Gong Fai, adalah pria yang sangat tampan, baik hati dan juga sangat memperhatikan Annchi saat mereka bersama di Paris.
Mereka sangat dekat, bahkan, saking dekatnya sering ada rumor yang mengatakan bahwa mereka berdua sedang menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.
"Oh, astaga. Gong Fai, kau mengagetkan aku. Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini?" tanya Annchi sambil mengambil cokelat yang ada di tangan Gong Fai itu.
"Haha, aku memang sengaja datang ke sini karena aku sangat merindukanmu. Apakah kau baru saja sampai?" tanya Gong Fai, sambil membelai rambut Annchi seperti biasanya.
Annchi sama sekali tak tahu dan tak pernah sadar bahwa, Gong Fai, pria yang selalu ada di sampingnya itu sebenarnya menyimpan perasaan padanya sejak pertama kali mereka berjumpa. Dia bahkan tahu tentang wujud Annchi yabg dulu, sebelum dia diet dan menjadi cantik.
"Apakah kau mau masuk ke-" baru saja Annchi mau mengajak Gong Fai masuk ke dalam, tapi Nyonya Liu-Ibu Annchi sudah melihat mereka berdua.
"Hei, ada apa denganmu Annchi? Bawa masuk pria tampan itu ke dalam!" kata Nyonya Liu sambil tersenyum.
Tentu saja, Ibu Annchi selalu saja bertanya pada Annchi karena dia itu tak pernah membawa pria manapun untuk menemuinya.
"Mama, lihat mama mulai lagi," gumam Annchi dengan wajah kesalnya. Bagaimana tidak kesal, mamanya itu selalu saja menyuruhnya mencari laki-laki sebagai anak mantunya. Padahal, sekarang ini yang ada di pikiran Annchi hanyalah balas dendam pada Fengying.
"Hahaha, Annchi aku-"
Tiba-tiba saja kala itu Gong Fai berhenti karena ponselnya yang berdering.
"Tunggu sebentar, yah, Annchi!" Gong Fai pun melihat ponselnya itu, tentu saja dia terkejut saat dia melihat bahwa dia harus segera pulang ke rumahnya karena ada masalah yang sangat mendesak.
"Ada apa?"
"Um, begini Annchi. Sekarang juga aku harus segera pulang ke rumah karena ada masalah yang sangat mendesak. Sampaikan pada Nyonya Liu bahwa aku akan bertamu lagi dengan baik lain kali. Oke?" katanya sambil membelai rambut Annchi sambil tersenyum.
"Oh, baiklah. Tak masalah."
Setelah itu, Gong Fai pun langsung berpamitan dengan menundukkan badannya pada Nyonya Liu dan langsung pergi dari sana.
Setelah melihat Gong Fai yang pergi. Annchi pun langsung masuk ke dalam rumahnya seperti biasa.
Mama Annchi yang sangat kepo dengan apa yang sudah terjadi di antara pria tampan yang dia lihat dengan anak perempuan semata wayangnya itu pun, langsung mendekati Annchi sambil bertenya banyak hal.
"Hei, siapa anak tampan yang tadi datang ke sini? Oh lihat, dia datang sambil membawakan untukmu cokelat? Dia sangat perhatian. Mama rasa kau dengannya sangat co-"
"Mama! Mama nih selalu saja. Annchi mau tidur dulu. Oh ya, malam ini Annchi hanya akan makan apel dan juga air putih."
Setelah mengatakan itu, Annchi langsung naik ke kamarnya yang berada di lantai atas.
"Ada apa dengan anak itu? Dia terlihat kesal, tapi sama sekali tak mau cerita. Hmmm? Aku mencium bau-bau pria. Ini pasti masalah pria," ujar Nyonya Liu sambil melihat ke arah Annchi yang kala itu sudah masuk ke dalam kamarnya.
Sementara itu, Annchi sudah sampai di kamarnya dan sedang kesal dengan kegagalannya menjadi Sekretaris Fengying di kantor.
Bufff!
Annchi membanting badannya di kasur sambil melihat jam. "Dia sudah gila. Apa yang sudah dia katakan pada wanita yang baru saja dia lihat? Tidur di hotel? Cih, jangan harap! Aku tak akan pernah tidur dengan musuh."
***
BEBERAPA JAM KEMUDIAN
HOTEL JI
"Sial, apa yang aku lakukan di sini?"
Kala itu, Annchi tengah berdiri di depan hotel dengan pakaian olahraganya. Ya, pakaian tebal dengan bahan yang mudah menerap keringat, panas dan juga bisa membakar lemak dengan keseluruhan.
Annchi sangat takut kalau sampai dia kembali menjadi gendut, makanya dia selalu berolahraga walaupun dia itu tak terlihat gemuk.
"Annchi kau gila! Apa yang ada di dalam pikiranmu?" Padahal baru saja Annchi mengatakan dengan sangat yakin, bahwa dia tak akan pernah tidur dengan Fengying karena dia adalah musuhnya, tapi kenyataannya sungguh mengejutkan.
"Apakah aku harus kembali? Tapi, bagaimana dengan balas dendamku? Cih, semua ini sangat membingungkan."
Annchi terus saja berjalan ke sana dan kemari sambil memikirkan apakah dia harus masuk ke dalam hotel itu ataukah tidak.
Saat dia tengah tenggelam dalam pikirannya kala itu, dia pun melihat Fengying yang baru saja turun dari dalam mobil dengan seorang wanita.
"Oh, astaga. Itu Fengying. Aku harus sembunyi sekarang," ujar Annchi sambil menyembunyikan dirinya di balik tiang hotel itu.
Annchi menatap Fengying dengan sangat tajam. Sungguh pemandangan yang membuatnya terbelalak saat Fengying mengusap leher wanita yang ada di hadapannya itu kemudian menciumi dengan sangat berhasrat dirinya hingga pipi wanita itu memerah.
"Gilaaaa! Ternyata ini yang dia lakukan selama ini. Kenapa dia sangat berubah? Padahal dulu itu dia bahkan tak sanggup memegang tanganku. Cih, sial!" Dengan sebuah alasan, Annchi merasa sangat kesal kala itu.
Tak lama kemudian, kedua pasangan yang baru saja selesai berciuman panas itu, bergegas masuk ke kamar hotel.
"Mereka, oh astaga, mereka masuk ke dalam. Aku harus mengikuti mereka." Annchi benar-benar tak bisa menahan rasa kesal yang ada di hatinya itu. Dia pun langsung mengikuti mereka berdua masuk ke dalam hotel itu.
Dalam pikiran Annchi, kalau sampai Fengying tidur dengan wanita itu, maka dia pasti tak akan bisa menawarkan apa-apa lagi untuk membuat pria itu menerimanya menjadi Sekretarisnya.
"Jadi, aku harus bagaimana? Apakah aku harus masuk ke sana?" Berbagai pilihan demi pilihan terus saja memasuki pikiran Annchi yang polos itu. Akhirnya, dia pun memutuskan agar dia masuk ke dalam sana dan menggagalkan malam panas Fengying dan juga wanita yang baru saja dia bawa itu.
***
DALAM KAMAR HOTEL
Kedua pasangan muda itu sekarang tengah beradu hal panas. Dimulai dengan ciuman yang saling membuat hasrat mereka meningkat, mereka kemudian saling memeluk satu sama lain dengan agresif.
"Hei, cepat buka bajumu!" Fengying menatap wanita yang kala itu tengah berada di pangkuannya dengan tajam.
Wanita itu pun bertingkah, "Fengying, kenapa bukan kau saja yang melepaskan bajuku," balas wanita itu dengan senyum nakalnya sambil mengusap dada bidang Fengying dengan lembut.
Fengying pun mengerutkan dahinya, melihat tingkah murahan wanita yang ada di depannya itu.
"Kurang ajar, kau! Selama ini aku tak pernah diperintahkan membuka baju siapapun. Sekarang juga kau berbalik dan lepas pakaianmu!" bentak Fengying.
Wanita yang kala itu sedang menunggu sentuhan Fengying, kemudian langsung melepaskan semua helai pakaian yang menutupi badannya itu.
"Nah, silahkan, Tuan Fengying!"
Fengying pun mendekatinya sambil membalik badannya. "Jangan pernah balik dan menatapku. Aku sangat benci menatap mata wanita saat bercinta." Fengying pun bersiap bersatu dengan wanita yang ada di depannya itu, sampai akhirnya kegiatan panas mereka berdua terhenti oleh suara gedoran pintu yang amat keras.
Bang! Bang! Bang!
"Tuan, bukaaaaaa! Tuaaan Fengying!"
"Hah? Siapa yang-"