Aaron juga memukul-mukul pintu. Ah, ia bisa gila rasanya jika terus memikirkan permasalahan dengan Alice.
"Arghh!!"
Aaron kembali merebahkan diri. Ia mengeraskan volume suara TV yang sedang ditontonnya.
Rupanya, hal yang sama juga dialami Savita. Ia kedatangan Liam yang mengejutkan, membuka sendiri pintu. Kebetulan memang tidak dikunci, karena Savita belum ingin tidur.
"Liam .... Beraninya kamu masuk tanpa mengetuk pintu, di tengah pertengkaran kita pula."
Savita yang hanya sempat bangkit itu sekarang sepenuhnya turun dari atas ranjang. Ia mendekatkan diri pada Liam.
"Maaf, Savita, maaf."
"Sudah sadar kamu?"
"Ya. Aku ingat lemon sangat membantu saat kita mabuk. Jadi, aku meminumnya, tapi masih pusing."
Savita menunjukkan ekspresi mengejek jawaban Liam. Kekasihnya itu sungguh payah.
"Tahu apa yang sudah kamu lakukan?"
Liam menunduk sebentar. Ia menyesali perbuatannya.
"Ya. Aku salah, bersama perempuan itu."
"Nah. Aku kecewa, Liam."