Lascrea menangis sambil memeluk kakinya erat-erat. Rasa sesak di dadanya sama sekali tak bisa dia bendung. Dia masih bertanya-tanya, kenapa Allail tega, padahal selama ini hubungan mereka berdua baik-baik saja. Akan tetapi, sejak wanita yang mirip dengan dirinya muncul, Allail berubah.
"Apa benar, Allail hanya melihat sosok wanita itu dalam diriku? Apakah dia hanya mencintaiku, menyentuhku dengan lembut, memperlakukanku dengan baik, semua itu karena wanita itu? Karena aku yang mirip dengannya?"
Semua pemikiran itu perlahan-lahan menggerogoti batin Lascrea, mencemari jiwanya yang haus akan kasih sayang Allail.
Dia ingin mereka kembali seperti semula. Tapi, mungkin itu adalah hal yang mustahil.
Wusshh!
Tiba-tiba, angin bertiup kencang, berhembus masuk melewati jendela Lascrea. Angin dingin yang membuat seluruh inci tubuhnya seperti berada dalam sentuhan pria yang menyebut dirinya Raja iblis itu.
"Permaisuriku," bisik Allail lirih di telinga Lascrea.