi antara Lavanya juga Delvin barusan.
"Apa kamu tahu perempuan itu? Tidak tahu malu sekali!"
"Iya, benar! Sudah tahu itu laki-laki tidak menyukainya, tapi tetap saja memaksa dan mengemis. Dasar wanita bodoh!"
"Perhatikan deh, dia itu sangat cantik sebenarnya!"
Semua bisik-bisik itu terdengar di telinga Alvin yang kebetulan sedang asyik untuk menikmati hidangan di atas meja. Berhubung Lavanya lama sekali untuk pergi ke toilet, dan cacing di dalam perutnya sudah meminta diisi, maka ia segera saja melahapnya.
"Mereka sedang membicarakan wanita yang mana sih?" tanya Alvin pada dirinya sendiri, dan langsung saja menoleh ke belakang untuk melihat Lavanya menangis dengan kondisi berdiri.