Tok ... tok ....
"Masuk saja, Johan. Bisa kamu bawakan dokumen dari bagian administrasi yang di letakkan di meja Sa–"
Bibir Tama terkatup. Ia menatap wajah seorang wanita yang berdiri di ambang pintunya dengan tatapan lekat.
Pakaian yang tidak pantas di kenakan oleh seorang Nona Besar, sandal jepit serta topi rajut yang menutupi kepalanya.
Pemandangan yang tak enak di lihat, tapi Tama cukup senang dan terkejut karena kehadiran wanita itu.
"Boleh aku masuk?" seru Mina, menatap wajah Tama yang tak berkutik saat menatapnya.
"Haruskah meminta izin? Masuk saja, seperti bukan dirimu saja," pekik Tama, mengembuskan napasnya kasar dan kembali mengalihkan perhatiannya kepada dokumen-dokumen tersebut.
Sementara itu Mina berjalan mendekati Tama dan meletakkan sebuah dokumen di atas mejanya setelah meletakkan barang bawaannya di atas meja khusus tamu.
Tama menatap wajah Mina yang hanya diam saat meletakkan dokumen itu. "Apa itu?"