Alan mengembuskan napas kasar dan menatapnya dingin.
"Untuk apa aku menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak tulus? Bahkan sangat asing untukku!" kalimat menyakitkan itu keluar dengan begitu lancar dari bibirnya.
Marta, sebagai seseorang yang di tunjuk atas kalimat itu langsung terdiam dengan tatapan kaku menatap sorot mata sang lawan bicara.
"Kenapa kamu menjadi begitu serius?" tanya Tama, berusaha mencairkan suasana.
"Karena ini memang pembahasan yang serius, Tuan!" jawab Alan, jelas dan pedas.
Tama dan Azel pun saling memandang. Suasana menegangkan seperti ini tidak cocok dengan mereka yang tidak senang memulai pembicaraan.
Jadi setelah Alan melakukan "sekak mat" kepada Tama, kedua lelaki dewasa itu berjalan pergi begitu saja dengan memberikan alasan yang seadanya.
"Ehem ... kami akan membeli tambahan minuman. Kalian bicaralah," ucap Tama, bangkit dari tempatnya dengan menepuk pundak Azel.