Chereads / Lelakiku, Pamanku, Mencintaiku / Chapter 29 - Bahan Ramuan Obat Langka

Chapter 29 - Bahan Ramuan Obat Langka

Semenjak Su Yayan memutuskan untuk mengadakan siaran ulang, ia sudah bisa menebak hasilnya akan seperti ini.

Semua bahan yang ia gunakan termasuk langka dan berharga. Ramuan obat di tangannya mungkin tampaknya biasa, tetapi sebenarnya sudah langka dan tidak pernah digunakan lagi. Tidak dapat dipungkiri, beberapa orang akan mendambakannya di kemudian hari.

Ia mendapat dukungan dari keluarga dan sekarang memiliki tunangan yang hebat seperti Huo Chenhuan. Ia tidak takut lagi kepada apa pun, tetapi juga tak ingin berbuat onar.

Su Yayan merenung dan bertanya dengan ragu, "Mesin, apakah kamu memiliki sistem proteksi data pribadi?"

[Iya, tenang saja Tuan Rumah. Selama Anda tidak mengizinkan, data pribadi Anda akan dirahasiakan oleh sistem. Tidak akan ada orang yang dapat menemukan data pribadi Anda.]

Su Yayan benar-benar lega, tapi ia tidak bisa sembarangan memberikan bahan ramuan obatnya kepada orang itu begitu saja.

[Saya bisa memberi hawthorn, asalkan Anda mengirimkan laporan pemeriksaan nenek Anda dulu. Meskipun bahan ini bisa dibuat menjadi makanan, tapi bahan ini tetaplah sejenis obat yang tidak boleh dikonsumsi sembarangan dan tak semua orang cocok. Efeknya juga berbeda-beda pada setiap orang. Saya perlu mengetahui kondisi fisik nenek Anda dan menentukan dosisnya sebelum saya berani memberikannya kepada Anda. Karena jika sampai terjadi sesuatu kepada nenek Anda, saya tidak bisa menjelaskan kepada keluarga Anda.]

Mendapat jawaban Su Yayan yang seperti demikian, orang itu tidak merasa tersinggung, melainkan menganggap Su Yayan adalah orang yang bertanggung jawab dan semakin yakin padanya.

Untungnya, beberapa waktu lalu, karena masalah nafsu makan neneknya, keluarganya membawanya untuk periksa ke rumah sakit dan ia masih menyimpan hasil laporan pemeriksaan.

Su Yayan menerima hasil laporan pemeriksaan dan menjadi paham betul kondisi neneknya.

Su Yayan mengambil hawthorn sesuai dosis dan menuliskan beberapa hal yang perlu diperhatikan, kemudian dikirim ke alamat pendengar siaran langsungnya.

Setelah menyelesaikan masalah ini, Su Yayan menghela napas lega. Tiba-tiba ada sebuah pesan muncul di hadapannya.

Su Yayan melihat isi pesannya dan matanya langsung terbelalak, melihat skor impresinya mencapai ribuan. Ia sudah terpikirkan akan menukar skor impresinya dengan bahan ramuan obat yang mana.

Keesokan harinya, Lan Jiaye menerima sebuah kotak kecil berisi buah-buahan merah segar yang beratnya kira-kira dua sampai tiga kilogram. Ia kegirangan sampai mengitari halaman rumahnya beberapa kali putaran sambil membawa dua kotak berisi buah merah segar tersebut.

Di saat yang bersamaan, Lan Minghan turun dari lantai atas dan melihat adiknya yang kegirangan seperti orang gila. Ia mencibir, "Pagi-pagi gini kenapa kamu bahagia sekali?"

Lan Jiaye memperlihatkan kotak hawthorn di depan Lan Minghan, "Kak, lihat, apa ini?"

"Apa ini? Buah?"

"Bukan, namanya ... Apa namanya hawthorn? Ini bahan ramuan obat tradisional Tiongkok. Aku pernah bertanya kepada temanku yang belajar sejarah pengobatan tradisional. Memang dulu hawthorn ini pernah ada, tetapi karena perubahan zaman dan penurunan minat terhadap pengobatan tradisional Tiongkok, banyak bahan obat yang menjadi langka."

"Langka?" Lan Minghan tiba-tiba mengerti maksudnya, "Buah itu sudah langka, tetapi sekarang tiba-tiba muncul lagi? Apakah kamu ā€¦ ditipu?"

"Tidak tidak tidak, aku sudah memastikan kepada temanku dan memang benar. Sedangkan untuk pertanyaan kenapa tiba-tiba buah ini ada? Aku pernah menanyakan kepada penyiar siaran langsung yang aku tonton. Dia berkata bahwa secara kebetulan dia mendapatkannya, dan jumlahnya terbatas. Jadi dia memintaku untuk tidak menggunakannya terlalu banyak."

Lan Mingha tiba-tiba menyadari sesuatu, "Apakah buah merah ini yang berhasil meningkatkan nafsu makan nenek? Berapa banyak uang yang kamu keluarkan untuk membeli buah merah sebanyak ini?"