"Tentu saja!"
Nikita dan Bunga kini tertawa renyah. Mereka kemudian mulai membahas rencana indah untuk masa depan anak-anaknya itu.
Mulai dari hal-hal sederhana, dan kemudian hal lain. Mereka memang sudah sangat dekat dari zaman muda, maka dari itu Nikita selalu bilang jika Delvin lebih pantas bersama Lavanya, ketimbang dengan Ilona.
Setelah mereka berdua sepakat dengan keputusan itu, kini kembali ke rumah seraya membawa senyum bahagia.
Nikita memilih untuk mampir ke apartemen Delvin, dan melihat bagaimana putranya itu bertahan hidup. Bisa dibilang ingin mengontrol apa saja yang dimakan, atau minumnya.
"Ya Tuhan! Apa-apaan ini?" Nikita masuk ke dalam kamar Delvin dan merasa terkejut dengan pemandangan yang membuatnya hampir merasa shock itu.
Memang, semuanya tertata rapi, hanya saja saat melihat isi kulkas, Nikita sangat terkujut dan tidak bisa berkata apa pun.
Isi di dalam kulkas itu hanya ada minuman bersoda, dan beberapa bungkus makanan instan.