Chereads / Diandra Bagaskara / Chapter 25 - hal bodoh

Chapter 25 - hal bodoh

Diandra yang baru saja tidur kini merasa tubuhnya ditarik begitu dalam. Dirinya di dekap nafas tak beraturan membuat ia harus memberontak, namun tubuh kekar itu berhasil membuat ia tak berdaya. Diandra hanya bisa pasrah, seraya memanjatkan doa agar seseorang berhasil dan mau menolong dirinya. Suara dari mulutnya kini tak dapat keluar akibat tangan kekar yang menutupnya.

Melakukan hubungan yang tidak seharusnya dilakukan oleh anak seusianya, Diandra menahan menangis sejadi jadinya. Saat seseorang menggelutinya, dan merusak masa depannya.

***

Diandra yang baru saja membuka matanya, merasakan sakit disekujur tubuhnya. Ia berhasil tak sadarkan diri kemarin saat pria yang berada disampingnya itu melancarkan aksinya. Matanya menatap sosok yang memeluk perutnya dengan tangan kekar.

"Rayan?!" Teriaknya dengan suara yang serak, nafasnya memburu kasar. Dirinya mendorong tubuh Rayan dengan begitu kuat hingga sosok pria itu berhasil terjatuh dari tempat tidur minimalis milik Diandra itu.

"Apa apaan si lo" Ucap Rayan menatap aneh wanita yang berada dihadapannya itu.

"Apa yang kau lakukan padaku?!" Teriak Diandra seraya menarik selimut menutupi tubuhnya yang kini tak berbusana.

"Ya elah, gitu doang. Semua orang juga bakal biasa aja kali. Gue cabut dulu" Ucap Rayan seraya meninggalkan Diandra begitu saja, tangisnya lagi lagi pecah, Diandra melemparkan gelas yang berada dimeja sampingnya dengan sangat kuat membuat Reni segera menghampiri dirinya.

"Dian?! Kamu kenapa?" Tanya Reni lalu bergegas duduk disamping Diandra. Dirinya sangat begitu kaget ketika menemui bercak darah di seprei milik Diandra, dan melihatnya kini sudah tak berbusana.

"Rayan Bi, Rayan melakukan hal yang tidak tidak pada Diandra!" Tegas Diandra, lagi lagi tangisnya kembali pecah. Reni menggelengkan kepalanya dengan cepat, tidak mungkin putra sematawayangnya itu melakukan hal tidak senonoh seperti itu.

"Gak! Gak mungkin Rayan ngelakuin hal kek gitu sama kamu!" Bentak Reni, tak terima atas tuduhan Diandra padanya.

"Tapi, Diandra tidak berbohong Bi. Rayan, Rayan memang yang telah melakukannya pada Diandra." Ucap Diandra lagi lagi meyakinkan sang bibi.

"Dian! Jangan asal bicara kau. Tolong jaga omongan mu!" Teriak Reni, yang tiba tiba memilih untuk berdiri berada tepat di hadapan Diandra. Reni menunjuk Diandra, berharap gadis itu tidak lagi menjelek jelekkan putarannya. Keributan di dalam kamar Diandra berhasil mengundang perhatian Riandi.

"Ada apa ini? Mengapa berantakan seperti ini?" Tanya Riandi, meminta penjelasan pada istrinya. Sesekali melirik kearah Diandra dan membuatnya terkejut.

"Dian?! kenapa kau?"

"Dia berkata, Rayan melakukan hal yang tidak senonoh padanya!" Ucap Reni, hal itu berhasil membuat air mata membasahi pipi wanita paru baya itu.

"Paman, tapi aku tidak berbohong. Memang begitu kenyataannya. Kalian bisa menanyakan langsung pada putra kalian itu!" Tegas Diandra yang tak mau kalah dari sang bibi.

"Asal kau tau Dian! Aku lebih mengenal putraku. Dia tak mungkin melakukan hal sebodoh itu! Bisa saja kau melakukannya dengan pak Dion! Kan kau sering pulang larut, bahkan tidak pulang hanya bersama dirinya" Ucap Reni, menyepelekan Dian.

"Bi, jaga bicaramu. Aku bukan wanita seperti itu, aku tidak pulang. Bersama pak Dion, karena sesuatu yang memang tidak memungkinkan kami untuk pulang, lagi pula dia selalu meminta izin pada paman!" Tegas Diandra.

"Berani beraninya, kau membentakku!" Reni yang baru saja ingin melambungkan tangannya kepipi indah milik Diandra. Namun, tangannya ditahan oleh Riandi.

"Kita bicarakan diluar! Cepat bergegas ganti pakaianmu" Pinta Riandi pada Dian lalu, menarik tangan sang istri menjauh meninggalkan Diandra.

"Mas, kau percaya pada anak kita kan?! Rayan tidak mungkin melakukan hal seperti itu!" Ucap Reni, ketika sudah berada di luar kamar Dian.

"Mas, jawab! Tidak mungkin kan kau lebih mempercayai orang lain dari pada anakmu sendiri!" Tegas Reni, yang tak terima suaminya itu hanya diam saja, seolah olah menyalakan putra sematawayang mereka.

"Ren! Bisakah kau diam?! Kau terlalu berisik. Aku bingung harus berbuat apa jika yang ku dengar hanya ocehanmu!" Pinta Riandi, nafasnya memburu kasar matanya membulat sempurna, ia melepaskan tangan Reni dengan kasar.

"Diam kau bilang? Saat situasi seperti ini? Kau bisa mengatakan aku diam?" Tanya Reni yang tidak mau kalah dengan Riandi.

"Asal kau tau, ini memang kesalahan putramu! Aku melihatnya kemarin masuk kedalam kamar Diandra" Tegas Riandi, nafasnya memburu kasar. Meninggalkan Reni begitu saja, bak disambar petir ditengah siang hari, ia tak percaya putranya melakukan hal seperti itu.

"Mas! tapi bisa saja. Dia hanya menyuruh Diandra untuk membantu ia mengerjakan tugas tugasnya!" Ucap Reni, meyakinkan dirinya sendiri. Bahwa putranya itu tidak mungkin melakukan hal senonoh itu.

"Kau suruh saja putramu, turun!" Ucap Riandi, lalu melanjutkan jalannya menuruni anak tangga. Reni menghembuskan nafasnya panjang, mengetuk pintu putranya yang tak kunjung dibukakan. Reni memberanikan diri membuka pintu putranya itu, yang tak dikunci sama sekali, betapa kagetnya ia ketika melihat putranya itu memang benar hanya memakai Boxer saja padahal sebenarnya tidak pernah melakukan hal itu dia akan memakai baju tidur jika akan harus tidur. Berarti benar yang dikatakan oleh suaminya dan juga Diandra bahwa putranya itu yang telah melakukan hal tidak senonoh itu kepada Diandra.

"Rayan! Bangun kau!" Teriak Reni, nafasnya memburu kasar tak beraturan. Iya tak percaya bagaimana putranya itu berani melakukan hal tidak senonoh itu dalam rumah mereka sendiri. Rayan yang masih tertidur pulas sama sekali tidak bisa dibangunkan oleh yang membuat dirinya harus menjambak rambut Rayan dengan sangat begitu kuat setidaknya itu bisa menenangkan sedikit hatinya walaupun tidak sepenuhnya.

"Ma! apa yang mau melakukan kenapa mau menarik Rambutku dengan sangat begitu kuat?" ucap Rayan yang tidak terima dengan perlakuan ibunya itu. Hari ini adalah hari pertama kali di mana ibunya itu berani berbuat kasar kepada dirinya.

"Cepat Pakai bajumu dan turun segera ke bawah!" Ucap Reni, lalu meninggalkan putranya itu begitu saja matanya memanas dirinya sungguh sangat tidak percaya bahwa putranya itu melakukan hal seperti itu.

****

Kini Diandra, Rayan, Riandi dan juga Reni berada di dalam satu ruangan yang sama. Diandra sama sekali tak ingin menatap Rayan, matanya hanya fokus melihat lantai. Rasanya ia sangat membenci pria yang berada dihadapannya itu.

"Rayan! Benarkah kau yang melakukan hal itu pada Diandra?!" Tanya Riandi begitu tegas. Rayan hanya mengangguk tanpa merasakan hal yang bersalah atas perbuatannya itu sedikitpun.

"Rayan, mengapa kau berani melakukan hal sebodoh itu?!" Tanya Reni. Yang melihat putranya itu sama sekali tidak merasa bersalah sedikitpun.

"Hal bodoh?! Mama bilang itu adalah hal bodo?! Teman temanku bilang, laki laki harus melakukan hal itu" Ucap Rayan seenaknya