Chereads / Diandra Bagaskara / Chapter 28 - Jangan beri tahu

Chapter 28 - Jangan beri tahu

Dua Minggu berlalu, kini Diandra dan Rayan sama sekali tidak bertegur sapa, Diandra memilih menahan dirinya Yang kini sudah sangat membenci pria yang berada di hadapannya itu. Makan malam dimeja makan milik keluarga Riandi itu terlihat sangat begitu cangung. Riandi yang sangat kesal dan Putranya itu sama seperti orang yang sangat kesal kepada putranya. bahkan tak jarang mereka membiarkan Putranya itu, tanpa memperdulikan dirinya.

"Rayan keatas" Ucap Rayan setelah menghabiskan Suapan terakhir dari piringnya sambil berjalan menaiki anak tangga meninggalkan Diandra, Reni dan Riandi.

"Hueeeek" Diandra, merasakan mual pada perutnya hal itu membuat dia langsung berjalan menuju kamar mandi meninggalkan kedua orang yang kini menjadi walinya setelah kepergian ibunya. sontak hal itu membuat Riandi dan Reni saling berhadapan apakah buah yang ditanam oleh anak bayi tumbuh didalam rahim Diandra?

Reni, diberikan kode kepada Riandi untuk menemani Diandra. Reni segera mengangguk lalu mengejar Diandra, yang kini sedikit berlari menuju kamar mandi.

"Kamu gak apa apa?" Tanya Reni

"sepertinya aku masuk angin bi, badanku juga terasa lemas sekali setelah makan tadi" Ucap Diandra sejujurnya tentang apa yang ia rasakan sekarang ini. Reni semakin dibuat gelagapan takut hal yang mereka takuti menjadi kenyataan.

"Dian, apa kau hamil?" Ucap Reni, membulatkan matanya dengan sempurna. Diandra yang mendengar perkataan bibinyaa itu langsung juga ikut membulatkan matanya dengan sempurna. matanya kini kembali mengeluarkan air mata rasa takutnya itu kini semakin memuncak apakah benar dirinya hamil

"tidak tidak! hal itu tidak boleh terjadi Bagaimana dengan masa depanku Bagaimana aku bisa membanggakan kalian dan diriku sendiri aku mohon jangan katakan hal itu" Ucap Diandra kini napasnya semakin tak karuan rasanya ingin sekali menghilang dari bumi jika hal itu benar-benar terjadi.

"Maafkan aku Dian, aku tidak bermaksud hanya saja pikiranku menuju ke arah sana" Ucap Reni, tentu saja ada rasa bersalah di hatinya ketika mengatakan hal itu apalagi saat ini wajah Diandra sangat begitu pucat.

tiba-tiba gadis cantik dengan tubuh langsing itu menjatuhkan badannya di tubuh Reni, sontak saja hal itu membuatnya segera berteriak hal itu langsung mendatangkan sang suami yang baru saja berjalan ke arah mereka.

"Ada apa?" Tanya Riandi begitu panik ketika melihat bahwa keponakannya itu tengah ada di pangkuan istrinya dengan tak berdaya.

"Dia tadi muntah-muntah dan sekarang dia pingsan wajahnya sangat pucat coba segera bawa dia ke rumah sakit aku tidak ingin dia mati dalam keadaan seperti ini" Ucap Reni dengan sangat begitu panik hal itu membuat Riandi langsung membopong tubuh mungil gadis itu ke arah mobil mereka.

Rayan yang melihat kejadian itu dari atas tangga hanya bisa memandangnya dengan tak percaya, jujur saja ada rasa penyesalan di hatinya namun hal itu semua sudah terjadi penyesalan pun tidak ada gunanya lagi. ingin rasanya mendampingi wanita yang ia lukai itu berada di rumah sakit namun, iya tidak berani apalagi melihat tatapan kedua orang tuanya yang sangat sangat tidak bersahabat padanya.

Dion, yang melihat kejadian dan kepanikan yang dialami keluarga Riandi itu memandangnya dengan tidak percaya diri, apalagi yang terjadi pada wanita yang kini menjadi pacar pura-pura nya itu rasanya hatinya semakin karuan lagi lagi hal yang menyesakkan ada di hatinya entah apa yang terjadi sepertinya dia mulai merasakan apa yang dirasakan wanita itu ketika mengalami kesulitan.

Setelah memastikan mobil Mereka pergi dia memilih untuk mengikuti mobil mereka, Dion yang gelagapan memilih untuk menancapkan sama seperti yang dilakukan Riandi yang berada tepat di depan mobil Dion.

setibanya di rumah sakit, Reni melihat dengan jelas bahwa mobil dia mengikuti mobil mereka hal itu membuat kecemasan di hati ini semakin memuncak Bagaimana jika pria itu mengetahui bahwa Diandra sedang mengalami masalah yang tidak biasa.

Reni tetap memilih seperti tidak tahu apa-apa, suster segera membawa bankar untuk membawa Diandra ke IGD. sementara ini segera mendampingi Diandra, memastikan bahwa gadis itu tidak apa apa, dan ketakutan yang ditakuti mereka hanyalah ketakutan belaka bukan hal yang benar benar menjadi kenyataan.

20 menit berlalu akhirnya sang dokter selesai memeriksa Diandra, lalu memanggil Riandi dan juga Reni memasuki ruangan dokter tersebut. Reni sudah yakin bahwa apa yang dikatakan dokter itu sama dengan apa yang dia takuti, namun dia tetap berusaha untuk menepis keyakinannya itu.

"apakah kalian kedua orang tuanya?" tanya dokter itu sedikit cemas karena, ia mengetahui bahwa pasien itu masih berada di usia yang sangat muda, bahkan dokter itu sama sekali tidak melihat ada suaminya di sana.

"kami walinya kebetulan orang tuanya sudah meninggal" terangkan yang tak sabar lagi menunggu hasil apa yang dikatakan oleh dokter itu.

"sebelumnya saya tidak tahu apakah ini akan menjadi kabar bahagia atau tidak untuk kalian, tapi apapun hasilnya Saya harap ini menjadi kabar yang bahagia untuk kalian, karena sebentar lagi kalian akan mendapatkan. Diandra tangga mengandung dan usia kandungannya kini menginjak 2 minggu" Ucap Dokter tersebut dengan senyum bahagianya sementara Reni, kini hanya bisa terdiam sama seperti Riandi keduanya tak mampu berkata apa-apa lagi.

kecemasan dan ketakutan yang mereka rasakan diri menjadi kenyataan Bagaimana bisa, putranya berbuat hal sekonyol itu rasanya ingin sekali mengajar putranya habis-habisan.

"ini kabar gembira kan untuk kalian?" Tanya Dokter itu memastikan kepada kedua orang yang berada dihadapannya itu. Reni memasang senyum di kikuknya, tidak mungkin ia membuka aib keluarganya ini kepada dokter ini, ia memilih menganggukkan kepalanya meskipun sedikit terlihat sangat begitu canggung.

"Dok, kami mohon rahasiakan ini semua dan jangan beritahukan ini kepada siapapun jika ada yang menanyakan tentang putri kami" Ucap Reni, yang baru sadar bahwa sedari tadi dia mengikuti mereka dari belakang.

"Baik Bu, sudah kewajiban kamu untuk merahasiakan pasien dari siapapun" Ucap Dokter itu, kemudian tersenyum manis ke arah Reni dan Riandi, Riandi yang tidak mampu lagi mengucapkan sepatah kata hanya mampu melihat polos ke depan. bisa bisanya dia menjadi orang tua yang gagal mengurus anaknya.

"tapi anak Diandra yang berada di kandungannya baik-baik saja kan dok tidak terjadi apapun kepadanya?" Tanya Reni berbasa basi, biarpun sebenarnya dirinya mengharapkan bahwa dokter itu berkata bahwa anak Diandra sedang celaka

"kondisi ibu dan anaknya dalam keadaan sehat, di usianya yang masih sangat muda hal itu maklum membuat dia sedikit lemah, apalagi kandungannya juga masih sangat muda baru 2 minggu. tentu saja segala kendala akan ia rasakan, jangan buat dia terlalu lelah maka itu akan membahayakan kandungannya. namun sejauh ini saya tidak melihat kelemahan yang menonjol pada kandungannya" terang dokter itu

"Kalau begitu, kami permisi dulu dok, kami ingin melihat Bagaimana keadaan diandra di sana" Ucap Reni